(16)

1.6K 148 20
                                    

Dua minggu berlalu semenjak Sehun mendapat fakta bahwa ia tak dapat melihat lagi. Kini ia sudah berada di rumah.

Joohyun mengunjungi Sehun setiap hari. Memberi semangat dan menyuapinya. Sehun juga tak ingin bicara pada siapa pun kecuali Joohyun.

.

Pukul 9 malam.

Joohyun keluar dari kamar Sehun.

"Hyung sudah tidur?" tanya Baekhyun, saat melihat Joohyun berjalan melewatinya di ruang keluarga.

"Sudah," jawab Joohyun singkat.

"Noona," panggil Baekhyun.

"Ung?"

"Sebenarnya apa yang membuat Hyung buta?"

Joohyun terdiam sejenak. "Kecelakaan itu, tentu saja. Kenapa bertanya lagi?"

"Tidak, bukan itu," ucap Baekhyun. Ia berdiri dari duduknya. "Apa yang rusak?"

"Apa?" Joohyun balik bertanya, bingung.

"Apa?" Baekhyun masih menuntut jawaban.

Joohyun menghela napas. "Aku tidak tau. Ibumu sudah tidur? Aku akan pamit pulang."

"Bohong," ucap Baek. "Kau tau semuanya, Joohyun Noona."

Joohyun terdiam, kemudian menggeleng dan melangkah pergi meninggalkan Baekhyun. Baekhyun kembali duduk dengan perasaan kesal dan frustasi.

Dalam hatinya, ia masih diliputi perasaan bersalah atas semua hal buruk yang menimpa Sehun. Ia ingin tau apa penyebab hyungnya buta. Apapun yang bisa ia lakukan untuk menyembuhkannya, pasti akan ia lakukan sebagai permintaan maafnya.

Namun semua orang seolah menutup jawaban dari pertanyaannya. Bahkan dokter sekalipun.

.

Pagi itu Baekhyun berangkat ke sekolah dengan motor Sehun, seperti hari-hari sebelumnya semenjak hyungnnya tak lagi bisa mengantarkannya—walaupun bisa tapi tak mau.

Alasannya memakai motor Sehun adalah agar ia merasa seperti ia membawa Sehun bersamanya ke sekolah.

Kepribadian Baekhyun berubah sejak hari itu. Tak lagi periang dan ramah, namun menjadi dingin dan tak banyak bicara.

Baekhyun melangkah cepat menuju kelasnya dengan tatapan lurus ke sepanjang koridor, tanpa ekspresi. Setelah memasuki kelasnya, seperti biasa ia langsung duduk di kursi di sudut, di belakang. Meletakkan tasnya di meja, kemudian terdiam dengan tatapan kosongnya. Sementara akalnya mencari cara untuk membantu hyungnya.

Sementara dari sudut yang berbeda, sepasang mata indah terus menatapnya. Khawatir, penasaran. Gadis yang hampir tak pernah bicara padanya sejak gadis itu mendaratkan kecupan, Taeyeon.

Dengan ragu Taeyeon mulai mendekati Baekhyun dan duduk di kursi di depan Baekhyun.

"Ehm- Baekhyun-ah?" sapa Taeyeon dengan suara yang sengaja ia pelqnkan.

Baekhyun melirik Taeyeon tanpa mengubah arah kepalanya menghadap. Tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat berbeda akhir-akhir ini," kata Taeyeon.

"Apa aku terlihat baik-baik saja?" Tanya Baekhyun dengan nada datar.

"T-tidak, aku hanya ingin tau—"

"Untuk apa kau bertanya?" sela Baekhyun. "Kupikir seisi sekolah ini sudah tau apa yang terjadi."

"Aku tau—"

glad ( sebaek ff )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang