FIVE

3.7K 231 2
                                    

C UNTUK CAKRA - FIVE -

***

Jakarta, 12 Maret 2015

Malam ini, Cakra sedang berjalan-jalan di taman kota sendirian. Hanya berjalan-jalan. Cowok itu tak berniat membeli apapun yang dijajakkan disekitarnya.

Mata elang Cakra menangkap sebuah pemandangan yang sedikit familiar. Sekitar 100 meter dari tempat nya berdiri, terlihat seorang gadis yang sedang menangis tergugu sambil memeluk kedua lututnya. Gadis itu, Cakra kenal.

3 hari yang lalu, ditaman ini juga hubungannya dengan gadis itu hancur. Tanpa penjelasan. Cakra merasa tak ada masalah, tetapi entahlah dengan gadis itu. Cakra tak tau juga tak paham.

Semakin lama isakan gadis itu semakin keras seiring dengan tungkai kaki nya yang berjalan mendekati.
Hati nya tergerak untuk memeluk gadis itu. Tetapi itu sangat bertolak belakang dengan pemikiran. Ego yang terlalu tinggi membuat Cakra berbalik kearah semula.

Samar-samar ia mendengar ucapan gadis itu dalam tangisnya.

"Ca-Cak... Kra. A..ku minta ma- af."

"Cakraaa.. a..ku sayang sama kamu."

Di keheningan malam, hati Cakra terkoyak. Karena gadis itu. Entah apa yang dipikirkan, jika dia mencintai Cakra mengapa harus memutuskan hubungan? Ada apa sebenarnya?

Berbagai pertanyaan sudah bersarang diotak cerdas Cakra, perlahan ia berbalik. Setengah berlari Cakra menghampiri gadis itu. Saat tepat berada di depannya, isakan gadis itu tak terdengar lagi. Mungkin karena ia tahu ada seseorang dihadapannya.

Gadis itu mendongakkan kepala nya menghadap Cakra. Menatap dengan penuh keterkejutan.

"Cakra?"

Cakra diam. Menatap dalam pada manik mata coklat itu.

"Cakra?" Panggil gadis itu sekali lagi.

"Apa" Datar. Seperti bukan pertanyaan ataupun jawaban.

"Kamu ngapain disini?"

Cakra memutar tubuh nya membelakangi gadis itu. Menatap penuh arti pada bintang-bintang yang samar menampakkan cahaya nya.

"Ini tempat umum."

"Kamu gak apa apa?"

Bodoh. Pertanyaan yang sangat bodoh. Jelas Cakra kenapa kenapa. Setelah berapa lama menjalani hubungan dengan gadis itu, dan akhirnya diputuskan secara tiba tiba tanpa ada penjelasan. Apa perlu ditanyakan lagi rasanya?

Cakra lebih memilih bungkam. Hati nya terlalu sakit jika harus berbicara mengenai perasaannya sekarang.

"Cakra, jawab aku!"

Lagi. Cakra tak menjawab. Ia lebih memilih pergi dari tempat itu, walaupun teriakan demi teriakan menggema di gendang telinga nya.

Sepenggal ingatan masa lalu kembali menghantui Cakra. Bulir-bulir keringat jatuh bebas dipelipis cowok itu. Berat rasanya kalau mengingat kejadian yang membuat kita hancur. Cakra, cowok itu berusaha bangun dari tempat tidur tetapi seketika rasa pening menderanya.

"Aah." Erang Cakra saat membuka mata dan melihat apapun disekitarnya seperti berputar.

Terdengar suara knop pintu yang terputar. Entahlah Cakra tidak tau siapa itu, rasa pening itu melemahkannya. Bahkan untuk membuka mata saja sulit.

BBS (1) : CAKRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang