'Berdiri tegak, angkat dagumu, pasang dadamu dan katakan pada dunia. Bahwa jatuh bangun mengejar impian itu biasa.'
—_—_—_—_—_—_—_—_—_—
Sudah sekitar setengah jam audisi dimulai. Namun, yang berhasil masuk hanya setengahnya. Semuanya makin merasa kegugupan, orang yang mereka pikir dapat tembus, nyatanya ditolak mentah-mentah.
"No 53," teriak si pembawa acara yang mereka yakini juga salah satu guru disini.
Gadis cantik dengan wajah datar tanpa senyuman di wajahnya menatap semua juri di depan.
"Lalice Manoban, apa saya harus memanggilmu Lic atau Lisa?" Tanya seorang guru dancer terkenal itu.
"Panggil saja Lisa," jawabnya datar tanpa ekspresi apapun.
"Apa yang ingin kau perlihatkan?" Kini seorang guru musik yang bertanya. Namanya, Ailee.
"Dancer," kata Lisa. Sedetik kemudian irama musik terdengar di dalam ruangan ini. Gadis cantik bernama Lisa itu kini memulai aksinya sebagai seorang dancer.
Audisi ini akan ditayangkan di salah satu stasiun TV. Mempromosikan sekolah dengan seribu murid berbakat.
Lisa masih menggoyangkan pinggulnya kesana-kemari. Kakinya melangkah tak tentu membuat siapapun yang ingin mengikutinya merasa pusing. Tak lama musik itu pun berhenti. Dengan nafas yang belum teratur Lisa masih saja memasang wajah datarnya.
"Sepertinya kamu bukan berasal dari korea," kata seorang guru dancer yang semenjak ia melakukan tariannya langsung terpaku pada gerakannya.
Lisa menjawab, "ya."
Kali ini, bukan guru akting, dance atau music, bahkan bukan kepala sekolah yang menanyakan sesuatu padanya. Pertanyaan pertama yang di lontarkan oleh ketua yayasan ini. "Mengapa saya harus memilihmu menjadi bagian dari Kirin art school?"
Lisa tersenyum, bukan senyuman tulus, melainkan sebuah senyuman mengejek yang diarahkan untuknya.
"Karena jika kalian tak menerimaku, sama saja dengan kalian membuang harta karun yang sudah ada di depan mata," kata Lisa penuh percaya diri mengundang banyak sorakan dari banyak orang.
Semua tersenyum, terkecuali si ketua yayasan itu. Dia menatap Lisa lagi lalu berkata, "baiklah, sepertinya dirimu begitu percaya diri."
Semua menatap si ketua dengan tatapan bertanya. Seakan tak percaya dengan apa yang barusan di katakannya. Mendengar kata-kata itu membuat banyak orang lebih down dari sebelumnya.
"Bukankah hidup memang harus seperti itu? Kalau tidak percaya pada diri sendiri, lalu? Saya harus percaya sama siapa? Bapak? Ehh," kata Lisa membalas pernyataan si ketua tadi.
"Kalau begitu, saya kamu terima." Mendengar kata-kata itu, Lisa hanya berterima kasih lalu pergi dari panggung menuju tempat duduk sebelumnya.
Jika sebelum-sebelumnya yang menerima ahli dari apa yang mereka tunjukan, namun kali ini Ketua turut andil menetapkan keputusan untuk Lisa.
Peserta demi peserta sudah menunjukan bakat terbaik mereka. Jam sudah menunjukan pukul dua siang. Namun nama-nama yang diterima baru sekitar 58 orang dari 200 peserta yang sudah tampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Dream Is You (BLACKPINK X BTS)
Fiksi PenggemarKalau kalian ingat dengan drama sekitar tahun 2010an yang berjudul Dream High diperankan oleh Suzy, IU dan lainnya. Cerita ini terinspirasi dari drama sekolah tersebut. Cerita ini tentang bagaimana cara mereka menggapai mimpi mereka, bagaimana cara...