Koridor sekolah ramai saat seorang yeoja berteriak memberi informasi. Katanya Taehyung dan Jimin sedang mengadakan battle menyanyi di ruangan vocal.
Saat itu juga, para fangirling namja tampan langsung berlarian menuju ruangan vocal. Jisoo yang mendengar nama Taehyung disebutkan langsung berlari begitu saja. Lisa, Jennie dan Rosè mengikutinya dari belakang.
“Oppa Taehyung sangat tampan,” kata seseorang yang tak mereka kenali.
“Andwae. Oppa Jimin lebih tampan,” kata temannya.
Jisoo dan ke tiga temannya menatap lurus ke atas panggung. Jisoo terus saja meramal dalam hati, karena dia tau Taehyung tidak bisa bernyanyi dengan baik. Dia bisa, namun tidak sebaik mereka.
“Kenapa lo keliatan khawatir gitu?” tanya Lisa yang sadar dengan raut wajah Jisoo yang tiba-tiba gelisah.
“Gue cuman ngerasa khawatir sama Taehyung,” kata Jisoo benar adanya. Buktinya tatapannya saat ini benar-benar fokus ke depan.
“Lo kenal sama Taehyung?” kata Lisa yang cukup kaget.
“Lo juga kenal sama dia?” tanya Jisoo, Lisa menganggukan kepalanya. “Dia mantan pacar gue, gue putus sama dia saat gue tau dia selingkuh sama Wendy,” sambungnya. Lisa membelalakan matanya kaget.
“Oh, Jadi namja aneh itu pacar lo. Gila! Dia sama Wendy juga udah putus,” kata Lisa tak menyangka.
Suara gitar terdengar di atas panggung. Jimin duduk di sana sambil tersenyum entah untuk siapa. Rosè memperhatikan wajahnya dengan seksama. Ia merasa kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Dan ia ingat kalau mereka sekelas.
Jimin mulai menyanyikan sebuah bait lagu. Taehyung yang berada dekat dengannya juga merasa menghayati suara indah milik Jimin. Saat melihatnya sefocus ini Rosè baru tersadar kalau Jimin adalah namja yang ia temui semalam di club.
Lisa kini sadar melihat wajah Rosè yang berubah drastis saat ini. “Kenapa lo kak Rosè?” Tanya Lisa, namun tak mendapatkan jawaban apapun dari Rosè. Matanya terpaku pada Jimin di depan sana. Lisa juga melihat kalau kini mereka sedang saling mengunci tatapan.
“In your eyes,” celetuk Lisa asal membuat Rosè langsung mengalihkan tatapannya dan sangat terlihat kalau Rosè salah tingkah karena kedapatan sedang menatap lawan jenisnya.
“Kenapa Rosè?” tanya Jennie yang sejak tadi bungkam. Rose hanya menggelengkan kepalanya bermaksud mengatakan tidak apa-apa, namun Lisa yang peka langsung saja menyemburnya dengan pertanyaan yang membuatnya tersudutkan.
“Kenapa wajah lo kayak gitu? Lo kenal sama Jimin? Mantan lo juga? Kenalan lo? Gebetan lo? Cuman sekedar kenal? Cinta pertama lo? One night stand lo? At—“ ucapannya terpotong saat Jimin menarik paksa lengan Rosè dan membawanya entah kemana.
Sedangkan disana Taehyung menggantikan tempat Jimin bernyanyi tadi. Tepat sebelum ia bernyanyi, di depan microphone Taehyung seperti mengucapkan sesuatu.
“Oh Hallo semuanya. Gue Taehyung. Gue mau persembahin lagu ini buat—“ katanya menggantung saat Jisoo tersenyum penuh arti, mungkin karena terlalu berharap.
Wendy pun menampilkan ekspresi yang sama, sedangkan yeoja yang dimaksud oleh Taehyung hanya menatap datar tak berminat. “Lalice Manoban.”
Jisoo menatap Lisa tak percaya dan tak mengerti kenapa Taehyung menyebutkan nama Lisa bukan Jisoo ataupun Wendy. Lisa membuang nafasnya kasar saat semua tatapan tertuju pada dirinya.
“Gue juga gak tau,” kata Lisa pada Jisoo, “ntar gue jelasin gimana gue kenal dia, biar lo gak salah paham sama gue,” ucap Lisa dan Jisoo hanya menganggukan kepalanya.
Dan di depan sana Taehyung menyanyikan lagu yang menjadi salah satu soundtrack drama The heirs entah apa judulnya. Namun membuat Lisa tak enak dan Jisoo yang merasa kecewa. In your eyes, in your mind. Apa maksud dibalik lagu ini?
“Ige mwoya?” Jennie yang berada disini juga merasa tak mengerti. Berteman belum sampai seminggu, jadi wajar saja jika mereka masih saling kaget jika sesuatu terjadi. Bukannya berbagi dengan teman butuh waktu ‘kan? Apalagi jika baru saling mengenal.
“Gue juga gak ngerti,” kata Lisa. “Namja aneh ini benar-benar tak bisa membuatnya hidup dengan tenang.
“Chagiya,” panggil seorang bergigi kelinci. Entah siapa yang ia panggil. Ketiga yeoja ini saling pandang namun namja ini malah menggandeng tangan Lisa dan membawanya pergi dari tempat itu dan meninggalkan tanda tanya di setiap siswa yang ada disana.
Di tempat lain, Rosè duduk di rooftop sekolah dengan diam. Jimin pun begitu, diantara mereka masih kecanggungan yang ada.
“Jangan bilang tentang pekerjaan gue sama teman-teman gue. Jeball,” kata Rosè dengan wajah penuh permohonan. Jimin menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk ia baca.
“Wae?” hanya itu yang keluar dari bibir Jimin.
“Gue gak mau kehilangan mereka.”
“Kalau mereka benar-benar serius temenan sama lo, mereka gak bakal jauhin lo saat tau gimana kehidupan lo. Setiap orang punya rahasia besar. Gue yakin, mereka sama seperti apa yang lo rasa,” kata Jimin dengan bijak walaupun aslinya orangnya tidak ada kebijakan sedikitpun.
“Geumaweo.” Hanya itu yang keluar dari bibir Rosè. Setelah itu kesunyian kembali menghampiri dua insan manusia ini.
Setelah hening cukup lama. Rosè lagi-lagi membuka suara terlebih dahulu. “Lo ngapain di Club semalam? Punya masalah?”
Rosè tak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba merasa peduli pada Jimin yang berakhir pingsan semalam karena mabuk beratnya.
“Sama seperti yang gue bilang sama lo tadi. Setiap orang pasti punya rahasia besar yang gak bisa dia ungkapin ke sembarang orang apalagi baru kenal,” kata Jimin. Rosè mengerti, dirinya memang orang asing yabg baru saja mengenal seseorang yang bersamanya di club semalam.
“Jeosonghabnida,” Kata Rosè kemudian pergi dari tempat ini.
“Dunia memang kejam, Chaeyoung-ssi,” kata Jimin dan Rosè membenarkannya dalam batinnya.
Di tempat lain dalam waktu yang sama. Namja bergigi kelinci ini terus saja menarik Lisa ke belakang sekolah, entah apa yang ingin ia bicarakan.
“GEUMANHAE! YAK!” Jeritan Lisa mampu membuat telinga siapapun terasa mengi.
“Yak! Neo Micheosseo? Lo mau bawa gue kemana?” jeritan Lisa tertahan karena pengangan namja itu yang sangat kuat. Setelah sampai di tempatnya, Lisa meringis kesakitan dan melihat lengannya yang kini memerah akibat namja yang tak ia kenali.
“Kenapa lo manggil gue, Chagi tadi?” kata Lisa langsung pada intinya. Ciri-ciri gadis yang tak mau basa-basi terlebih dahulu.
“Gue cuman mau nolong lo dari Playboy tadi. Oh yah, Naneun Jungkook imnida,” kata Namja ini yang mengaku namanya Jungkook.
“Ya! Jungkook-ssi. Mweondae? Tolong gue? Yang ada malah lo nambah rumit tau gak. Lo sebenarnya siapa, HAH? Apa lo mau culik gue?” tuduh Lisa membuat Jungkook mencubit kedua pipi Lisa.
“A-appo, Yak!” Kata Lisa yang menjerit kesakitan. Sedetik kemudian, kakinya telah menendang lutut seorang JUNGKOOK.
****
Ada yang suka cerita ini gak? Kalo suka di vote yah! Makasih buat para pembaca setiaku yang selalu muncul di notif buat vote. Aku tanpamu butiran debuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Dream Is You (BLACKPINK X BTS)
FanfictionKalau kalian ingat dengan drama sekitar tahun 2010an yang berjudul Dream High diperankan oleh Suzy, IU dan lainnya. Cerita ini terinspirasi dari drama sekolah tersebut. Cerita ini tentang bagaimana cara mereka menggapai mimpi mereka, bagaimana cara...