CHAPTER#16

2.6K 123 4
                                    

Satu sisi yang baru aku ketahui dari hanbin. Sebenar nya dia seperti anak kecil jika sedang meminta sesuatu. Tapi seperti hulk jika sedang marah,bahkan lebih ganas daripada hulk.

***

"ayolah iren.."

rengekan hanbin benar-benar membuat iren kesal. Yang lebih membuat nya kesal lagi adalah karena hanbin meminta diri nya menemani hanbin untuk membunuh.

Gila bukan. Itulah yang ada di pikiran iren. Iren teringat saat hanbin membunuh seorang gadis tak bersalah dan mengeluarkan isi perut nya di depan mata iren. Muka iren pucat saat membayangkan kejadian itu. Perut nya sungguh mual. Ia tak tahan lagi.

"Tidak ada. Jika kau ingin membunuh,maka pergilah sendiri."

"Tapi...~"

"Tidak ada tapi-tapian. Pergilah sendiri. Dan.... Jangan bawa apapun setelah kau membunuh nanti"

"Hmm.... Baiklah. Aku tidak akan memaksa lagi. Tapi akan kubawakan kepala nya untuk mu."

"Apa kau gila? Bawakan aku kepala ayam yang sudah di goreng saja"

"Tidak mau,bagaimana jika kepala manusia?"

"Baiklah... Bawakan aku kepala mu saja"

"Kau pasti akan sedih jika kehilangan aku"

"Sedih? Tidak. Bahkan aku akan tertawa dan mengatakan nya pada semua orang jika aku bahagia."

"Jika kau tidak mengantarkan ku untuk membunuh,maka akan ku pastikan tubuh mu akan penuh dengan luka sayatan yang dalam"

"Kau mengancam ku?"

"Tidak,hanya mencoba membujuk mu"

Iren berusaha tidak menciut karena tatapan hanbin yang seakan benar akan melakukan nya jika iren tidak menuruti apa yang hanbin ingin kan. Iren hanya separuh berhasil menahan rasa takut nya.

"Sudah jam 23:16 lebih baik kita berangkat sekarang" Hanbin mengingatkan

Iren merentangkan kedua tangan nya dan memasang wajah putus asa. Bisa ia bayangkan saat hanbin merobek sebuah perut manusia tanpa dosa dan mengeluarkan isi dalam nya,lalu darah yang membuncah keluar dengan deras dari leher seseorang yang di potong perlahan,atau kemaluan laki-laki yang di potong dengan di kuliti terlebih dahulu.

Mengingat semua itu,ada rasa menyesal jika ia masuk ke sekolah milik ibu nya hanbin,karena nya ia mengenal Hanbin.

Namun penyesalan tiada guna sekarang. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara nya ia menyelamat kan tubuh nya dari sayatan hanbin dan selamat dari kejaran polisi sebagai tersangka kaki tangan pembunuhan.

Kaki tangan? Menurut nya bukan itu kalimat yang pas untuk nya. Bahkan ia sama sekali tak pernah menyentuh korban nya hanbin. Jangan kan menyentuh nya,melihat nya pun iren enggan karena takut.

"Hey... Jika kau melamun terlalu lama,maka kita akan berangkat besok siang"

"Ayolah hanbin... Apa kau tidak merasa kasihan melihat ku ketakutan saat kau membunuh?" bujuk iren

Ah... Tapi percuma. Sekuat apapun iren membujuk hanbin,ia pasti akan tetap kuat pada pendirian nya.

"Memang itu yang ku ingin kan. Melihat mu ketakutan"

***

"Mana menurut mu yang ingin kita bunuh malam ini?"

"Bukan kita,tapi hanya kau" Iren mencebikan bibir nya,kesal.

Ya bagaimana ia tidak kesal. Hanbin mengancam iren hanya supaya iren ikut dengan nya membunuh malam ini dan sekarang ia disuruh memilih orang lewat untuk di jadikan korban.

Iren masih punya rasa kemanusiaan,tidak seperti hanbin yang seenak nya saja merampas hak hidup seseorang.

"Bagaimana kalau yang itu?" Ucap hanbin sambil menunjuk seorang wanita berumur sekitar 27 tahun dan dengan tinggi sekitar 162cm.

"Terserah kau saja" padahal dalam hati nya berharap hanbin akan segera insaf dengan hobby nya yang haram itu.

Hal ini mengganggu nya. Rasa nya ada yang salah,iren tau ia tidak melakukan apapun tapi tetap saja ada perasaan tak yakin yang menggelitik perut nya.

Bukan rasa nya ada yang salah. Hal ini memang salah bahkan sangat salah.

Hanbin mulai melancarkan aksi nya,ia mendekati wanita itu,berbasa basi terlebih dahulu dan mengajak nya ke suatu tempat.

Hanbin menyuruh wanita itu untuk menunggu. Tanpa menaruh rasa kecurigaan apapun,wanita itu menurut apa yang hanbin perintahkan.

Sekilas hanbin menengok ke arah Iren. Tapi yang di dapatinya hanyalah raut wajah heran iren.

"Apa yang kau cari?" tanya hanbin

"Tidak ada" Iren

Hanbin menyeringai "Kau gugup kan?"

"Aku hanya berharap bisa menyelamatkan korban pembunuhan dari gertakan mu" Iren

"Wanita itu?" Hanbin meletakkan tangan di dada nya "Aku tersinggung"

Iren hanya memandangi nya,selagi iren menatap Hanbin,wanita itu datang menghampiri hanbin dan iren yang tiba-tiba saling berdiam diri.

"Permisi.. Kapan kira-kira adik ku akan datang?" tanya wanita itu

"Apa yang dia bicarakan dengan hanbin?" ucap Iren dalam hati

Ia tak mengerti apa yang di bicarakan oleh hanbin dan wanita itu. Jelas ia tak mengerti karena mereka berbicara dengan bahasa Queenstown,islandia.

"Anda tunggu saja di sana nyonya. Adik anda akan tiba sebentar lagi disana" jawab hanbin

"Sekali lagi terima kasih telah membantuku"

"Terima kasih lah jika adik mu telah tiba"

"Baiklah"

###

"Adik anda telah tiba"

Wanita itu menahan haru. Perlahan air mata nya menetes,lalu menjadi tangisan haru bahagia bercampur rasa syukur. Ia memeluk adik nya dengan erat,mungkin dengan arti takut kehilangan lagi.

"Sekali lagi terima kasih telah membantuku mencarikan adik ku. Bagaimana cara ku membalas kebaikan mu?"

"Kau bisa membalas nya dengan membuatku senang akibat rasa sakit"

"Maaf?"

"Kau bisa membayar nya dengan membuatku senang akibat rasa sakit mu. Kau bisa membayar nya dengan teriakan menyiksa. Kau bisa membayar nya dengan kucuran darah yang tidak pernah terhenti sehingga kau kehilangan banyak darah."

Hanbin terhenti sejenak lalu melanjutkan perkataan nya dengan seringai khas terlukis di bibir nya.

"Kau bisa membayar nya dengan tangisan pilu,mengharukan,serta permohonan. Kau bisa lakukan semua itu untuk ku."

"Mohon jangan bergurau dalam situasi seperti ini"

Wanita itu mencoba tertawa saat mengatakan nya. Tapi gagal lantaran tubuh nya terlalu gugup. Ia takut dengan apa yang di katakan oleh hanbin.

"Aku tidak dalam kondisi bergurau,Nyoya"

Perlahan kaki hanbin mendekat ke arah wanita itu,menahan tangan nya agar tidak mencoba untuk lari.

Adik wanita itu adalah seorang laki-laki,di perkirakan umur nya sekitar 20 tahunan. Adik nya memasang muka heran,tapi hanbin melihat nya dengan senyuman yang ramah,adik nya benar-benar tak mengerti dengan situasi yang ada.

Walaupun umur nya 20 tahun,akan tetapi pikiran nya belum se-dewasa umur nya.

"Seperti nya kau kebingungan kak. Bisa aku bantu untuk jelaskan?"

Jelas hanbin memanggilnya dengan sebutan Kak,karena lelaki itu lebih tua dari hanbin.

Lelaki itu hanya mengangguk.

"Aku adalah seseorang yang suka dengan jeritan kesakitan orang,dengan erangan menyakitkan,serta raungan menyiksa"

###

Setelah sekian lama nya hiatus,ngetik cuma 1023 kata.. Hehe..
Sabar yah.. Masih ada lagi kok.
Tunggu publish selanjut nya yah..

MY HANDSOME PSYCOPATH (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang