TWENTY ONE

2.4K 123 3
                                    

Los Angeles, Amerika Serikat

Disebuah tempat, dibawah temaram nya sebuah lampu yang digunakan untuk menerangi ruangan 5 x 5 itu. Cahaya bulan dan bintang tak bisa menembus, dikarenakan tidak ada jendela yang terpasang. Seorang wanita berambut ombre berteriak kencang. Ia mengikat dirinya disebuah kursi di ruangan yang kosong tersebut. Hanya ada dirinya juga kenangan basinya bersama sang pujaan hati yang telah pergi memilih kekasih hati yang baru.

Teriakannya menggema di seluruh ruangan. Kemudian kembali terdengar ke telinga nya lagi dalam sepersekian detik. Hatinya sakit. Kenangannya telah basi. Dua tahun lalu adalah hal terbodoh yang pernah dilakukannya pada sang pujaan hati.

Gadis itu menunduk menatap tungkai kakinya yang telah terluka. Terasa perih, terkena setetes air mata. Darah bercucuran dari pergelangan tangannya, sebab gadis itu menyayat nadi nya.

Pintu berwarna kecoklatan itu terbuka, disana seseorang cowok berparas tampan berdiri menatapnya miris. Rambut blonde nya sangat kontras dengan kulit putih nya yang seperti kapas.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya panik.

"Berhenti disitu! Atau aku akan bunuh diri didepan mu."

"Berhenti melakukan hal itu. Biarkan Cakra pergi, dia bukanlah untukmu. Please look at me, I'm standing here for you. "

"Aku tau, tapi aku tidak menginginkan mu. Aku masih mencintai Cakra, namun dia sudah meninggalkan ku."

Laki laki itu berdecak kesal, pemilik rambut blonde dengan sigap segera memeluk saat gadis itu lengah.

"Dengarkan aku. Cakra sudah bahagia dengan kekasihnya. Aku juga tak ingin melihatmu tersakiti."

"Kau mau aku tak tersakiti? Bisakah kau berjanji padaku untuk melakukan apa saja asalkan aku tak tersakiti?"

Laki laki itu mengangguk perlahan.

"Pisahkan Cakra dengan jalang itu!

"Tidak bisa1" sanggah laki laki itu, "Dia adalah-

"Bukankah kau sudah berjanji? Ataukah kau mau melihatku mati disini?"

Laki laki itu menatap gadis yang ada dihadapannya dengan horror. Ia tak percaya gadis dihadapannya ini bermain licik.

"Kau mencintai ku?"

"Ya. Aku mencintai mu."

"Lalu?"

"Kau memintaku untuk memisahkan nya dengan kekasihnya, dan itu tidak bisa kulakukan!"

"Bukankah kau mau melakukan apa saja untuk ku?"

"Apa saja, asalkan hal itu tidak bersangkutan dengan-

"Aku akan bunuh diri didepanmu sekarang juga!"

Pisau yang akan mendarat di dada sebelah kiri gadis itu terhenti, "Baiklah, akan kulakukan untukmu."

***

Cakra menatap ponsel dengan lekat. Ia menimbang nimbang akan menghubungi kekasihnya yang baru saja diantarkan beberapa jam yang lalu. Sudah berkali kali ia mengecek status kontak gadis itu, dan ternyata kekasih nya sedang online.

"Chat gak ya?" sejenak Cakra berpikir bahwa dirinya ini sedikit labil. Mungkin karena efek baru menjalin hubungan kembali.

"Ah, chat aja dah."

CakraWirata : Na

25 menit ... tidak ada balasan sama sekali dari Brianna. Kemungkinan besar Brianna telah terlelap.

BBS (1) : CAKRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang