(2)

4.5K 445 13
                                    

Sudah menjelang waktu makan malam. Tapi Sehun masih di kamarnya. Duduk bersandar di kasurnya. Meratapi nasibnya yang saat ini mempunyai saudara baru.

Dia tidak pernah menginginkan ini. Apalagi kalau ia harus berbagi kamar tidur.

"Hyung? Hyung?" Terdengar suara dari balik pintu, seiring dengan suara ketukan.

Sehun hanya menatap pintu itu. Ia tau, itu adalah Baekhyun. Bocah yang hari ini masuk ke dalam hidupnya.

Tak lama, Baekhyun membuka pintu. Ia berdiri di sana. Walau ragu, ia mencoba berbicara.

"Ehm, i-ibu menyuruhku memanggilmu untuk makan malam," kata Baekhyun, gugup.

"Siapa yang mengizinkanmu untuk membukanya?" Tanya Sehun datar.

"Ti-tidak. Maaf, tapi ibuㅡ"

"Dia ibuku, brengsek!" Bentak Sehun. Ia turun dari kasurnya. Berjalan keluar kamar sambil menabrak bahu Baekhyun saat melewatinya.

Baekhyun tertegun. Jantungnya berdegup kencang. Kenapa sikapnya seperti itu?

Baekhyun memutuskan untuk kembali ke ruang makan. Di sana, ia melihat Sehun sedang duduk di samping Hani yang sedang asik mengunyah makanannya.

"Baek, ayo duduk." Kata ibu. Baekhyun mengangguk sambil tersenyum, dan duduk bersebrangan dengan Sehun. Ia menunduk dan menelan ludahnya.

"Kau sudah menutup pintu kamarku?" Tanya Sehun spontan.

"Be-belum, Hyung. M-maaf aku melupakannya. Aku akan segera menutupnya," Baekhyun segera berdiri.

"Ck," Sehun mendengus, sementara Baekhyun kembali ke kamar Sehun untuk menutup pintunya.

Ibu dan ayahnya berpandangan. "Sehun, itu hanya masalah pintu," kata ibu.

"Itu masalah besar." Jawab Sehun singkat.

"Apa yang sudah Baek lakukan padamu? Sikapmu sangat tidak menyenangkan, Sehun," kata ibu lagi.

"Bukannya aku memang seperti ini?"

"Tidak!" Kata Hani tiba-tiba. "Sehun Oppa itu saaaangat baik dan penyayang!"

"Sehun, kau harus mengerti. Kita harus merawat Baekhyun!" Kata ayah tegas.

"Kenapa? Kalau begitu itu tugas kalian, bukan tugasku." Jawab Sehun enteng.

"Sehun!" Ayah meninggikan suara.

Ibu memegang tangan ayah untuk menenangkannya. "Tenanglah," ucapnya lembut.

Ibu memandang Sehun lembut. "Ada masalah apa dengan Baek?"

"Tidak ada."

"Tidak mungkin,"

"Memang tidak ada! Aku hanya benci dia yang datang tiba-tiba!" Kata Sehun sambil bangun dari kursinya.

Baekhyun datang. Wajahnya cemas. Saat ini ia benar-benar merasa takut dengan Sehun, dan itu aneh.

Sehun menatap Baekhyun dingin. Ia beranjak ke kamarnya. Merebahkan diri di kasurnya. Ia membenci Baekhyun.

.

Sehun membuka matanya saat menyadari kehadiran seseorang. Itu adalah Baekhyun. Baekhyun sedang berdiri kebingungan melihat Sehun yang tertidur malam itu.

"Apa maumu?" Tanya Sehun.

"Apa aku bisa tidur di situ, Hyung?"

"Tidak."

"B-baik kalau begitu aku akan tidur di sofa,"

"Tidak ada yang melarangmu." Kata Sehun datar. Ia sama sekali tidak peduli dengan Baekhyun.

Baekhyun berdeham kecil. "Ehm, hyung- aku ingin bertanya,"

Sehun terdiam, Baekhyun yang menunggu jawaban dari Sehun akhirnya melanjutkan perkataannya.

"Kenapaㅡ" Baekhyun berhenti sejenak, "ㅡkau membenciku?"

"Entah." Jawab Sehun singkat.

"A-aku pikir, kita belum pernah bertemu," lanjutnya.

"Besok," ucap Sehun. "Kau akan bersekolah di sekolahku. Jangan sampai kau membuat ulah,"

"B-baik, Hyung,"

Baekhyun berjalan ke sofa, dan mulai merebahkan diri. Ia memejamkan matanya. Hatinya terus bertanya. Kenapa dia membenciku?

Sementara Sehun terdiam. Entah kenapa, ia sangat tidak menyukai Baekhyun. Perasaan itu muncul begitu saja. Saat melihatnya datang di antara orang tuanya. Ia belum siap.

"Hyung?" Baekhyun memanggil Sehun pelan.

"Hm,"

"Selamat malam," Baekhyun buru-buru tidur. Ia tidak ingin Sehun memarahinya.

Sehun juga mulai terlelap. Hari ini terasa berat. Hatinya tidak terbuka untuk menerima Baekhyun di keluarganya. Ini aneh, itu berat.

.

Pagi hari. Sehun merasakan tubuhnya terguncang. Ia terbangun, mendapati Baekhyun sedang menggoyangkan badannya. "Apa yang kau lakukan?"

"Maaf, aku bermaksud membangunkanmu," kata Baekhyun. Ia benar-benar merasa nyalinya ciut saat berhadapan dengan hyungnya.

Sehun melirik jam. Pukul 7 pagi. Ia mendengus dan beranjak dari kasurnya. Ia mandi, lalu mengeluarkan motornya.

"Tuan muda, tidak sarapan?" Tanya salah satu maid saat melihat Sehun sudah siap berangkat sekolah.

"Tidak," jawabnya singkat. Tiba-tiba, Baekhyun muncul. Tapi ia hanya diam karena tidak tau harus berbuat apa.

Sehun menaiki motornya. Ia memasang helmnya.

"Tunggu, Hyung!" Kata Baekhyun tiba-tiba, saat melihat Sehun akan berangkat.

Sehun menoleh, tanpa melontarkan kata apapun. Membuat Baekhyun menelan ludah.

"A-appa bilang kita harus berangkat b-bersama," kata Baekhyun. "Aku akan menghambil helm di dalam,"

"Tidak perlu." Ucap Sehun saat Baekhyun membalikkan badannya. Baekhyun terdiam menatap Sehun.

"Lalu bagaimana?"

"Kau pikir aku mau mengantarkanmu?"

Baek tertegun. "Tapi kita di sekolah yang sama, Hyung-"

"Kau pikir keluarga ini tidak punya supir?"

"Tapi appa bilangㅡ"

Sehun langsung berangkat ke sekolahnya, sebelum Baekhyun selesai bicara. Ia punya janji hari ini. Janji dengan pacarnya, Joohyun.

.

[ tbc ]

.

glad ( sebaek ff )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang