Hurt U #2

670 63 4
                                    

"Hai Sejeong" suara khas laki-laki memanggil nama Sejeong, sontak Sejeong pun melirik ke sumber suara.

"Hai Gyu" balas Sejeong dengan senyumannya yang masih melekat sejak dari parkiran.

Laki-laki itupun ikut tersenyum saat melihat senyuman Sejeong. Di belakang Sejeong ada seseorang yang kini tengah menyaksikan adegan yang menurutnya menyebalkan hingga membuat senyum di bibirnya berubah menjadi tatapan tidak suka. Saat melewati laki-laki yang memanggil istrinya tadi tatapan Taehyung berubah menjadi sinis.

"Ada apa dengannya? Aneh" kata laki-laki itu heran setelah melihat tatapan Taehyung.

Sesampainya di dalam kelas Taehyung langsung mengutarakan ketidaksukaannya terhadap laki-laki yang dipanggil Gyu itu oleh Sejeong.

"Jeong" panggil Taehyung

"Nde Tae" menengok ke belakang ke arah bangku Taehyung.

"Aku tidak suka melihatmu tersenyum didepan Si Hitam itu"

"Siapa? Mingyu?"

"Iya itu siswa kelas sebelah. Aku tidak suka"

"Kalau tidak suka ya jangan dilihat" jawab sejeong enteng.

"Tapi aku punya mata yang masih normal..."

"Baguslah kalau begitu" sejeong memotong pembicaraan Taehyung

"Yakk aku belum selesai bicara!!"

Sejeong mencondongkan kepalanya mendekati Taehyung.

"Dengar baik-baik Tae.. aku sekarang istrimu kau tidak perlu takut kehilanganku. Soal mingyu, kau taukan dia hanya masalaluku dan kau masa depanku" kalimat itu diakhiri dengan senyuman yang begitu menawan dan langsung kembali menghadap ke depan.

Mendengar perkataan sejeong, ada sesuatu yang berdetak begitu kencang. Taehyung memegangi dadanya.

"Aku tau itu. Tapi apakah hatimu menerimaku sebagai suamimu? Sedangkan aku tau betul betapa kamu menyukai orang itu" batin Taehyung.

Taehyung sangat mengenal sejeong, karena mereka berteman sejak kecil sejak usia mereka masih enam tahun. Sejak itu mereka selalu bersama sampai saat ini. Selama itu pula mereka selalu bercerita segala hal yang mereka lakukan dan mereka rasakan. Tapi semenjak menginjak masa SMA sifat Taehyung berubah menurut sejeong. Dia lebih mengatur sejeong, dia selalu ikut campur dengan urusan sejeong, dia selalu mengganggu sejeong saat sedang bersama teman prianya. Itu membuat sejeong kesal dengan taehyung. Semenjak itu mereka selalu bertengkar.

"Hai Tae.. sepertinya kau dan sejeong sudah baikan" kata jimin membangunkan taehyung dari lamunannya.

"Ya seperti itulah" jawab taehyung dengan cengiran khasnya.

"Sudah jangan dipikirkan, nanti juga istrimu akan membuka hati untukmu" sepertinya jimin tahu betul apa yang ada dipikiran taehyung.

"Iya jim"

Pernikahan taehyung dengan sejeong tidak ada yang tahu kecuali jimin. Pernikahan mereka diadakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak. Sedangkan jimin adalah sepupu dari taehyung jadi dia tahu tentang pernikahan itu.

Pelajaran dimulai, tapi semua siswa tidak semuanya mendengarkan penjelasan sang guru. Ada yang membaca novel, menggambar, bermain game, bahkan ada yang tidur. Penjelasan sang guru mengenai rumus matematika itu dianggap oleh sebagian siswa sebagai angin lalu yang lewat begitu saja.

"Arghhh ini sangat membosankan" keluh seorang siswa.

"Seharusnya kau tidak mengatakan itu. Kau tau kan guru kita itu pendengarannya sangat tajam"

Tiba-tiba guru itu menggebrak meja dengan penggaris kayu miliknya.

"Yakk cho kyuhyun, kim taehyung kalian tidak mendengarkan penjelasanku hah?!!" Tanya sang guru mapel.

"Ka..kami mendengarkan kok pak" ujar kyuhyun berdusta. Selama pelajaran dia hanya tidur, sekali bangun hanya untuk mengganti posisi.

"Baguslah kalau begitu. Sekarang maju kerjakan soal didepan!"

"Apa?!!" Kyuhyun kaget.

"Kenapa kau tidak bisa?!"

"Bukan begitu..." kyuhyun menggantungkan ucapannya saat mendengar bel istirahat berbunyi.

"Itu karena bel sudah berbunyi aku harus ke kantin aku sangat lapar. Permisi pak" lanjut kyuhyun dan langsung lari ke kantin.

"Yak cho kyuhyun!!"

Taehyung yang melihat adegan tadi hanya bisa menahan tawanya saja dan bersyukur karena bukan dia yang disuruh untuk menyelesaikan soal yang didepan.

"Tae.. aku ke kantin duluan ya sama mira" pamit sejeong.

"Iya nanti aku nyusul" taehyun segera membereskan buku yang ada di mejanya dan langsung menyusul sejeong ke kantin.

Taehyung sampai dikantin dan dia langsung duduk disebelah sejeong tapi dengan perasaan sebal. Bagaimana tidak, sejeong sendiri yang bilang kalau dia ke kantin bersama Mira tapi nyatanya dia duduk berdua dengan Mingyu si hitam yang sok kecakepan itu.

"Hai Tae" sapa ramah mingyu

"Hemm" jawab taehyung

"Kau mau makan apa?" Tawar sejeong ke taehyung.

"Aku mau minum saja lah"

"Aku pesankan jus alpukat sama dengan mingyu ya. Mingyu juga suka sama jus alpulkat"

"Gak usah aku beli pepsi saja"

"Ahh baiklah"

Taehyung benci dengan situasi yang seperti ini dimana taehyung hanya menjadi 'obat nyamuk' diantara sejeong dan mingyu. Mereka tersenyum dan tertawa bersama membuat taehyung semakin kesal. Taehyung meremas kaleng pepsinya.

"Hatiku sakit saat melihatmu tertawa dan bahagia bersama orang lain, tapi aku akan lebih sakit jika kau bersama denganku dan tidak bahagia" batin taehyung dan pergi begitu saja sambil menahan rasa sesak di dada. Sejeong hanya melihat kepergian taehyung dengan bingung.

"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."

Hurt YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang