Sejak kejadian di kantin sikap taehyung berubah. Di kelas pun dia tidak banyak bicara jika ada yang bertanya dia juga menjawab seadanya. Bahkan jimin pun bingung dibuatnya. Tidak biasanya taehyung berdiam diri seperti ini, kalau ada apa-apa pasti dia minta pendapat dari jimin. Sisa jam pelajaran dilalui taehyung dengan berat hati. Pikiran dan perasaan dia sudah tidak lagi bersahabat dengan keadan kelas yang membosankan seperti ini. Di rumah pun sama dia banyak diam tidak seperti biasanya yang selalu meributkan hal-hal sepele dengan sejeong.
"Kau kenapa Tae? Dari siang kau diam terus" tanya sejeong cemas.
"Tidak apa-apa"
"Kenapa kau sekarang banyak diam?" Tanya sejeong lagi.
"Karena aku tidak banyak berbicara" jawab taehyung enteng.
"Yakk!! Kalau itu aku juga tau"
"Kalau tau kenapa bertanya?" Taehyung pergi meninggalkan sejeong.
Sejeong merasa ada yang aneh dengan taehyung. Kemudian sejong berlari menghampiri taehyung dan menghentikan langkah taehyung. Segera sejeong meletakan telapak tangannya ke dahi taehyung.
"Tidak panas" kata sejeong.
"Lepas" taehyung menepis tangan sejeong dan melanjutkan langkahnya tapi sejeong menahan tangan taehyung.
"Kau kenapa? Ada masalah apa? Cerita sama aku!!" Sejeong mulai kesal. Tapi taehyung hanya diam.
"Yak jawab Kim Taehyung!!"
"Kenapa kau selalu berteriak!!" taehyung mulai bersuara.
"Karena kau membuatku kesal!!"
"Apa aku yang membuatmu kesal?! Bukankah sebaliknya?!!"
"Sebaliknya? Emang salahku apa?"
"Kau bahkan tidak merasa bersalah" taehyung melanjutkan jalannya menuju kamarnya lebih tepatnya kamar mereka. Walaupun mereka menikah karena terpaksa namun mereka tetap tidur dalam satu ranjang.
Kali ini Taehyung benar-benar merasa kesal, pikiran dan perasaannya berkecamuk. Pikirannya masih teringat betul kejadian tadi siang.
"Aghhh kenapa denganku? Kenapa rasanya sakit?" Taehyung memukul-mukul dadanya, setetes butiran bening jatuh mengguyur pipinya.
Terdengar suara pintu terbuka, taehyung buru-buru menghapus air matanya dan merebahkan tubuhnya. Sejeong juga merebahkan tubuhnya disamping taehyung.
"Jika aku salah aku minta maaf, tapi kumohon jangan mendiamiku seperti ini" tidak mendengar satu kata pun dari mulut taehyung, sejeong memutuskan untuk tidur. Taehyung menengok ke sejeong untuk memastikan kalau sejeong sudah tertidur.
"Hatiku sakit" Taehyung mulai bersuara. Sejeong yang semulanya ingin tertidur akhirnya mulai membuka matanya kembali.
"Karena kau tak menganggapku. Aku sakit ketika kau tertawa bahagia bersama orang lain meski kau tau ada aku disampingmu." Lanjut taehyung.
Taehyung kembali mengingat kejadian tadi siang dimana mingyu dan sejeong saling bergenggaman tangan, tertawa bersama, dan bahkan mingyu mengusap sisa saos di bibir sejeong.
"Aku tidak masalah jika kau tidak suka padaku, tapi tolong hargai aku sebagai suamimu." Taehyung sudah tidak kuat menahan rasa sesak di dadanya.
"Rasanya aku seperti air keruh yang tak ingin kau jadikanku sebagai penyegarmu ketika kau merasa kehausan." Mendengar itu sejeong segera memeluk taehyung dengan mata tertutup agar taehyung berfikir sejeong masih tertidur. Kemudian taehyung mulai mengusap rambut sejeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt You
Fanfic"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."