"Emm Rick, mana Erella?" Tanya Kyle di pagi hari.
"Erella? Sama Naveen. Itu lo itu!" Ricky menunjuk ke arah Naveen sama Erella
"Erella, Erella coba ke sana yuk!"
"Naveen aku udah capek!"
Kyle mendekati mereka. "Hai La. Aku mau ngomong."
Naveen lalu sengaja narik tanganya Erella. "Erella udah kamu ikut aku yah!"
Tampa menghiraukan Kyle, Naveen segera berlari mengandeng Erella dan mengoncengnya di motornya.
"HEE! GUE MAU LO BAWA KE MANA??" Triak Erella keras. Habis speed motornya itu udah nglebihi speednya F1.
Tapi Naveen teteap diam. Dia hanya mengukir senyuman di wajahnya.
**
"SIALLLLLL" Triak Kyle keras. Yang laen sampe tutup telingga dengernya.
"Udahlah Kyle! Cuma di ajak sehari kok! Gak usah pake acara lari-lari membentuk lingkaran sambil mengucapkan sumpah serapah setiap 1/2 detik!" Kata Ricky.
"Tapi gue mau ngomong ke dia! Penting!" Jawab Kyle lagi.
"Telpon aja napa?" Tanya Adam.
"Aduh Adam! Itu penting! Gak seru dong kalo cuma di telpon!" Jawab Dina ke Adam.
"Oh ya! Karen! Telpon Erella cepet! Tanya dimana!"
Karen, setelah mendengar perintah Kyle barusan, langsung mengambil handphone nya dan menelepon Erella.
"Hallo?" Tanya Erella di telepon. Tapi tiba-tiba di putusin.
"Diputus.. Kyle.." Kata Karen.
"Hah? Kok bisa sih? Telpon lagi! Adam! Lo telpon Liam! Ricky! Lo ambil mobil! Ayo kita cari Erella! Dina! Kamu bantuin Karen telpon Erella! Kalo bisa telpon sih bajingan itu juga!" Triak Kyle selaya seorang bos.
"Gak mau. Aku bukan pembantumu!" Kata mereka semua bareng.
"HEYYY! Yang bener! Bentar. Tadi kalian bilang apa?" Tanya Kyle lagi?
"Gak mau.." Jawab Dina.
"Bukan yang itu! Sesudahnya! Pembantu! Itu dia! Hahaha! Kok bisa ya gue sampe lupa gitu?" Triak Kyle semangat.
"Otakmu sekarat ya Kyle?"
**
"He! Apa maksud lo tutup BB gue gitu hah?" Triak Erella keras di telingga Naveen.
Naveen tetap diam. Dia memakirkan sepeda motornya dan menarik tangan Erella dengan paksa ke sebuah taman.. Taman bungga.. Bungga mawar.. Mawar merah.. Kalo digabungin jadi Taman bungga mawar merah.
"Waow! Bagus!" Triak Erella menepuk tanganya 2 kali.
"La."
"Hmm? Apa Nav?"
"Jadi pacar gue ya?"
Erella tersenyum lalu berbicara. "Ngak mau!"
"Lo kok gak pake acara blushing sih? Sudah berpengalaman ya ditembak? Lo udah berapakali ditembak sih?"
"Mmm.. Lupa.. Udah sering dulu pas di Jakarta. Lo tau kan gua itu terkenall banget pas di Jakarta." Jawab Erella.
"Hah? Emang lo pas di Jakarta kayak apa?"
"Emm emm.. Ya gua gini, biasa." Jawab Erella. Gak mau bilang kalo dia itu anak orang kaya.
"La, lo kok bisa sampe di jodoin sama sih Kyle sih? Perjodoan kan udah gak musim sekarang?" Tanya Naveen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearish (When I Think About Our Past)
Teen FictionIni cerita pertamaku, sori kalo ada typo dan sebagainya. Sori kalo ceritanya terlalu cliche, well i write this at 12 yo.. Anyway, i personaly pretty much like this but I don't recommend you to read this cuz this is so.... basic :( *authoragakkonslet...