Appa, kenapa kau mengirimku ke tempat seperti ini? Tolong aku.... aku ingin pulang....
.
Part 1
.“Apa kau sudah merasa baikan?” tanya Lay. Lelaki itu baru saja memasuki kamar Yoora dengan membawa secangkir teh hangat di tangannya.
“Aku sudah merasa lebih baik, hanya saja, ketakutan itu masih menghantuiku, Oppa.” Jawab Yoora.
Gadis itu berusaha menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal sebelum akhirnya mendapat bantuan dari lelaki berlesung pipi itu yang terlebih dulu sudah menaruh cangkir tehnya di atas laci di pinggir kasur Yoora.
“Aku mengerti, tidak usah dipikirkan lagi. Chanyeol mungkin akan segera meminta maaf padamu nanti.”
“Eh? Sejak kapan kau mulai memanggil kami ‘Oppa’?” tanya Lay yang baru tersadar akan panggilan Yoora padanya.
Gadis itu tersenyum, “Semalam, Kai Oppa dan Sehun Oppa yang menyuruhku.”
“Ah, baguslah. Lagipula kami memang sudah sepantasnya mendengar panggilan itu darimu.”
"Sekarang, buatlah dirimu senyaman mungkin berada di keluarga ini. Teruslah berusaha untuk memahami keluarga kami, apalagi sekarang kau sudah tahu kalau kami bukan manusia. Jangan merasa lelah untuk menghadapi sikap kami yang mungkin akan berubah sewaktu-waktu. Kau harus bisa bertahan, oke?”
Yoora mengangguk mengerti, membuat lelaki itu semakin terlihat manis dengan menunjukkan lesung pipinya.
Lay membantu Yoora meminum teh hangat yang tadi dibawanya. Pria itu sungguh menunjukkan sikap yang hangat, Yoora sampai merasa kalau dirinya benar-benar seperti sedang bersama dengan kakak laki-lakinya.
“Yoora...” Suho berdiri tepat di ambang pintu kamar gadis itu.
“Ada apa, Oppa?”
“Kau tidak lupa akan kesalahanmu, bukan?”
Gadis itu mengerutkan keningnya. Kesalahan? Kesalahan apa?
“Memangnya aku melakukan apa?”
Anak kedua keluarga Lee itu menatap Yoora tajam, lalu berjalan menghampiri gadis itu dan menyentil dahinya keras-keras sampai menimbulkan bunyi seperti tulang yang retak.
“Ah! Sakit, Oppa! Bagaimana bisa sentilanmu terasa sesakit ini?!”
“Hyung! Dia baru saja merasa baikan, jangan membuatnya sakit lagi!” protes Lay.
“Aiii, benar-benar! Apa manusia seringkali melupakan kesalahannya sendiri?! Aku menyentilmu dengan keras agar kau bisa ingat.” Suho memandang Yoora dengan tatapan kesal yang dibuat-buatnya.
“Karena kau menyentilku aku jadi tidak bisa berpikir sama sekali!” wajah Yoora kini terlihat mengkhawatirkan, ia terus mengusap-usap bekas sentilan Suho di dahinya yang menyisakan tanda merah.
“Lay-ah, antar dia ke dapur.” Titah Suho.
“Untuk apa?”
“Yak! Tidak bisakah kau langsung mengantarnya saja?!” Suho sepertinya mulai darah tinggi.
“Oke, oke! Aku akan mengantarnya!”
Lay menarik kasar lengan Yoora sampai-sampai gadis itu terpaksa bangkit dari posisinya semula. Yoora menghembuskan nafasnya berat, sepertinya ia memang harus berusaha memahami perubahan sikap yang seolah selalu ‘tiba-tiba’ dari ke-10 lelaki anggota keluarga Lee itu.
Lay membawa Yoora keluar dari kamarnya, menuruni begitu banyak anak tangga dan berakhir di sebuah ruangan besar di belakang rumah mereka, tak jauh dari ruang makan, ya, ruangan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADISTIC NIGHT
FanfictionKim Yoora diminta untuk tinggal bersama dengan sebuah keluarga yang sama sekali tidak dikenalnya tepat saat ia berumur 17 tahun atas permintaan ayahnya sendiri. Keluarga yang memperlihatkan banyak kemisteriusan itu terdiri dari 10 anggota boygroup t...