Another Problem

1.3K 25 1
                                    

  Sudah 1 minggu lebih sejak pesta Michelle berlalu. Pesta itu sempurna, begitu juga rencana Kyle dan Erella. Namun Kyle sama sekali tidak menyapa Erella sejak itu. Terakhir kali Kyle menyapa itu pun saat dia mengantarkan Erella pulang. 1 minggu Erella sendiri, padahal dulu dia yang ingin Kyle menjauhi dia. Tapi begitu Kyle udah menjauhi, Erella jadi pingin Kyle mendekati dia. Ada apa sih? Masa Erella bisa suka sama Kyle secepat itu? Tapi dia kan gak murah an! 

  "La! Ngapain sih kamu bengong gitu? Kalo kamu gak mau naget nya, sini aku yang makan!" Kata sahabat Erella, Dina. 

  "Iya La! Sejak kamu di party itu. Kamu jadi kayak gini. Ada masalah ta sama Kyle?" Tanya Adam yang duduk disebelah Dina. 

  "Ngapain juga nyangkut-nyangkut Kyle? Udah ah, gua gapapa kok! Cuma cape aja! Gak lebih! Eh sudah mau kring nih, gua balik kelas dulu ya!" Setelah mengatakanya, Erella langsung pergi berangkat ke kelasnya. Ke 2 sohib Erella bingung. Istirahat masi 10 menit kok udah dibilang mau kring sih? 

  Erella berjalan. Namun pikiranya melayang. Biasanya, saat seperti ini, Liam selalu ada disisinya. Sekarang Liam ngak ada. Tiba-tiba Erella teringat tentang Fearish. Ah! Mendingan gua gak usah mikirin Kyle! Tapi mikirin gimana gua bisa ketemu sama pangeran Fearish gua! Katanya dalam hati. Dia tersenyum dan melangkah kembali.  

  Setiba Erella di mejanya. Ada perasaaan aneh di hatinya saat melihat Kyle tidak ada di sebelahnya. Ya, Kyle memaksa Dono tukar tempat dengan dia. Lalu mata Erella menangkap sebuah kertas di mejanya. 

  "Bisa pergi ke halaman belakang sekolah gak nanti habis pulang sekolah?" Bacanya sedikit pelan. Erella tersenyum. Sapa ya yang ngirim? Apa Kyle kali ya? Ah gak mungkin! Tapi.. Apa memang Kyle ya? Katanya dalam hati. Serentak hatinya jadi bahagia.

** 

  Ini sudah lebih 30 menit dari jadwal pulang sekolah. Namun orang yang menggirim surat ke Erella belum datang juga. Erella putus asa. Dia melangkakan kakinya menuju halaman depan. Namun tiba-tiba, ada yang datang. Michelle dan Syra! Dan juga pengikut mereka yang setia, Nadya dan Angel. 

  "Ngapain lo disini?" Tanya Erella pelan. Dia sudah terpojok. 

  "Mau nglabrak kamu! Masih tanya lagi!" Kata Michelle membentak. "Kamu tau berapa harga pesta, baju, design dan semua yang ada di pesta ku kemaren hah! Jawab! Mahal tau!"  

  Ya gua tau lah! Gua kan pernah ngadakan pesta yang lebih meriah daripada itu! Tiap taon malah! Kata Erella dalam hati. Gak brani melawan, dia tau posisinya.  

  "Pake ngandeng Kyle segala! Kamu tuh harus sadar tempat mu! ERELLA!" Sekarang giliran Syra yang maen bentak. Erella tetap diam. Masalahnya, dia gak pernah ngalami ini sebelumnya. Malahan dulu temenya sampai nglabrak musuh Erella cuma buwat Erella. Erellanya gak ikut campur. Benaknya berkata, Jadi gini ya rasanya itu.  

  "Tapi ada yang aneh sama kalian. Sejak pestaku itu, kalian gak pergi bareng kan? Gak ngomong-ngomong! Pasti ada apa-apa tuh!" Bentak Michelle lagi. Erella mati kutu. 

  "En.. Engak kok." Kata Erella, akhirnya. 

  "Apanya yang engak! Eh tunggu! Pasti kamu cuma pura-pura pacaran kan! Pasti kamu maksa-maksa Kyle supaya pacaran sama kamu kan! Ngaku deh!" Kata Syra sambil menjambak rambut Erella. 

  "Aw! Sakit!" Triak Erella kesakitan. 

  "Udah ah Ra! Kasian!" Kini giliran Nadya yang berbicara. Mata Michelle, Syra dan Angel lalu melotot ke arah Nadya. 

  "Apaan sih Nad? Kamu mau juga kayak gini? Engak kan! Jadi diem dong! Udah kamu ambil air, terus sirem nih bocah!"

** 

  "Iya gue tau Rick! Gue tau lo udah pacaran sama Karen kemaren! Lo udah critain itu ke gue ratusan kali tau gak!" Kyle meminum airnya. Dia sedang latian basket, seperti biasa. 

  "Ya kan aku senenga aja, Kyle. Jadi mau crita ke kamu!" Ricky duduk di samping Kyle, dia mulai minum air juga. "Eh gimana lo sama Erella?" Kata Ricky barusan mengangetkan Kyle.  

  "Apaan sih? Ngapain ngangkut-ngangkut Erella! Udah gue gapapa." Katanya sedikit membentak. 

  "Ea! Sapa juga yang mau tanya kamu gapapa ato engak!" Selesai Ricky berbicara, dilihatnya lah oleh mereka seorang perempuan yang berlari kearah mereka. 

  "Dina?" Tanya Kyle kearah Dina yang ngos-ngosan. "Kenapa?" Tanyanya dingin. 

  "Tolongin Erella, Kyle. Plis!" Kata Dina, masih menahan rasa capeknya. Kyle kontan kaget. 

  "Emang Erella kenapa?" Tanyanya. Raut muka Kyle udah berubah. 

  "Digencet Michelle dan kawan-kawan di halaman belakang." Mendengar perkataan Dina barusan, Kyle segera pergi dan berlari. 

  Lapangan basket ke halaman belakang memang jauh. Tapi semua itu dapat ditempuh 3 menit oleh Kyle. Dia gak mau kehilangan semenitpun. Bisa-bisa Erella jadi kayak dulu lagi. 

  Namun ternyata, halaman belakang sangat besar. Kyle membutuhkan waktu 2 menit untuk melihat seorang wanita kedinginan di siram air oleh 4 wanita lainya. Amarah Kyle memuncak. 

  "APA APA-AN KALIAN!" Triak Kyle keras-keras. Cukup keras untuk membuwat 5 cewe itu tersadar. Kyle segera berlari ke arah Erella. Dia menghanduki Erella dengan haduk bekas latian basketnya itu. "La, pake ini dulu. Emang bau tapi pake aja dulu."  

  "Mm.. Dingin. Ikan bola, dimana kamu? Dingin." Erella mengakhiri perkataanya. Dan tiba-tiba saja dia pinsan lagi.  

  Kyle sempat kaget mendengar Erella bilang Ikan bola, panggilanya dulu. Tapi dia tersadar akan 4 cewe yang ada di depanya. "Lo! Lo! Lo! Lo semua! Awas lo! Jangan kira gue bakal biarin ini semua terjadi! Dan lo, Nadya! Awas lo! Pinter banget lo ingkari janji lo! Padahal gue udah jauhin Erella seperti apa yang lo mintak, Nad! Sapa tau lo bo'ong gitu! Kalian bukan hanya kecentilan, tapi juga bodoh! Bodoh!"  

  Kyle pergi mengendong Erella yang sedang pinsan. Meninggalkan 4 cewe di belakangan menjadi batu.

__________________________________

HYY! Prissssy disini. Makasih ya udah mau read. Skalian vote+coment donk hehehe.

Thx ya udah mau baca. Jangan lupa  baca Ariel a CInderella? Alomost a Princess yaa.
XOXO, Prissssy.

Fearish (When I Think About Our Past)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang