Warning!!
Di baca setelah buka puasa bagi yang menjalankan nya.
***
Mulai dari kemarin, Gavin benar-benar melarang Alula untuk dekat dengan cowok manapun. Semakin hari, tingkah Gavin semakin seenaknya, mulai dari melayangkan tinjuannya untuk cowok yang bertanya kepada Alula sampai berkelahi dengan Dicky yang saat itu berdiri di samping Alula.
"Kamu makin hari, makin sinting tau nggak?!" ujar Alula yang tengah mengobati Gavin.
Gavin hanya diam saja, itu sudah biasa Ia lakukan. Sekali-kali ia berkelahi dengan musuhnya, tidak apa-apa bukan? Itulah pikir Gavin, ia tidak tahu jika berkelahi dengan Dicky membuat hati gadis yang ia cintai terluka.
"Buat apa sih kamu berantem sama Dicky? Nggak ada artinya tau nggak!" ujar Alula, Gavin hanya diam saja.
Alula menghela nafasnya pelan, entahlah hari ini ia benar-benar lelah dengan sikap Gavin.
"Buat kamu itu nggak ada artinya, buat aku ada, Al." Ujar Gavin sangat-sangat membuat hati Alula seperti teriris, "Dia lebih dari musuh, aku benci dia. Aku nggak mau kamu deket sama dia."
Mata Alula berkaca-kaca, "Kamu bilang kayak gitu karena Dicky pernah rebut pacar kamu kan?" ujar Alula yang memperhatikan Gavin yang masih menunduk mengusap lukanya.
"Kamu benci sama dia karena hal itu kan?" ujar Alula lagi, Gavin mendongak dan tatapannya bertemu dengan manik mata Alila yang sudah berkaca-kaca.
Gavin tertegun, "Al, kamu-"
"Kalo kamu benci Dicky karena hal itu, itu artinya kamu masih mencintai Netta."
Tes!
Setetes air mata lolos dari mata Alula selesai mengatakan hal itu, "Kamu anggap aku apa, Gavin? Kamu masih mencintai dia, tapi kenapa kamu seolah-olah sangat-sangat mencintaiku!" ujar Alula dan segera berlari keluar dari UKS.
***
"Alula!"
Alula tak memperdulikan teriakan dari teman-teman sekelasnya, ia langsung pergi dari kelasnya dengan membawa tasnya, katakanlah ia cengeng. Ia langsung menghubungi Adrian untuk segera menjemputnya.
Adrian adalah sepupunya, dan Adrian dengan senang hati menjmput sepupu yang jarang ditemui itu. Alula mengusap pipinya yang basah karena air mata. Hanya butuh waktu 5 menit untuk menunggu Adrian.
"Langsung pulang ya, Yan."
Adrian menatap Alula bingung, "Sebenarnya lo kenapa sih, Al? Lo abis nangis kan? Siapa yang buat lo nangis?" tanya Adrian, Alula menggeleng tak menjawab.
"Gue lagi nggak mau bahas itu, dan gue mau pulang sekarang juga!"
Adrian terkekeh dan mengangguk pelan, "Ya udah, jangan marah-marah.. Gue bakal anter lo pulang." Ujar Adrian, Alula hanya diam saja menatap ke jalanan.
Alula manatap jalanan yang cukup lengang, entah karena masih jam kerja atau apa, jika saja ini macet mungkin Alula akan memaki Adrian yang tengah mengendarai mobilnya.
"Adrian, sialan!" maki Alula membuat Adrian menoleh bingung. "Kenapa cowok itu sama aja!" pekik Alula, Adrian mengerutkan keningnya.
"Lo kenapa sih, Al? Ada masalah sama cowok lo?" tanya Adrian, Alula mengambil tangan Adrian dan meremasnya dengan gemas, "Al, lo kenapa coba, sakit bege."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Bad Boy[New Version]
Teen FictionNew Version! Setidaknya aku jujur, maaf jika aku memaksa, intinya aku cinta kamu. -Gavino Agariansyah- Perasaanmu mengikatku, seperti ada tali transparan yang mengikatku. Aku tidak suka dipaksa, apalagi dikekang. -Alula Angelista Adrienne- DON'T C...