Typo bertebaran....
***
Gavin merasa ada jarak pemisah antara dirinya dan Alula sejak pesta pernikahan Regga dan Thalita. Alula seperti menghindarinya entah karena apa, padahal ia sudah memberitahu kebenarannya pada Alula, dan gadis itu juga sudah percaya padanya.
"Ga, lo kenapa sih, dua hari ini lo aneh tau nggak?" ujar Gerald yang merasakan perubahan pada sahabatnya itu. Gerald menyentuh pundak Gavin yang tidak bergeming.
Gavin menghela nafasnya pelan, "Abis ini gue mau pulang, gue nggak bisa ikut nonton tanding basket,"ujarnya, Gerald hanya mengangguk pelan.
Gavin mengambil tasnya dan segera melangkah menuju kelas Alula, sebelum ia benar-benar sampai di kelas Alula, satu pesan masuk dari Alula.
Aku mau nonton pertandingan, kalo kamu mau pulang, duluan aja.
Gavin menghela nafasnya pelan, ia ingin pulang, hanya saja ia harus mengawasi Alula. Sebut saja dia posesif, itu semua semata-mata hanya tidak ingin kehilangan Alula.
Gavin langsung menghubungi Gerald, ia mengatakan jika Gerald harus menunggunya karena ia akan menonton. Gavin berjalan cepat ke arah lapangan basket, entahlah tiba-tiba perasaannya menjadi gelisah.
Gavin melihat Alula yang tengah bercanda bersama teman-temannya, Alula duduk di samping Vanno membuat hatinya seakan diremas tangan tak kasat mata. Apalagi gadis itu tersenyum ke arah Vanno dengan tulus.
"Vanno, kalo lo menang gue traktir. Beneran deh." Samar-samar Gavin mendengar Alula mengucapkan hal itu.
"Gue juga ya kan, Al?"
"Nggak ya, Cuma Vanno!"
"Ah, bilang aja lo pengen berduaan sama Vanno!"
"Haha... Bener juga lo." Cukup sudah, Gavin tak mau mendengar celotehan tidak bermutu teman-teman Alula itu. Gavin melangkah mendekat ke arah Gerald.
"Ga, katanya kalo lo mau ikut juga boleh. Sekolah sebelah pada bawa kelas dua belas." Ujar Gerald, Gavin menggeleng tanda tak mau. Ia tak mau ikut campur, sudah cukup dua tahun ia memenangkan pertandingan basket untuk sekolahnya.
"Lo nggak mau karena Alula?"
Gavin meggeleng, "Bukan, bukan karena siapa-siapa. Gue Cuma mau kasih kesempatan mereka buat memenangkan pertandingan ini tanpa ikut campur dari kita."
Gerald mengangguk mengerti, ia menaruh tasnya di kursi yang ada disana dan duduk dengan tenang karena pertandingan akan dimulai 5 menit lagi.
Gavin hanya diam memperhatikan tim sekolahnya yang sedang bertanding sesekali memperhatikan Alula yang fokus pada ponselnya seraya tersenyum-senyum.
Gavin mengirim pesan pada Alula, Gavin menghela nafasnya pelan saat melihat Alula memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memfokuskan dirinya untuk menonton pertandingan.
"Lo ada masalah sama Alula?"tanya Gerald, Gavin hanya menghela nafasnya tidak menjawab. Gerald hanya diam saja, ia tak mau mengusik Gavin yang kini tengah mengepalkan tangannya melihat seorang laki-laki mendekati Alula.
***
Alula memasukkan ponselnya setelah mendapat pesan dari Gavin, ia tak membenci Gavin, ia juga tak marah pada cowok itu. Hanya saja ia butuh waktu, butuh waktu untuk memahami perasaannya pada Gavin dan perasaan Gavin padanya.
"Alula?" pangil seorang cowok yang baru saja tiba di tempatnya, Alula mnoleh mencoba mengingat siapa cowok itu. "Gue Avian, kalo lo lupa."
Alula tersenyum, "Ah, iya... Sorry, gue pelupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Bad Boy[New Version]
Teen FictionNew Version! Setidaknya aku jujur, maaf jika aku memaksa, intinya aku cinta kamu. -Gavino Agariansyah- Perasaanmu mengikatku, seperti ada tali transparan yang mengikatku. Aku tidak suka dipaksa, apalagi dikekang. -Alula Angelista Adrienne- DON'T C...