"Senja kembali memerah. Seperti membuka cerita yang dibawa angin. Seperti hendak berkelakar pada teratai di pertengahan danau. Seperti hendak bercerita tentang merahnya luka. Namun juga membariskan lagi harapan-harapan yang sembunyi, seperti senja yang tak pernah pamit kepada siang ketika malam menjelang. Seperti bunga yang tak pernah pamit pada daun ketika ia harus mekar. Seperti itu, aku memcintaimu" Kim Sejeong.
Malam datang lagi dengan membawa gemerlap kelap-kelip dari bintang-bintang dan rembulan menghiasi gelapnya langit. Aktivitas sepasang suami istri itu tidak jauh berbeda dengan pelajar umumnya, ya mengerjakan tugas sekolah. Mereka belajar bersama atau lebih tepatnya Sejeong lah yang belajar sendiri sedangkan Taehyung hanya menyalin saja dan mengganggu Sejeong.
"Tae mana penghapus aku?"
"Aku makan. Hehehe" Taehyung menunjukan senyum kotaknya.
"Muntahkan!!!"
"Tidak" Taehyung membungkam mulutnya rapat. Sejeong kesal, dia berjalan ke arah dapur untuk mengambil sesuatu.
"Cepat muntahkan atau aku belah perut kamu, Tae!!" Sejeong menodongkan pisau yang dia ambil dari dapur.
"Ya Tuhan, sadis sekali istri hambamu ini. Kalau perut aku dibelah dengan pisau yang bagus tidak masalah tapi ini udah pisaunya hitam berkarat lagi" Taehyung pasang raut wajah memelas, mengangkat kedua tangannya seperti orang berdoa.
"Kau sendiri yang membeli pisau murahan ini, cepat kembalikan tugas kita masih banyak Tae" Sejeong merengek sebal.
"Hehehe. Kita harus berhemat Jeong" Taehyung merogoh sakunya mengambil penghapus yang dia sembunyikan di saku celananya.
"Berhemat atau pelit?"
"Dua-duanya" Taehyung lagi-lagi tertawa dengan senyuman khasnya.
Seperti itulah mereka bertengkar seperti anak kecil walaupun sudah berstatus suami istri tingkah mereka tidak bisa dewasa. Kejahilan Taehyung tidak hanya soal penghapus saja, kadang dia menutupi buku latihan soal dengan tangannya, mencoret-coret buku Sejeong, bahkan memrebut paksa buku latihan Sejeong. Sungguh rasanya Sejeong ingin membunuh laki-laki yang berstatus suaminya itu, tapi niat itu dipendam karena dia tidak mau hidup menjanda diusia muda.
Latihan soal yang sebenarnya cukup mudah bagi Sejeong berasa susah karena terganggu oleh aura kejahilannya Taehyung akhirnya selesai juga, sedangkan Taehyung satu soalpun belum dia kerjakan. Saat ini dia tengah sibuk merengek ke Sejeong untuk menyalin jawaban Sejeong. Dia membujuk Sejeong dengan cara akan membelikan dua mangkok ice cream porsi jumbo sepulang sekolah tapi hasilnya nihil. Tapi Taehyung tidak kehilangan akal dia masih punya jurus rahasia yang tidak akan bisa Sejeong tolak yaitu akan melakulan apa yang seharusnya sepasang suami istri lakukan. Sejeong tidak berdaya dengan ancaman Taehyung akhirnya dia menyerahkan buku latihannya. Kemenangan mutlak di tangan Taehyung.
"Kau mau kemana Jeong?"
"Cuci muka, gosok gigi, lalu tidur" Sejeong pergi ke kamar mandi.
"Aku ikut" Taehyung mengekori Sejeong menuju kamar mandi. Setelah itu mereka mengganti baju mereka dengan baju tidur.
"Jeong?"
"Iya?"
"Sudah siap?"
"Apa?"
"Buat balon dari perut kamu. Hehehe"
"Yakkk!!! Enyah kau dari hadapanku!!" Sejeong menendang Taehyung sampai jatuh dari atas tempat tidur mereka. Taehyung merintih kesakitan tapi Sejeong tidak peduli dia malah menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt You
Fanfiction"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."