TWENTY FOUR

2K 137 3
                                    

Brianna baru saja keluar dari LAB. Ia berdiri didekat mading -menunggu Vera yang sedang berbicara dengan guru Fisika mereka- . Pandangan gadis itu menyapu segala yang ada dihadapannya. Termasuk Cakra. Dari arah timur, Cakra berjalan dengan wajah datarnya, ditemani oleh Bimo juga Vero. Seketika pandangan mereka bertemu, Brianna tersenyum dan dibalas oleh Cakra.

"Lo berdua pergi duluan aja." intrupsi Cakra.

"Lho, kok gitu sih?" sahut Bimo.

"Ikutin aja sih maunya Cakra." ucap Vero sambil menarik bahu temannya itu.

"Kita pergi dulu, Kra." pamit mereka berdua.

"Hm."

Cakra kembali menatap Brianna, "Ngapain disini?"

"Nungguin Vera, masih dipanggil sama Pak Arifin."

"Mau kantin bareng gak?"

"Kamu duluan aja deh, gak enak sama Vera."

"Aku tungguin sampai Vera keluar ya."

"Kamu ke kantin aja, emangnya gak lapar?"

"Kamu juga lapar kan?" tanya Cakra.

Bertepatan dengan itu, suara dari perut Brianna membuat keduanya diam. Brianna yang diam karena menahan malu, sedangkan Cakra yang diam karena tak ingin membuat kekasihnya semakin malu.

"Laper, kan." ucap Cakra sambil tersenyum jahil.

"Gak kok cuma kembung aja."

"Bohong."

"Ih, Cakra." Brianna menutup wajahnya yang memerah karena malu.

Cakra membawa Brianna untuk duduk, dan merangkul bahunya. Semua murid yang ada dikoridor menyaksikan mereka berdua. Tiba tiba saja, Vera keluar dengan tergesa gesa.

"Na, lo ke kantin duluan aja deh. Gue ditugasin sama Pak Arifin buat jadi pengawas kelas X yang lagi ujian."

"Yaudah deh, gue pergi dulu."

"Kak Cakra, jagain temen aku ya."

"Tanpa lo minta, gue juga bakalan jagain dia."

Keduanya berjalan sambil berpengangan tangan. Sebenarnya hanya Cakra yang menggenggam tangan Brianna, sedangkan gadis itu hanya pasrah. Ia takut akan pandangan mengintimidasi dari para kakak kelas yang tak suka dirinya menjalin hubungan dengan Cakra. Sebab mereka adalah fans Cakra, orang orang yang berharap bisa dekat atau bahkan berpacaran dengan Cakra.

Cakra seolah tau itu. Ia semakin menggenggam erat telapak tangan Brianna.

"Tenang, ada aku."

Brianna membalasnya dengan tersenyum. Sampainya dikantin, Brianna segera mencari tempat duduk andalan sementara Cakra pergi untuk memesan makanan. Dari kejauhan ia bisa melihat seorang gadis yang beberapa hari lalu ditabraknya dan membuat Cakra naik pitam.

"Hai, kak."

"Hai juga, Ath."

"Aku boleh gabung gak?"

"Boleh kok, duduk aja."

"Hm, kak. Aku mau curhat, boleh gak?"

Ia bingung. Ada ada saja adik kelasnya ini. Bukannya sombong atau sejenisnya, namun Brianna merasa kalau Athena bersikap seperti sudah akrab dengannya sejak dulu. Itu membuat Brianna tak bisa mengimbangi sikap Athena.

"Boleh aja, mau curhat tentang apa? Pacar? Atau orang yang kamu suka?"

"Sebenarnya mantan sih kak. Aku cuma mau tanya aja pendapat kakak tentang ini. Gimana rasanya hati kakak kalau perjuangan kakak gak berarti?"

BBS (1) : CAKRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang