(5)

3.5K 386 6
                                    

Baekhyun berjalan dengan lesu ke sekolahnya. Ia melewati gerbang dan menuju tempat parkir. Otaknya terus berputar. Apa yang harus ia lakukan?

Ia ingat betul di mana letak motornya diparkir. Tidak mungkin ia melupakannya. Ia juga mengingat dengan jelas bentuk motornya.

Karena lelah, ia berjongkok dan melipat tangan di atas lututnya, membenamkan wajahnya di sana. Memejamkan matanya sejenak, mencoba mencari jalan keluar.

"Baekhyun? Apa itu kau?" terdengar seorang perempuan mendekati Baekhyun.

Baekhyun mendongak, melihat ke arah gadis cantik berklit putih yang sedang berdiri di depannya. Itu adalah Taeyeon, primadona di kelasnya. Di tangannya terdapat sebuah buku bacaan yang terlihat tebal.

"Ah, Baekhyun-ah. Apa yang kau lakukan disini?" Taeyeon mulai bertanya.

Baekhyun terdiam memandangi Taeyeon. Ia segera berdiri dan mengalihkan pandangannya. Ia berusaha mengabaikan Taeyeon, mencoba meniru hyungnya yang tampak keren dikelilingi laki-laki gagah di sampingnya.

Baekhyun masih tetap diam. Pandangannya tertuju pada seorang gadis cantik yang tidak ia kenal. Gadis itu sangat cantik dengan rambut pirangnya yang terurai.

"Halo? Baekhyun-ah? Apa ada masalah?" Taeyeon kembali bertanya. Baekhyun menghembuskan napasnya kasar.

"Aish, pergilah!" tanpa sadar, Baekhyun mengusir Taeyeon. Taeyeon tersentak, dan ia melangkah mundur.

"Apa kau baik-baik saja, Baekㅡ"

"Aku tidak butuh bantuanmu, Taeyeon-ah," jawab Baekhyun dingin. Padahal di dalam hatinya, ia terus mengumpat dan memaki dirinya sendiri.

Ia sadar kalau ia baru saja bersikap kasar pada seorang wanita. Itu tidak seharusnya ia lakukan. Ia tidak ingin menjadi seperti ayahnya.

Taeyeon menghela napas. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi tanpa berbicara sedikitpun.

Baekhyun menggigit bibirnya kesal. Sesekali memukuli kepalanya dengan keras, lalu menjambak rambutnya. Ia tak sadar, kalau dia sering menyakiti dirinya sendiri, baik mencakar atau menampar, saat ia merasa marah.

"Hei, hei, hentikan!" sebuah tangan besar mencengkram pergelangan tangan Baekhyun dengan kuat.

Itu adalah Chanyeol, teman hyungnya, tentu saja. Tapi Baekhyun tidak tau itu. Ia tidak mengenal siapa laki-laki yang sedang mencengkram tangannya ini.

Baekhyun menarik tangannya dengan kasar, merapikan rambutnya, dan memasukkan tangannya ke saku celana.

"Kau ini bodoh, ya? Apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol dengan nada tinggi.

"Entahlah. Menurut hyungku begitu," jawab Baekhyun enteng. Ia mengalihkan pandangannya, lagi.

Chanyeol menyipitkan matanya, memerhatikan wajah Baekhyun dengan seksama.

"Tunggu, kau.. adik Sehun?" tanya Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk.

"Ah, benar. Aku sudah melihatmu tadi siang. Bisa-bisanya aku lupa," lanjutnya. Baekhyun hanya tersenyum tipis.

"Aku permisi dulu, Sunbae-nim. Ada yang harus kulakukan," pamit Baekhyun. Ia bergegas pergi dari sana.

Baekhyun berlari, mencari motornya sekali lagi. Berkeliling. Sedangkan tempat parkir itu sangat luas.

Baekhyun mulai kelelahan. Ia berhenti berlari, berhenti mencari. Akhirnya ia duduk di bawah pohon di dekat tempat parkir sekolahnya. Sekolah sudah mulai sepi. Tinggal sedikit motor yang ada di sana.

glad ( sebaek ff )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang