#5 Stupid Love

1.1K 130 16
                                    

Mataku terbuka perlahan. Hanya cahaya putih yang kudapati di sekeliling. Tapi pria itu,. Wajah tampannya tersenyum padaku dan sesekali melambaikan tangannya.

Seketika bayangan akan kecelakaan tadi muncul di memoriku.

***

"Chogi, aku turun di sini saja." Tukas seulgi.

Ia pun turun di kyobo book store untuk membeli sebuah buku.

"Yah.. kau tidak mau ikut? Katanya dengan masker hitam menutupi hidung dan mulutnya.

"Aniya, aku lelah mau langsung ke dorm saja yang lainnya sudah di sana."

"Ah baiklah kalau begitu." Gumamnya lalu menutup pintu mobil.

"Ahjussi, bolehkah aku yang menyetir?"

"Tapi, ini tugasku nona."

"Ayolah kumohon, aku janji tak akan mengadukannya pada siapa pun." Aku merengek ingin mengendarai mobil karena tau oppa sedang pergi ke arah yang sama. Jadi harapan untuk beriringan di jalan yang sama itu cukup untuk mengobati rasa rinduku.

"Aish, baiklah.. tolong berhati-hati nona."

Akupun duduk di kursi pengendara. Mobil kini melaju perlahan berada dalam kontrol tangan dan kakiku.

'Ah itu mobil oppa.' Batinku saat melihat mobil hitam didepanku melaju. Tak salah lagi, itu pasti mobilnya. Kutarik persneling berusaha menyamakan laju kendaraan ku dengannya. Aku sedikit menoleh ke arah kiri tepatnya ke kursi penumpang. Membayangkan sosok pria yang ku sayangi tengah duduk di sana sambil membaca buku haha cukup menggelikan ternyata.

Mobil kami terus beriringan, kadang aku mengekor dari belakang ataupun sebaliknya.

Kendae..(tetapi)

"Oh omona!!"

Terlihat di depan ada dua mobil yang saling bertabrakan. Otakku saat ini sedang berpikir hal gila, mencoba tancap gas menyusul mobil oppa, berusaha menyelamatkannya dari kecelakaan dengan caraku sendiri.

"Apa yang kau lakukan?!!"
Pak supir dan manager yang ada di belakang berusaha merebut kendali mobil dari tanganku. Namun terlambat.

Mobilku berputar 90 derajat sehingga..

'CKIIIIIIITTTT'

Mobil oppa dibelakangku mengerem dengan kasar sampai suara decitan dari bannya terdengar keras.

Aku tersenyum mengetahui kendaraan oppa berhasil mengerem sebelum mobilnya kecelakaan.

Tapi yang terjadi selanjutnya..

'BRAAAAAKKKKK'

Semuanya gelap

***

"Neo micheosseo?!" (Kau gila?!)

Aku terhenti di depan pintu kamar pasien terkejut saat melihat dibalik kaca buram, seorang pria sedang marah marah. Entah apa yang mereka perdebatkan tapi, aku ingin menjenguknya. Aku sangat rindu pada gadis itu. Rasa sesak di dada tiba tiba muncul ketika melihatnya terbaring di tempat tidur.

'Apa kau baik baik saja disitu?' Batinku, khawatir padanya.

Aku mencoba menggeser pintu perlahan, tapi aku urungkan niatku untuk masuk ke sana setelah tak sengaja mendengar perdebatan kekasihku dengan seorang pria tadi.

"Aku tau kau mencintainya, tapi pikirkan dulu nyawamu wanita bodoh! Kalau kau mati berapa orang yang mungkin akan merasa kehilanganmu? Termasuk si brengsek Kyungsoo itu."

"Oppa, kenapa kau kasar sekali aku tidak suka kau berkata seperti itu, lagi pula aku sekarang baik baik saja kan?"

Drrtt

Aku sembunyi dibalik pintu sambil memperkuat pendengaranku.

"Apa kau pikir terbaring di sini dengan benda-benda itu di seluruh tubuhmu namanya baik baik saja? Heol aku tak habis pikir, kau sudah disakitinya tetap saja melindungi pria sialan itu dari kecelakaan."

"Oppa cukup!! Berhenti bicara seperti itu, aku tak mau kau terus menghinanya. Aku menyayanginya jadi tolong hargai aku sebelum kau melihat seperti apa kemarahanku."

"..."

"..."

"Kau sudah berubah ya, Seungwan Son. Huh aku salah manilaimu selama ini. Baiklah, cepat sembuh agar kau terus bisa melindunginya. Melindungi pria yang kau cintai."

Drrrrtt

Seorang pria tinggi, baru saja keluar. Ia mengenakan topi dan masker hitam. Sial, dia terlanjur berbalik dan menunduk secara sembunyi sembunyi sebelum aku melihat wajahnya. Tapi dia mirip sekali dengan Chanyeol hyung. Mungkinkah?

Aish, sudahlah. Terlalu banyak prasangka buruk dalam hatiku. Sekarang lebih baik aku menjenguk kekasihku.

Tap tap tap

"Chagi??"
Panggilku lirih karena takut istirahatnya terganggu.

"Eoh oppa!! Hiks kemari lah, aku ingin memelukmu." Rengek Wendy dengan manja.

"Aniya!! Kau tak boleh beranjak dulu dari sana." Aku menjegah Wendy untuk bangkit dengan wajah protectifku sepertinya.

"Ahh, kendae.. pogoshipeosso oppa." Wendy mengerucutkan bibirnya menyesal dengan kondisinya yang sedang lemah saat ini dan tak bisa menghambur ke pelukanku.

"Nado pogoshipeo." Lirihku, lalu menghampirinya dan kukecup kening kekasihku yang terbaring itu sambil sesekali membelai rambutnya dengan kasih sayang.

Ia tersenyum dengan mata yang berbinar binar saat kuperlakukan seperti tadi.

"Uhmm.. harus ku letakkan ini dimana?" Tanyaku sembari mengacungkan buket bunga yang sedari tadi berada di belakang punggungku.

"Hwaaa!! Cantiknya,, simpan saja di sana agar aku bisa memandanginya ketika aku terbangun dari tidurku." Katanya simpul.

Akupun meletakkan buket bunga baby's breathe di atas meja, lalu kembali duduk di samping tempat tidurnya.

"Neo gwenchana? Yah bagaimana bisa kau mengalami kecelakaan? Dasar supir ceroboh, huh ingin ku menegurnya."

"Hahahaha."

Dia hanya tertawa kemudian
"Ugh, aww appo." (Sakit)

"Omo!! Mana yang sakit? Sini biar ku lihat. Apa perlu panggilkan suster? Kalau begitu, bertahanlah chagi, akan kupanggilkan suster untukmu. Sust--"

"Oppaa!! Nae gwenchana."

'Chup'

Gadis itu menahan tanganku, lalu kemudian mencium bibirku sekilas saat aku berbalik. Senang, sangat senang. Salahkah aku yang bersikap apatis saat Wendy terbaring seperti ini?

"..."

"..."

Hening seketika ~
Namun akhirnya aku kembali duduk dan,.

"Heh kau itu nakal sekali yaa."

"Mmm mian oppa tidak suka ya aku cium seperti tadi? Aish jinjja paboya." Ia merutuki dirinya sendiri.

"Heh, bukan itu maksudku.. kau nakal, dalam infus dan perban di kepala mu itu masih saja ingin menciumku seperti tadi padahal harusnya aku saja yang menghampirimu." Godaku padanya dengan sungguh sungguh hingga detik selanjutnya pun aku meraih tengkuknya dan melancarkan aksiku pada bibir peach lembutnya itu.

~To Be Continued~

Vote and comment ✌

OFF For You [Wensoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang