Saat ini Gavin tengah berada di rumah Regga, entah kenapa ia merasa curiga saat Regga memberikan undangan pernikahan untuknya. Saat ini Gavin melihat seorang gadis yang duduk di samping Regga. "Bang?" panggil nya.
"Ga? Silahkan duduk." ujar Regga, Gavin mengangguk dengan mata tajamnya ia menatap Regga dan gadis itu bergantian. Regga memicingkan matanya, "Kamu masih sama gadis yang kemarin ada di foto bersama kamu kan?" tanya Regga, Gavin mengangguk.
"Besok ajak dia kesini," ujar Regga, Gavin hanya mengangguk. Gavin memicingkan matanya saat gadis yang ada di pelukan Regga sedikit memberontak, "Sebenarnya? Siapa dia, Bang? Bukannya dia anaknya tante Nilam?" tanya Gavin, Regga mengangguk.
"Adik tiri Abang?" Gavin sedikit terkekeh saat bertanya seperti itu, sekarang ia tahu. Regga mencintai gadis itu dan akan menjadikan nya istri. "Bukan, seorang Regga tidak pernah mempunyai saudara atau apapun yang berhubungan dengan 'tiri' karena Mama dan Papa tidak akan bercerai, aku percaya akan hal itu!"
"Ya, ya, ya... Terserah apa katamu. Tapi, Tante Nilam dan Om Ariel masih honey moon. Jadi, kalian tidak bisa menikah." ujar Gavin sedikit menggoda Regga, "Diam kau!" ujar Regga membuat tawa Gavin mereda, setelah itu Gavin berpamitan.
____
"Gue sayang sama dia!"
Gerald menggeleng tak percaya, gadis di depannya begitu keras kepala,"Lo sakit tau nggak Sa! Dia udah punya cewek!" ujar Gerald, gadis itu hanya menyeringai, "Masa bodo! Kalo perlu gue bunuh tuh cewek!"
Gerald menggeleng, "Dia sahabat lo Clarissa! Lo nggak seharusnya jahat sama dia!" ujar Gerald membuat gadis yang ternyata adalah Clarissa itu terkekeh sinis,"Dia aja nggak pernah peduli sama gue, buat apa gue peduli sama dia?!"
Clarissa melenggang pergi membuat Gerald menghembuskan nafasnya pelan, entah kenapa berhadapan dengan gadis itu membuat emosinya naik seketika. Gerald mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan untuk seseorang entah berisi apa pesan itu.
____
Alula beberapa kali mengusap air matanya yang menetes, entah kenapa rasa sakit itu ia rasakan. Gadis itu tengah menonton sebuah film sampai menangis, entah apa yang membuatnya menangis hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.
"Al? Kamu kenapa?" tanya Bundanya, Alula langsung mengusap air matanya dan berbalik menatap Bundanya, "Nggak papa, Bun. Kenapa emang?" tanya Alula, Bundanya menggelengkan kepalanya, "Sudah malam, tidur. Jika tidak, Bunda panggil Ayah, mau?" ujar Bundanya, Alula menggeleng, "Jangan panggil Ayah, iya aku tidur." ujar Alula, Bundanya mengangguk.
Alula memejamkan matanya, sementara Bundanya hanya diam menatap putrinya yang mulai memasuki alam mimpinya. "Aku nggak akan ngebiarin siapapun mengatakan hal itu, jika itu terjadi, Aku akan membenci siapapun yang mengatakan itu pada putriku."
____
"Bagaimanapun dia bukan anakmu Nai!" ujar seorang wanita yang umurnya mungkin sudah 50 tahun ke atas, wanita di depan nya hanya diam di pelukan suaminya. Ia tidak suka jika seperti ini, "Tidak bisa Ma! Dia anak kami, Maria tidak bisa mengurusnya! Dia anak kami!" bantah Azrial, suami Naila.
"Azrial, Mama tau! Tapi tetap saja, ia harus tahu siapa Ayah kandung nya! Dia sudah besar, sebentar lagi akan menikah. Dia tidak boleh menggunakan namamu sebagai nama Ayah kandungnya! Pernikahan itu tidak akan sah!" Azrial merasakan bahu istrinya bergetar, "Mungkin aku akan mengatakan nya, tapi nanti... Bukan sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Bad Boy[New Version]
Teen FictionNew Version! Setidaknya aku jujur, maaf jika aku memaksa, intinya aku cinta kamu. -Gavino Agariansyah- Perasaanmu mengikatku, seperti ada tali transparan yang mengikatku. Aku tidak suka dipaksa, apalagi dikekang. -Alula Angelista Adrienne- DON'T C...