Rasa lelah masih melekat di tubuh Kim Taehyung hingga membuatnya malas untuk beranjak dari tempat empuk yang ditidurinya ini. Alaram yang diatur untuk pukul 06.00am sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu tapi Taehyung bangun hanya untuk mematikan suara bising itu. Hingga akhirnya suara alaram berjalan berbunyi mendekati Taehyung, ya siapa lagi kalau bukan Kim Sejeong.
"Yakkk!! Kim Taehyung bangun!!!" Sejeong menggoyangkan tubuh Taehyung dengan kakinya. Istri macam apa dia tidak ada sopannya sama sekali.
Taehyung menyingkirkan kaki yang terus mengganggunya sampai sang pemilik kaki jatuh ke lantai. Sungguh mesra pasangan suami istri ini, mereka tidak mainstream lagi tapi main ekstrim.
"Aawww.. aisshhh.. sakit sekali" Sejeong merintih kesakitan. Dia bangun dari jatuhnya, menarik bantal yang digunakan Taehyung untuk menopang kepalanya. Kemudian memukul-mukul Taehyung dengan bantal tersebut.
"Bangun!!! Cepat bangun Tae!!" Sejeong masih membangunkan Taehyung dengan cara sadis itu.
"Yakkk!! Hentikan Jeong!!" Taehyung bangun dari tidurnya dengan memperlihatkan rasa lelahnya. Rambut yang acak-acakan, muka kusut, mata masih merah, bibir pucat. Apa dia baik-baik saja?
"Kau tidak apa-apa Tae?" Sejeong khawatir, ditempelkanya telapak tangan ke dahi Taehyung.
"Tidak apa-apa. Aku hanya lelah"
"Kalau begitu istirahatlah dulu, kau tidak usah masuk sekolah."
"Tidak apa-apa Jeong. Jangan cemas, aku akan tetap masuk sekolah" Taehyung mengelus pipi Sejeong untuk meyakinkan istrinya.
Beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan langkah gontai. Dari belakang Sejeong memandangi suaminya itu kasihan, apa yang dilakukan Taehyung selama sepulang sekolah kemarin? Pertanyaan itu terus saja keluar dari otaknya.
Selagi menunggu Taehyung mandi, sejeong menyiapkan sarapan roti selai. Dia tidak sempat memasak sarapan hari ini karena semalam dia juga kelelahan memijat Taehyung. Dilirik jam dinding oleh Sejeong, sudah pukul 06.45 am itu artinya 15 menit lagi bel masuk akan dibunyikan. Mereka pasti akan terlambat ke sekolah, tapi melihat keadaan Taehyung yang seperti itu Sejeong tidak tega untuk menyuruh Taehyung bergegas.
Orang yang ditunggu akhirnya datang juga, Sejeong membenci Taehyung yang seperti itu. Taehyung mendudukan dirinya dikursi meja makan.
"Kalau kau seperti ini terus lebih baik kau istirahat"
"Aku tahu aku tahu.. aku akan langsung beristirahat di UKS setibanya di sekolah" Taehyung menyantap roti selainya.
"Ya Tuhan!! Cari uang demi sesuap nasi begitu melelahkan. Aku tidak bisa membayangkan betapa lelahnya orang tuaku bekerja untuk menghidupiku selama ini. Ayah, ibu terimakasih" batin Taehyung.
Melihat Taehyung yang juga kurang bersemangat untuk makan membuat nafsu makan Sejeong juga berkurang. Sejeong memikirkan cara agar Taehyung mendapatkan semangatnya lagi. Kemudian Sejeong mengingat kejadian semalam. Sejeong mendekati Taehyung dan mencium pipi kanan Taehyung.
"Apa energimu sudah penuh lagi Tae?" Tanya Sejeong setelah mencium Taehyung. Bukannya menjawab, Taehyung masih diam dalam keadan terkejutnya.
"Tae?" Sejeong menyadarkan Taehyung.
"Belum. Baru dua puluh lima persen yang terisi. Satunya belum" Taehyung menunjuk pipi kirinya, Sejeong mengerti apa yang Taehyung maksudkan. Diciumnya lagi pipi kiri Taehyung.
"Sekarang sudah penuh?"
"Belum, masih kurang. Yang ini belum" Taehyung menunjuk dahinya kemudian Sejeong mencium dahi Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt You
Fanfiction"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."