"Jika manusia ditakdirkan untuk saling mencintai, aku akan mencintaimu.
Jika manusia ditakdirkan untuk saling menyayangi, aku akan menyayangimu.
Jika manusia ditakdirkan untuk saling melindungi, aku akan selalu melindungimu.
Karena apapun yang ditakdirkan Tuhan, semua akan aku lakukan hanya untukmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.-Kim Taehyung-
Tekan tanda bintangnya dulu ya teman^^
Selamat membaca^^
Kegaduhan di depan kelas yang ditimbulkan oleh Kim Taehyung karena sibuk mencari buku tugasnya dan buku tugas Sejeong berakhir dengan hukuman tambahan yaitu tidak mengikuti mata pelajarannya Pak Shin.
Bagi Sejeong itu adalah bencana tapi sebaliknya bagi Taehyung itu adalah anugrah. Kesempatan ini Taehyung gunakan untuk beristirahat di UKS. Taehyung tidak peduli dengam pengurangan nilai atau hukuman lainnya, yang dia pedulikan saat ini kesehatan tubuhnya untuk mencari segenggam receh agar dia dan juga istrinya bisa makan.
Sebenarnya, Taehyung tidak harus bekerja juga masih bisa makan dengan enak. Tapi dia ingin belajar menjadi suami yang baik, berbakti kepada istri, dan melayani istrinya lahir batin.
Sejeong hanya menerima dengan hati yang terpaksa hukuman yang disebabkan oleh suaminya itu. Mau bagaimana lagi? Membela? Dengan apa? Pak Shin tidak membutuhkan pembelaan yang hanya diucapkan lewat kata-kata.
Saat ini emosi Sejeong sudah pada puncaknya hingga dua tanduk berwana merah telah muncul disisi kanan dan kiri kepalanya. Taehyung bahkan hanya bisa sembah sujud untuk meminta pengampunan dari Sejeong. Dasar suami-suami takut istri.
"Kalau kau tidak pelupa pasti ini tidak akan terjadi, Tae."
"Aku bukannya lupa hanya saja bukunya tidak kebawa."
"Kenapa sampai tidak kau bawa?"
"Karena aku lupa tidak memasukannya ke dalam tas."
"Dasar idiot, pelupa, kakek-kakek pikun!!" Sejeong menjewer telinga Taehyung hingga memerah.
"Yakkk!! Telingaku berasa mau lepas." Taehyung memegangi telinganya itu.
"Anggap saja ini caraku untuk mengingatkanmu agar kau selalu ingat membawa buku tugas. Kalau kau sampai lupa lagi kedua telingamu itu akan lepas dari kepalamu."
"Terserah kau saja. Mau kau lepas kedua bola mataku sekalian juga tidak masalah. Asalkan kau jangan pernah melepas hubungan kita hanya karena aku pelupa."
"Jantungku berasa mau meloncat keluar, nafasku sesak, mukaku panas. Oh Tuhan aku hampir mati hanya karena mendengar ucapannya itu" batin Sejeong.
Merasa sudah tidak karuan lagi akan perasaannya Sejeong memilih untuk kembali ke kelas karena jam pelajaran berikutnya akan segera dimulai. Atau lebih tepatnya mencegah agar Sejeong tidak pingsan hanya karena perkataan Taehyung tadi.
"Aku akan kembali ke kelas." Sejeong berpamitan ke Taehyung.
"Yasudah"
"Kau tidak mau ke kelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt You
Fanfiction"Aku tau ini salah, aku akan memperbaiki secepatnya. Setelah itu kita akan berjalan pada cahaya kebahagian dimana hanya ada aku dan kau Tae."