Alula terdiam di tempatnya menatap cowok yang saat ini terdiam kaku di sebarang sana. Hingga sekarang, Alula masih belum mengetahui apa motif yang membuat cowok itu mencarinya.
"Kalo nggak ada urusan apa-apa, mending lo pergi deh!" kata Alula.
"Kamu nggak inget aku, Al?"
"Siapa ya?" Alula menggeleng pelan dibuatnya, gadis itu benar-benar bingung dengan ini semua, Alula melihat cowok itu menghela nafasnya pelan.
"Aku kakak kamu."
Alula menatap bingung, ia tidak pernah mempunyai kakak seperti cowok yang ada di hadapannya ini. Lalu, ia harus apa sekarang? "Tapi, gue nggak kenal lo! Mending lo pergi aja dulu, nunggu Ayah sama Bunda pulang."
"Alula, kamu bukan anak Ayah sama Bunda. Kamu adik kandung kakak, Ayah sama Mamah selalu nunggu kamu. Mereka berharap kamu pulang."
Alula yang tadinya sudah beranjak dan hendak melangkah mengurungkan niatnya, gadis itu tertawa pelan menatap cowok itu, "nggak usah ngarang, dari kecil aku emang udah sama Ayah dan Bunda."
Cowok yang diketahui Afrian itu menghela nafasnya pelan, "Mamah nunggu, Al. Kakak kangen sama kamu. Ayah dan Bunda mu bukan orang tua kandung, kamu harus percaya ini."
Rasanya Alula ingin menangis saja mendengar pernyataan ini. Ia bukan anak kandung? Serius? Atau ini hanya akal-akalan cowok itu? Alula benar-benar bingung hingga suara deru mobil terdengar di pekarangan ruangannya.
Alula merasa jika Ayah dan Bundanya sudah pulang, dan benar saja, kedua orang yang sangat ia sayangi dan menyayanginya memasuki rumah. Ekspresi terkejut nya tidak bisa mereka tutupi, Alula tahu akan hal itu.
"Alula? Kenapa kamu bisa sama dia?!" tuding Bunda yang terlihat kesal, Alula hanya diam saja di tempatnya.
"Memangnya kenapa, Bund? Bunda nggak mau aku tahu? Begitu? Kenapa Bunda ngerahasiain ini semua?" kata Alula membuat Bundanya terdiam, sungguh, itu membuat Ayah dan Afrian hanya diam saja.
"Kamu anak Bunda, Sayang. Kamu jangan dengerin ucapan dia, dia bohong."
"Aunty, seharusnya jangan seperti itu. Mamah sakit, Aunty. Bilang sama Alula yang sebenarnya, Afrian mohon," cowok itu memohon membuat Bunda Alula menatap tajam Afrian.
"Kamu cuma anak kecil, tau apa kamu tentang ini semua? Alula anak saya, dan Saya minta kamu pergi!" kata Bunda.
"Al, kamu harus percaya sama Kakak! Dia bukan Bunda kandung kamu. Keluarga kamu ini bukan orang tua kandung kamu!" kata Adrian dengan keras membuat Alula menutup telinganya.
"Alula jangan percaya, nggak sayang... Kamu anak kandung Bunda, kamu jangan percaya dengan orang asing."
***
Regina berjalan pelan menuju lantai dasar rumah Alula, sahabatnya itu belum juga kembali ke kamar setelah berpamitan padanya. Dipandanginya Alula yang tengah terduduk di sofa.
Regina dengan segera menghampiri gadis itu dengan langkah cepatnya, "Al? Lo nggak papa?" tanyanya menyentuh pundak Alula, gadis itu masih menatap lurus ke depan dengan mata berkaca-kaca.
Ada apa sebenarnya?
"Alula!"
"Eh-"
"Lo kenapa?"
Alula menghela nafasnya pelan, "Gue nggak papa, gue cuma agak ngantuk aja. Gue ke kamar dulu ya? Kalo lo pengen makan malam, di dapur aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Bad Boy[New Version]
Teen FictionNew Version! Setidaknya aku jujur, maaf jika aku memaksa, intinya aku cinta kamu. -Gavino Agariansyah- Perasaanmu mengikatku, seperti ada tali transparan yang mengikatku. Aku tidak suka dipaksa, apalagi dikekang. -Alula Angelista Adrienne- DON'T C...