Alula menoleh ke arah dua boneka beruang yang baru saja hadir di kamarnya, kedua boneka itu duduk berdampingan di atas sofa, sedangkan dirinya menatap boneka itu dari king size nya. Kedua boneka beruang itu berbeda warna, yang satu berwarna putih dan yang satu berwarna hitam.
"Ayah tumben ngasih aku boneka warna hitam, nggak biasanya," gumam Alula, Ayahnya memang belum pulang. Hanya saja, sebuah kiriman paket untuknya yang mengatasnamakan Ayah. "Biasanya Ayah tau kesukaan aku," katanya bingung.
Tatapan mata gadis itu fokus ke arah boneka berwarna putih, boneka itu pemberian dari Gavin. Gavin lebih tahu warna yang ia suka, seketika sebuah hipotesis muncul di pikiran Alula, ini dari Ayah bukan sih?
"Alula, Sayang."
"Nak, Alula."
Alula langsung turun dari king sizenya saat mendengar Ayah dan Bundanya memanggilnya, ternyata mereka sudah pulang. Alula menuruni anak tangga, bahkan gadis itu sempat melompati dua anak tangga sekaligus.
"Al, hati-hati,ah. Jangan kayak gitu, kalau jatuh gimana?" omel bundanya, Alula menyengir lebar dan menyalami kedua orang tuanya secara bergantian, "Udah makan, Sayang?" tanya Bundanya, Alula menggeleng pelan.
"Kalo gitu, kita makan dulu yuk? Ayah bersih-bersih sana. Bunda mau masak dulu," kata Bundanya, Alula menerima kantong plastik yang diberikan Bundanya, "Kamu taruh di piring ya, Al. Itu makanan dari temen Bunda."
Alula mengangguk dan segera melaksanakan perintah dari Bundanya, Alula mengambil piring dan menaruh makanan itu di piring. "Bund, tadi ada kiriman paket boneka buat Al, ditulisannya si dari Ayah. Bener nggak sih Bund?"
"Ayah nggak pernah kirim kamu boneka kok, Al." Ayahnya menyahuti.
"Loh, terus dari siapa dong?"
"Bukannya tadi kamu keluar sama pacar kamu ya? Kali aja dari dia," kata Ayahnya yang membuat Alula menggeleng keras.
"Nggak mungkin, Yah. Aga udah kasih aku boneka juga, bentuknya sama tapi beda warna. Bahkan tadi juga yang nerima Aga," kata Alula menatap Bunda dan Ayahnya.
Mata Bundanya memicing saat menatap Alula, "Kamu pake kalung dari siapa, Al?" tanyanya, Alula meraba lehernya. "Coba Bunda liat," kata Bundanya dan melepaskan kalung Alula.
Bundanya terdiam cukup lama menatap kalung itu. Alula menegurnya, "Bunda? Nggak papa? Katanya mau masak."
"Delivery order aja biar cepet. Oh ya, Al. Ini hape buat kamu," kata Ayahnya menyerahkan paper bag yang berisi ponsel baru untuknya. Untung saja, tadi sore ia membantah Gavin agar tidak membelikannya ponsel, jika tidak ia akan memiliki dua ponsel.
"Makasih, Ayah."
***
Alula memperhatikan Bundanya yang sedang memakan makanannya, Bundanya lebih banyak diam setelah melihat kalung pemberian Avian yang ia pakai. Entah ada apa, Alula sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.
"Al, dimakan dong, Sayang. Jangan cuma diliatin aja, habisin," tegur Ayahnya.
Alula hanya mengangguk mengiyakan teguran Ayahnya, gadis itu masih memikirkan wanita berhijab di depannya yang notabene nya adalah Bundanya.
15 menit kemudian...
"Alula ke atas dulu ya, Yah?" kata Alula, Ayah nya mengangguk pelan mengizinkan. Gadis itu segera berjalan ke arah tangga yang dapat membawanya ke lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Bad Boy[New Version]
Teen FictionNew Version! Setidaknya aku jujur, maaf jika aku memaksa, intinya aku cinta kamu. -Gavino Agariansyah- Perasaanmu mengikatku, seperti ada tali transparan yang mengikatku. Aku tidak suka dipaksa, apalagi dikekang. -Alula Angelista Adrienne- DON'T C...