"Jeong" panggil Mira
"Iya Mira?" Jawab sejeong masih fokos pada smartphone-nya itu.
"Jawab dengan jujur-"
"Astaga Mira!! Mingyu mau ngajak aku kencan. Bagaimana ini? Apa aku mulai rencanaku sekarang?"
"Yakkk Kim Sejeong aku belum selesai bicara!!"
"Bagaimana ini?" Sejeong masih menghkawatirkan ajakan Mingyu.
"Kim Sejeong dengarkan aku. Aku tau masalahmu, aku tau rasa takutmu, aku tau semua perasaanmu. Kau tau kenapa?"
"Karena kau temanku" masih sibuk dengan smartphone-nya.
"Dan apa yang aku tidak tau darimu?"
"Hubunganku" Jawab sejeong asal ceplos.
Semilir angin menerpa dedaunan yang ada di tempat itu, tempat begitu sejuk dan nyaman untuk berisirahat saat pikiran lelah dengan semua materi. Dua orang siswi tengah duduk di bangku taman dengan saling tatap, yang satu menatap dengan cemas takut kebenarannya terbongkar dan yang satunya lagi menatap dengan penuh penasaran.
"Aku sudah menduganya pasti hubunganmu dengan Taehyung lebih dari sahabat. Apa kalian pacaran?"
"Tidak!!"
"Kalau begitu apa kalian sudah menikah?" Tanya Mira secara dalam.
"Ma..mana mungkin" sejeong gugup
"Kau berbohong. Aku sudah mengenalmu sejak SMP. Kau akan memalingkan pandanganmu dan mengepalkan tanganmu saat kau bebohong."
"Maafkan aku Mira. Bukan maksudku untuk merahasiakan ini darimu tapi..."
"Aku tahu kau pasti mempunyai alasan tersendiri. Dan untuk masalah yang kau hadapi ini lebih baik kau menceritakannya sama Taehyung"
"Aku tidak bisa melakukannya"
"Kenapa tidak bisa? Dia sekarang sudah menjadi bagian dalam hidupmu."
"Jika aku mengatakannya dia tidak akan tinggal diam, dia bisa saja langsung membunuh Mingyu. Tapi sebelum itu terjadi berita itu akan tersebar dan usaha ayahku akan hancur dalam sekejap mata." Sejeong mulai menangis.
"Lalu bagaimana dengan perasaan Taehyung? Dia juga akan hancur"
"Aku tahu itu. Soal perasaannya yang hancur gara-gara aku, aku akan mencoba untuk menyembuhkan lukanya"
"Memang benar luka itu bisa disembuhkan, tapi itu akan meninggalkan bekas dan bekasnya sulit untuk disembuhkan Jeong"
"Aku bisa menutupinya"
"Serapat apapun kau menutupinya, bekas luka itu akan terbuka kembali, rasa sakit yang kau beri akan teringat kembali"
Sejeong tidak mampu lagi untuk berbicara, yang dikatakan Mira ada benarnya juga.
"Aku temanmu, aku ingin memberikanmu saran yang terbaik. Pikirkanlah itu Jeong" Mira menggenggam tangan Sejeong lalu pergi meninggalkan Sejeong sendiri.
Kesejukan yang dibawa oleh sang angin, kemilau cahaya yang dipancarkan mentari, kicauwan indah yang dibawakan burung-burung nyatanya tidak mampu membuat kebahagian dalam hati Sejeong. Hanya kebingungan dan ketakutan yang dia rasakan. Keputusannya yang berat telah dia ambil, resiko yang besar juga telah menantinya dimasa depan. Dia hanya mampu berdoa kepada Tuhan agar orang yang dicintainya masih tetap berada disampingnya.
"Ini keputusanku. Aku tidak akan menyesal dengan keputusan yang telah aku ambil. Jika aku merasakan sakit yang teramat dalam, rasa itu bukan sebuah penyesalan tapi sebuah pengorbanan." Kim Sejeong menghapus sisa air mata yang telah mengering karena diterpa angin, dia bangkit dan berlalu pergi.
.
.
.
.
.
.
"Kau sudah siap?" Tanya Taehyung pada istrinya yang masih sibuk menata dirinya di depan cermin."Sebentar lagi"
"Tidak usah terlalu cantik. Kita pergi bukan untuk berkencan"
"Aku tahu. Aku hanya ingin terlihat cantik di depan ayah dan ibumu"
"Dulu waktu kecil kau selalu datang ke rumah orang tuaku dengan pakaian kotor dan badanmu bau keringat" ledek Taehyung
"Yakk bajuku kotor karena aku jatuh saat bermain kejar-kejaran denganmu dulu!!" Masih sibuk merias wajahnya.
Taehyung datang menghampiri Sejeong memeluk dari belakang menempelkan dagunya ke pundak Sejeong.
"Kau cantik apa adanya, tanpa maupun dengan make up. Dulu, sekarang dan masa yang akan datang masa dimana kulitmu akan menjadi keriput dan rambutmu akan memutih, dimataku kau akan tetap terlihat cantik. Sekarang mari kita pergi menemui orang tuaku. " Taehyung menggandeng tangan istrinya. Degupan kencang melanda jantung Sejeong, kalau saja dia tidak mampu mengontrol dirinya mungkin dia sudah pingsan saat ini juga.
Suasana bisingnya jalan raya yang penuh kendaraan bermotor yang berlalulalang tidak sebising pikiran di kepalanya detakan di jantungnya. Saat ini Sejeong berasa terbang ke atas awan yang penuh akan bintang-bintang. Di dalam mobil Sejeong tersenyum sendiri seperti orang kurang waras.
"Apa kau sakit? Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Taehyung yang menyadarinya langsung memegang dahi Sejeong.
"Aku bisa tersenyum, hanya dengan mengingat apa-apa yang tersisa di kepala. Fokus saja menyetirnya"
"Cihh tersisa? Seperti sampah" umpatan lirih Taehyung dan kembali fokus ke jalan raya.
"Aku dengar itu Kim Taehyung!!" Sejeong menatap tajam Taehyung dan hanya dibalas dengan senyuman kotak khas Kim Taehyung.
Kim Taehyung "BTS"
Kim Sejeong "Gugudan/Ex-IOI"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt You
Фанфик"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."