THREE

4.4K 261 4
                                    

C UNTUK CAKRA - THREE -

***

Brianna berangkat pagi-pagi sekali hanya untuk membalas dendam nya kepada Cakra. Semalam setelah mengingat wajah cowok itu, Brianna baru sadar kalau Cakra memakai seragam persis seperti dirinya. Itu artinya, Cakra juga bersekolah ditempat yang sama dengannya.

"Pagi ma, pa." Sapa Brianna kepada Ayah dan Ibu nya saat sampai diruang makan.

"Pagi, sayang." Balas kedua orang tua itu secara bersamaan.

"Kakak gak disapa nih?"

"Oh iya lupa. Pagi kak Bian tersayang."

"Pagi juga dek." Ujar Bian seraya mengacak rambut adik kesayangannya itu.

Brianna cepat cepat mengoleskan selai kacang diatas roti nya. Lalu memakan nya dengan lahap.

"Pelan pelan, Na." Tegur Fathur, ayah Brianna.

"Iya, Pa."

"Kak." Panggil Brianna

"Iya?"

"Kenal gak sama yang namanya Cakra Dervano?

"Kenal lah dek. 'Kan dia itu teman olimpiade nya aku."

"Dia kelas berapa?"

"XII.IPA 2"

"Ooh."

"Memang nya kenapa kamu tanya Cakra?" Tanya Bian, yang mulai curiga pada adiknya itu.

Brianna berpikir keras mencari alasan, "Eum itu Vera! Iya Vera, dia curhat ke Nana terus tentang Cakra."

"Gitu ya?" Tanya Bian lagi, sedikit tak yakin.

"Iya kak."

Fathur dan Liana menatap selidik kearah Brianna, tak yakin akan jawaban gadis itu. Kedua orang itu takut anak bungsu nya terkena masalah.

"Nana gak apa apa ko ma, pa." Brianna seakan mengerti arti dari tatapan orang tuanya.

"Nana berangkat dulu ya ma, pa, kak Bian. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

"Hati-hati Na, jangan ngebut bawa mobil." Ujar Bian mengingatkan.

"Iya."

Sebenarnya ucapan Brianna hanya untuk menenangkan Bian dan kedua orang tuanya. Nyatanya tidak ada kata pelan jika Brianna mengendarai mobil.

Brianna terus memikirkan bagaimana cara balas dendam kepada Cakra agar cowok itu tidak lagi bersifat sombong. Gadis itu terus bergelut dengan pikirannya sampai mobil miliknya memasuki gerbang sekolah diikuti oleh mobil sport yang familiar dimata Brianna.

Kayak mobilnya si cowok songong itu, mending gue samperin aja deh -batin Brianna.

Dan ternyata benar itu adalah mobil Cakra, si cowok songong yang benar benar menyebalkan bagi Brianna. Terlihat dari bagaimana histerisnya para siswi yang ada di parkiran sekolah.

"Heh cowok songong! Gimana rasanya kena batu kemarin?" Sapa Brianna dengan senyum jahil.

Cowok hanya menatap Brianna dengan datar. Seolah tak ada apa apa. Dan itu justru semakin membuat Brianna kesal. Ia menghentakkan kedua kaki sambil menggurutu. Gagal sudah rencananya menjatuhkan rasa percaya diri Cakra.

Sedangkan Cakra, cowok itu tersenyum sinis melihat tingkah Brianna. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke kelas XII IPA 2.

***

Sampai di dalam kelas, Brianna langsung melemparkan tas nya seraya menggurutu pelan. Vera, sahabatnya yang melihat itu hanya menaikkan sebelah alisnya dan melanjutkan aksi menyontek pr salah satu teman kelas nya. Karena Brianna tidak bisa dimintai tolong jika mengangkut tentang pr matematika.

"Dasar cowok songong! Kesel gue sama lo!"

Vera berdecak sebal, "Kenapa lo? Biasanya datang langsung senyum senyum gak jelas. Lah sekarang malah cemberut."

"Gue kesel banget, Ra. Masa tuh kemarin pas gue mau makan siang di foodcourt ada cowok yang nabrak gue tapi dia gak mau minta maaf. Yaudah gue lempar aja kepalanya pakai batu biar mampus."

"Terus tadi diparkiran gue panggil, dia malah natap datar seolah gak terjadi apa apa. Kesel gue!" Lanjut Brianna.

"Nana, lo gak berhak marah dong sama dia. 'Kan dia nabrak lo tuh, terus lo lempar kepalanya dia pakai batu. Jadi impas kan? Dan sekarang lo masih berharap dia minta maaf? Aneh banget."

"Lo juga nyebelin ih, bela dia atau gue sih?"

"Gue gak bela siapa siapa sih. Siapa sih tuh cowok?"

"Kalau gak salah namanya itu Cakra. Eumm.. iya Cakra. Cakra Dervano Wirata."

Spontan Vera langsung membelalakkan kedua matanya, "Siapa tadi? Ulangi coba?"

"CAKRA DERVANO WIRATA." Brianna memperjelas ucapan nya.

"Gila ya lo, ngapain coba berurusan sama tuh cowok es. Kalau lo berharap dia minta maaf, sampai kiamat pun gak bakalan terjadi."

"Siapa sih tuh cowok?"

"Dia itu Cakra Dervano Wirata, badboy yang sering banget dijuluki dingin. Ya memang dari sananya dia dingin. Lo mending jangan macem macem deh. Dia itu punya banyak fans, dan semua nya agresif. Lo ingat kan 2 minggu yang lalu, pas kak Cakra dijemur sama Pak Tanto?"

"Iya gue inget. Dia hina kakak kelas yang namanya kalo gak salah itu Faya."

"Bener banget. Mending lo gak usah macem macem."

"Jadi dia itu famous toh disekolah ini, tapi kok gue gak kenal ya?"

"Ya lo sih, terlalu sibuk sama pelajaran."

"Gue belajar buat masa depan juga kali, Ra."

"Terserah lo."

"Gue ada ide!" Seru Brianna.

"Ide apaan?"

"Sini gue bisikkin."

Seketika wajah Vera memucat mendengar apa yang dibisikkan oleh sahabatnya. Ia menggelengkan kepalanya tanda tak mau ikut dalam rencana konyol itu.

"Gila lo, gak mau gue!"

"Yaah Vera, please! Lo kan sahabat gue yang paling baik, udah cantik, pintar, kesaya-

"Udah udah gak usah sok muji muji. Mau muntah gue denger, lo kalau ada mau memang gini ya."

Brianna hanya cengengesan, "Jadi gimana mau bantuin gue gak?"

"Hm."

"Hore! Akhirnya gue bisa balas dendam ke cowok songong itu." Teriak Brianna histeris. Sedangkan Vera hanya menggelengkan kepalanya pelan. Entah apa saja lah yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.

BBS (1) : CAKRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang