20, Catatan, dan Bagian yang Hilang

403 52 5
                                    

Baekhyun menatap kalender di depannya dengan tatapan kosong. Hari ulang tahun kakaknya tinggal dua hari lagi. Apakah semua akan berjalan sesuai yang telah direncanakan?

Joohyun setiap hari selalu datang untuk menemani dan merawat Sehun. Baekhyun pun diam diam berada di antara mereka. Menyaksikan dengan pedih, terisak dalam diam. Tak ada yang bisa ia lakukan.

"Sialan," ucapnya. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur dengan mata yang turut terpejam. Tak lama, air mata mengalir dari pelupuk matanya yang lelah.

.

"Sehun-ah, besok ulang tahunmu, bukan? Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu," kata Joohyun pada Sehun yang sedang duduk menghadap keluar jendelanya.

Joohyun duduk di sampingnya, lalu menggenggam tangan Sehun. "Aku senang kau terlihat membaik."

"Masa bodoh dengan ulang tahunku," kata Sehun. "Apa gunanya?"

Joohyun melingkarkan tangannya di pinggang Sehun sembari menyandarkan kepalanya pada pundak kekasihnya.

"Kamu harus bahagia, Sehun," ucap Joohyun lirih.

"Apa alasanku untuk bahagia? Kau tidak lihat keadaanku sekarang?"

Joohyun tidak menjawab. Ia tau, apapun yang ia katakan tak akan berarti. Sehun sekarang sedang bersedih. Yang ia inginkan adalah bisa melihat lagi.

"Besok kita jalan-jalan, oke?" kata Joohyun.

"Kau gila?"

"Aku mohon. Aku sangat merindukan untuk pergi bersamamu, Sehun. Aku akan menemanimu, aku janji," kata Joohyun lagi.

Sehun terdiam. Keadaannya yang seperti ini baginya tak akan memungkinkan untuk pergi jalan-jalan dengan gadisnya. Lagipula, apa yang akan ia nikmati?

"Kau butuh udara segar, Sehun," tambah Joohyun.

Sehun menghela nafas, ia memalingkan wajahnya. Memang benar bahwa ia ingin sekali keluar rumah. Merasakan hembusan angin, mendengar suara di sekitarnya. Ia mulai muak dengan keheningan dan kegelapan.

"Bagaimana? Setuju?" tanya Joohyun.

Sehun menghela nafas lagi. Ia enggan, tapi mau. Tak ada salahnya, kan, mengiyakan ajakan Joohyun? Pikirnya.

"Baiklah," jawab Sehun pelan.

Joohyun yang kegirangan lalu memeluk Sehun erat. Ia begitu senang karena dapat menjalankan rencana kejutan ulang tahun untuk Sehun besok. Di samping itu, ia lega karena Sehun akan keluar rumah dan mengganti suasana.

"Joohyun," panggil Sehun. "Dasar bodoh."

Joohyuh cemberut mendengarnya, ia mengernyitkan dahinya menatap Sehun. "Aish, aku tidak bodoh, dasar bodoh."

"Kenapa tidak meninggalkanku? Aku seperti orang lumpuh sekarang. Benar-benar orang yang tidak berguna," ujar Sehun.

Joohyun memeluk Sehun lagi, membenamkan wajah Sehun pada bahunya, lalu mengusap punggung lelaki itu dengan lembut.

"Kamu bicara apa? Buatku, kamu adalah yang paling hebat," kata Joohyun.

Sehun memejamkan matanya ketika tubuhnya terbalut pelukan Joohyun. Ia menangis terisak-isak. Usapan lembut Joohyun di kepalanya tak mampu meredam tangisnya.

"Sudah, sudah. Aku menyayangimu, Sehun-ah."

.
Tittt— titt—

glad ( sebaek ff )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang