36

1.8K 150 9
                                    


"JEONGHAN! JANGAN KENCENG-KENCENG!" Nayeon mukulin lengan Jeonghan yang lagi nyetir

"Lo ngejar apaan sih." tanya Jeongyeon di belakang

"Ngejar tanggal penikahan kita beybi." kata Jeonghan

"Nay, gantian yok ah. Beruk lo nyender ke gue terus nih, ngorok lagi." kata Jeongyeon berusaha ngedorong badan Seungcheol

"Gue di depan ya karena itu, untung lo mau di belakang." Nayeon ketawa

"Oh gitu. Yaudah, gue main aja ama Seungcheol di belakang." kata Jeongyeon

Mendengar kata 'main' Seungcheol langsung bangun, "Main? Ayok Jung."

Nayeon muter badannya ke belakang, sementara Jeonghan meminggirkan mobilnya di sebelah kanan jalan.

"Lo main ama dia, gue paluin muka lo." Nayeon nunjuk ke Seungcheol

"Han, lo ga marahin Jeongyeon gitu?" tanya Nayeon

"Ngapain gue marahin Nay, kalo emang dia ga bahagia ma gue dan pengen main ama orang lain. Gue ga punya hak dong buat marahin dia. Cinta itu gabisa dikontrol." jelas Jeonghan

"GAMAU TAU KITA NIKAH ABIS COMEBACK." Jeongyeon meluk-meluk Jeonghan dari belakang

"Terus punya anak 34." kata Jeonghan

Jeongyeon memukul pundak Jeonghan, "Ngurus ikan koki aja belum beres, gimana anak 34 biji."

"Gue akan belajar nantinya menjadi ayah yang baik untuk ke34 anak kita." kata Jeonghan

"Idih, ogah ew." kata Jeongyeon

"Hiks."

"Kok lo yang nangis bego." kata Jeongyeon

Seungcheol mengusap matanya, "Istri gue ternyata bijak dan... gue speechless."

"Spichles spichles. Lo tu gapernah romantis gitu ama gue. Mending gue main ama Jinyoung aja di gedung JYP." kata Nayeon

"NGGAK! NGGAK BOLEH!" Seungcheol teriak gede banget, untung dalam mobil.

"Tuhkan, respon lo beda jauh ama Jeonghan." Nayeon melipat tangannya.

Seungcheol mendekat ke kursi Nayeon, "Karena gue gamau lo bahagianya sama orang lain, kamu ngerti Im?"

Nayeon senyum lebar, "NGERTIH BOS."

Jeonghan mulai nyetir lagi, "Gasabar nanti ke kasur."

"Jorok." kata Nayeon

"Gua pen tidur setan. Nih kan, efek samping nempel-nempel ama Seungcheol." kata Jeonghan

"Kenapa tadi kita bijak-bijakan ya?" tanya Jeongyeon

"Itu namanya pemanasan sebelum foursome, Jung." kata Seungcheol lalu ditabok keras oleh Jeongyeon.

>>----> <----<<

"Gyu, orang sebelah ribut daritadi. Gua gabisa tidur." kata Tzuyu

"Yaudah kalo lo gabisa tidur, sini ke kasur gue yuk." kata Mingyu

"Gyu, seriusan lo kesebelah dong terus bilang baik-baik kalo mereka ribut." kata Tzuyu sambil duduk di kasurnya.

"Biarin aja dah, mana tau mereka lagi naena. Kalo lo lagi naena diganggu suka ga?" kata Mingyu sambil memakai kaosnya.

"Bukannya gitu, gua tuh pusing tau ga. Cukup di kamar ini aja ada satu peribut, ga perlu nambah dari kamar lain." kata Tzuyu

"Gue ngirim kertas lewat connecting doornya aja ya, cape keluar." kata Mingyu

Tzuyu beranjak dari kasurnya terus meluk Mingyu dari belakang, "Nanti gue temenin keluar sampe subuh."

Mingyu langsung berjalan keluar kamar, terus ngetok pintu kamar sebelah dengan pelan.

Mana tau orangnya galak, tar selang gua dipotong lagi karna ngetok pintu jam segini.

Pintu kamar kemudian terbuka sedikit. Mingyu makin gemetaran.

"Lo kan cowo, lo aja yang buka sono." kata orang di dalem

Eh, yang dikamar se spesies dan sebangsa ama gue?

"Yes, what can I do for you?" kata seorang cowok sambil ngebuka pintunya lebar.

Mingyu kaget hampir pingsan, "LO NGAPAIN DISINI ANJING."

"Kampret dah, ketemu ama malika. Lo masuk gih." kata Seungcheol

"Halo ladies, Kim Mingyu di sini." Mingyu duduk di sebuah sofa.

Nayeon yang lagi minum teh hampir nyemburin minumnya ke Jeongyeon, "Memang ya, hama itu susah dibasmi. Ngikut terus kemana-mana."

"Gue ma Tzuyu di sini duluan, kalian berempat yang ngikut-ngikut."

"Eh ada si Juwi? Mana?" kata Jeonghan

Mingyu ngetok connecting door mereka, "Sayangku Juwi, ternyata orang sebelah babeh ama anak ayamnya."

Tzuyu membuka pintu, "Pantesan ribut."

"Yu, lo kenapa mau pergi kesini bareng dia? Ga rese apa bedua terus dari LA kesini?" kata Nayeon

"Nay, rasa keresean gue dikalahkan ama rasa cinta gue. Makanya gue mau kesini bareng dia." Tzuyu merangkul Mingyu

"Muntah sedanau." Jeonghan sok-sok mual

"Tapi cinta kamu ke aku sedanau juga nggak?" tanya Jeongyeon

"Danau? Cintaku itu sesamudra untukmu sayang." Jeonghan senyum menel

"Bubar kabeh!" Nayeon teriak

  >>----> <----<<  

"Josh, lo sebenarnya nganggep Mina tu apasih?" Minkyung nanya tiba-tiba

Joshua langsung tersentak, "Kenapa nanya gitu?"

"Kalian tuh sahabatan dari kecil, but you act like lovers." kata Minkyung

Bener, anjing.

"Kenapa diem? Apa yang gue bilang terlalu bener ya."

Joshua masih fokus nyetir, "Iya,"

"Josh, lo udah berapa kali nembak gue di gedung? Berapa kali di backstage? Berapa kali di tempat private?" tanya Minkyung

"Banyak."

Minkyung menghela napasnya, "Only reason why gue tolak itu karena gue nyadar Mina ada perasaan lebih ama lo."

"Dan begitu juga lo." Lanjut Minkyung

Joshua berdeham, "Iya. Bener."

"Tapi lo lebih nyaman dia nyandang status sebagai 'sahabat' daripada 'pacar' kan." Nada Minkyung jadi serius.

"Dan lo tau dia mungkin lebih bahagia sama orang lain, orang yang bener-bener ngeliat dia sebagai 'pacar'. Makanya lo gamau macarin dia."

Muka seorang cowok yang bener-bener pas buat Mina langsung terbayang oleh Joshua, muka Jeon Wonwoo.

"Iya. Bener."

"Lo mandang dia sebagai sahabat?"

"Iya. Bener."

"Atau lebih dari sekadar sahabat?"

Joshua akhirnya noleh ke Minkyung, terus senyum.

"Tidak. Salah."

  • • •  

vomment ya sayankq

los angeles; seventwice ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang