5

3.7K 350 5
                                    

Sudah seminggu sejak pernikahan Nayeon dan Yoongi. Mereka menjadi semakin dekat.

Tidak hanya dengan Nayeon, seminggu ini Yoongi juga merasa dekat dengan kekasihnya dulu, Kang Seulgi.

Namun, yang di dekatnya saat ini adalah Han Seulgi. Yoongi menyadari itu, tapi tetap saja dalam hati dia ingin sekali bahwa wanita itu benar-benar Kang Seulgi.

Walaupun begitu, perlahan Yoongi tetap berusaha untuk mencintai Nayeon. Nayeon benar-benar baik padanya, Nayeon sangat berusaha menjadi istri yang baik untuk dirinya.

Kadang-kadang Yoongi berpikir, bagaimana jika wanita itu adalah Kang Seulgi? Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana dengan Nayeon?

Ia sadar, ia masih menyayangi Kang Seulgi. Tapi saat ini Nayeon sudah menjadi tanggung jawabnya.

Ia berusaha untuk menjaga Nayeon. Ia tidak ingin lengah seperti dulu sehingga mengakibatkan ia harus kehilangan wanita yang saat ia sayangi.

.

Yoongi duduk di sebelah Nayeon di ruang tv.

"Akhir minggu ini kau ingin kemana? Aku akan mengantarmu" tanya Yoongi pada Nayeon yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Ehmmm...bagaimana kalo kita ke IKEA? Aku ingin membeli beberapa furniture untuk apartemenmu"

"Apartemenku? Maksudmu apartemen kita? Ini sudah jadi apartemenmu juga" jawab Yoongi dingin

Nayeon mengalihkan pandangannya dari laptopnya untuk menoleh ke Yoongi sambil tersenyum.

"Iya maksudku apartemen kita"
Nayeon kembali  menatap laptopnya.

"Hanya IKEA?"
Nayeon menjawab dengan anggukan.

"Tidak bisakah kau menatapku saat aku bicara? Lagipula ini bukan kantor, bagaimana bisa kau membawa pekerjaan kantor ke rumah?"

Mendengar Yoongi marah, Nayeon langsung menutup laptopnya dan menaruh di meja.
"Maaf.."

"Maaf aja tidak cukup"

"Lalu kau mau meminta apa agar memaafkanku?

Yoongi menunjukan smirknya.

Nayeon tau maksud Yoongi apa. Oh no!

Dengan gerakan cepat Yoongi langsung menggendong Nayeon ala bridal menuju kamarnya.

.

Nayeon menuju ke kantor Yoongi saat jam istirahatnya. Alasan dia datang ke kantor Yoongi kali ini karena ia akan meminta izin Yoongi untuk mengikuti reuni dengan teman-teman kuliahnya di London pekan depan.

Sedari tadi Yoongi tidak mengangkat telponnya sehingga Nayeon harus datang langsung untuk bertemu Yoongi.

Nayeon langsung memasuki kantor Yoongi. Berbeda saat terakhir dia kesini, saat ini sudah banyak yang mengenalinya bahkan memberinya bungkukan hormat saat Nayeon berjalan.

Sesuai arahan Yoongi waktu lalu, Nayeon menuju lift dan menekan angka 9 karena lantai 9 lantai dimana ruangan Yoongi berada.

Nayeon menuju ke sebuah meja yang berada di depan ruangan Yoongi.

Sejak melihat Nayeon kekuar dari pintu lift wanita yang duduk di balik meja yang berada di depan ruangan Yoongi pun langsung berdiri seakan menyambut kedatangan Nayeon.

"Ahh kau nona yang  menunggu di lobby untuk wawancara saat itu kan? Selamat akhirnya kau diterima" sapa Nayeon kepada sekertaris Yoongi

"Terima kasih Iya Ny. Min, perkenalkan saya Han Seulgi"

"Tidak perlu seperti itu, panggil saja aku Nayeon lagipula sepertinya kita seumuran bukan?"

"Iya benar" jawab sopan Seulgi

"Oh iya apa CEO ada di dalam?"

"CEO sedang rapat, tapi sebentar lagi akan selesai, anda bisa menunggu beliau di dalam"
"Seulgi kau bisa menemaniku kan sambil menunggu CEO?"

Seulgi mengangguk sambil tersenyum ramah.

.

Sudah 30 menit Nayeon dan Seulgi mengobrol bersama sambil menunggu Yoongi di ruangannya.

Mereka menjadi dekat karena tidak disangka ternyata Nayeon dan Seulgi kuliah di kampus yang sama di Oxford. Mereka bercerita tentang cafe dekat kampus yang memiliki pelayan yang cakep.

Saking asyiknya mengobrol, mereka bahkan tidak tau jika Yoongi sudah masuk di ruangannya  dan memperhatikan mereka sedang mengobrol.

Yoongi berdehem.

Kedua wanita yang sesang asyik mengobrol itupun menoleh ke sumber suara, dan mendapati ternyata Yoongi sudah datang.

"Kalau begitu saya permisi dulu" ujar Seulgi menuju keluar ruangan.

Setelah memastikan Seulgi sudan keluar dari ruangan, Yoongi mengahampiri istrinya dan mengecup puncak kepala Nayeon, membuat pipi Nayeon bersemu merah sebelum akhir ia duduk di samping Nayeon.

"Aku kesini cuma mau meminta izin kalau minggu depan ada acara reuni kampus tapi..acaranya di London" ujar Nayeon

"Jadi kau akan ke London pekan depan?"

Nayeon mengangguk dengan tersenyum lebar di bibirnya, karena sepertinya Yoongi menginzinkannya pikirnya.

"Berapa lama?"

"Tidak sampai satu minggu kok, mungkin hanya 5 hari aja" ucap Nayeon dengan antusias

"Kau akan pergi sendiri?"

"Iya, ngga banyak diangkatanku yang berasal dari Korea"

"Tentu saja tidak boleh,  sehari sekalipun jika kau sendiri yang pergi tetap tidak boleh" ujar Yoongi dengan datar

"Kalau begitu, kau bisa ikut denganku"

"Tidak bisa, aku minggu depan harus ke China akan ada pertemuan di sana"

"Ta-ta pi, aku tidak pernah absen untuk datang reuni"

"Min Nayeon, kau tidak ingat apa abeoji katakan padamu? Untuk selalu menuruti apa kata suamimu?"

Nayeon membuang nafas kasar. "Baiklah...aku balik ke kantor dulu, tidak perlu mengantarku" ucap Nayeon yang segera meninggalkan Yoongi.

Tentu Yoongi tidak membiarkan Nayeon balik ke kantor sendiri. Walaupun ia tau kalau Nayeon sedang marah karena tidak mengizinkannya pergi.

Yoongi menggenggam paksa tangan Nayeon. Nayeon berusaha melepaskannya tapi tetap saja kekuatannya tidak seberapa.

.

Tidak ada yang berucap di dalam mobil. Nayeon hanya diam menatap keluar jendela.

"Aku pulang larut, tidak usah menjemputku. Aku akan pulang bersama temanku" ucap Nayeon saat akan turun dari mobil. Ia bahkan sama sekali tidak menoleh ke Yoongi.

Marah, kecewa tergambar di raut wajah Nayeon. Yoongi selalu melarang apa yang ia ingin lakukan.

Bahkan Nayeon tidak tau sebenarnya apa alasan Yoongi sering melarangnya.

Menurutnya Yoongi terlalu misterius, ia sadar belum banyak yang ia ketahui dari Yoongi. Yoongi belum benar-benar terbuka denganya.

***

Million Words✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang