21

3.3K 268 8
                                    

Terlihat jelas wajah Seulgi yang sedang terbaring di kamar rumah sakit. Miris yang dirasakan Yoongi melihat wanita yang dulu pernah mengisi hatinya, sedang terbaring lemah di rumah sakit. Yoongi hanya bisa memandangnya di balik pintu, ia menuju rumah sakit saat tiba di Korea.

Nayeon sama sekali tidak tahu jika Yoongi akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Seulgi, yang ia tahu Yoongi hanya pergi mampir ke kantor sebentar dan segera kembali ke apartemen.

Yoongi duduk di kantin rumah sakit yang sudah mulai sepi, dilihatnya jam tangannya yang sudah menujukan pukul 8 malam. Ia sudah berada di rumah sakit sejak sore tadi.
Netra Yoongi menangkap seorang pria yang berjalan ke arahnya dengan membawa 2 kaleng cola di kedua tangannya.

Jimin mendudukan tubuhnya dan memberikan satu cola pada Yoongi. "Dokter bilang, Seulgi baik-baik saja hyung, kau tak perlu khawatir lagi."

Yoongi menghela nafas pelan, ia berusaha mengeluarkan apa yang ia pikirkan semenjak ia turun dari pesawat. Yoongi sudah merasa bahagia saat ini karena kehadiran Nayeon di kehidupannya, ia sangat mensyukuri itu. Ia berusah untuk melupakan masa lalunya, apapun itu. Namun, Seulgi selalu mengganggu pikirannya.

"Sepertinya aku harus memecatnya." ucap Yoongi lalu meneguk colanya.

"Maksud hyung memecat Seulgi?" Yoongi mengangguk.

"Aku sudah bahagia Nayeon Jimin-ah, aku tak akan mengecewakannya. Setiap kali Seulgi di dekatku, aku tak bisa menghidarinya."

"Tapi  hyung, ia sama sekali tak memiliki keluarga di korea dan kau tahu itu."

"Aku akan merekomendasikan dia di anak perusahaanku yang ada di London."

"Hyung!"

Yoongi sontak menatap Jimin yang terlihat frustasi. Jimin mengerti jika Yoongi sudah bahagia bersama Nayeon, tapi setelah ia tahu yang sebenarnya terjadi, ia merasa iba pada Seulgi.

"Hyung! Seulgi ke sini untuk mencarimu dan kau mengirimnya untuk pergi?!!"

"Apa maksudmu?"

"..."

.

Nayeon menggeliat di kasurnya, sinar matahari menganggu netranya yang masih tertutup rapat. Tangannya mencari-cari keberadaan Yoongi namun ia tidak bisa menemukannya. Nayeon membuka matanya, sisi ranjang yang biasa Yoongi tempati masih telihat rapi.

Yoongi tidak pulang semalam? Benar-benar keterlaluan!

Nayeon mengecek hpnya dan tidak menemukan pesan maupun panggilan dari Yoongi jika ia tak akan pulang.

.

Nayeon tidak pergi ke kantor karena ia masih memiliki jatah cuti. Ia hanya ingin bersantai sambil menonton drama. Ia tiba-tiba merindukan Yoongi, suaminya itu belum pulang juga dari kemarin bahkan belum mengabarinya sama sekali.

Harusnya Nayeon marah, tapi moodnya lagi berbeda kali ini. Dia sedang ingin bermanja-manja dengan Yoongi.

Nayeon mendengar bunyi pintu apartemennya terbuka. Dengan antusias, ia segera mengahampiri pria, yang ia tahu jika itu adalah Yoongi. Seketika raut wajah Nayeon berubah setelah melihat Yoongi yang moodnya sedang tidak baik.

Yoongi mendatanginya dengan raut wajah yang penuh amarah dan itu membuat Nayeon sangat takut padanya.

Yoongi menarik tangan Nayeon dan mengempaskannya di sofa ruang tv. Nayeon benar-benar tidak tahu kesalahan apa ia buat sampai Yoongi memperlakukannya dengan kasar. Selama ia mengenal Yoongi, ia tak pernah diperlakukan Yoongi dengan kasar.
Bukankah seharusnya Nayeon yang marah kali ini? Bahkan Yoongi tak mengabari jika ia tak pulang semalam.

"Nay jawab jujur, kau sudah mengetahuinya bukan?" Yoongi duduk di samping Nayeon.

"Mengetahui a-apa?" jawab Nayeon sedikit ketakutan. Yoongi menatapnya dengan tajam.

"Mengetahui jika Seulgi pernah mengandung anakku." wajah Yoongi sangat dingin.

"..."

"Jawab Im Nayeon!"

Nayeon menunduk ketakutan. "I--iya aku mengetahuinya dari kakak Jeongyeon, ia dokter yang menangani Seulgi saat kecelakaan di Paris beberapa tahun yang lalu."

Yoongi mehela nafas kasar. "Jadi itu alasan kau memberikan banyak hadiah kepada Seulgi!?"

"Maksud Oppa?"

"Kau memberikan barang-barang mahal kepada Seulgi karena kau merasa sangat bersalah padanya?"

"..."

"Kau membuatku seperti orang jahat Nayeon-ah, dia kecelakaan karena aku dan bahkan membunuh janin yang ia kandung, dan kau tak berusaha mengatakannya padaku?!"

"Kau tidak pikir bagaimana perasaanku saat mengetahuimu pernah menghamilinya?! Walaupun itu terjadi sebelum kau mengenalku!" teriak Nayeon.

"Kenapa kau tak memberitahuku Nay?" nada Yoongi melembut.

"Karna aku tahu ku masih mencintainya! sekeras apapun kau bilang tidak mencintainya, kau tetap tidak bisa menghindar untuk tidak mencintainya!"

Yoongi berdiri dan mengacak rambutnya frustasi. "Arrghh...Aku kira kau percaya padaku."

"Aku kira kau sudah melupakannya dan membuka hati untukku."

"Aku sudah melakukannya, aku sudah mencintaimu."

"Tapi kau juga mencintainya."

"Kau tidak percaya padaku Nayeon! kau bahkan tidak menungguku untuk menjelaskannya dan memilih untuk mencari tahu sendiri, apa itu yang disebut percaya?!"

"Maaf oppa.." Nayeon terisak

Yoongi menghela nafas untuk kesekian kalinya. "Maafkan aku juga, tapi aku sedang ingin sendiri."

Yoongi meninggalkan Nayeon, ia memilih untuk keluar dari apartemen dan mencoba menenangkan diri.

Sedangkan Nayeon ia sedang terisak saat ini. Ia menangis penuh penyesalan, mengapa ia harus menghadapi semua ini. Mengapa dari sekian banyaknya pria, mengapa harus Yoongi yang ia cintai?

.

Malam saat Yoongi di rumah sakit, Jimin memberitahu semuanya kepada Yoongi tentang Seulgi yang datang ke Korea dengan maksud ingin menemui mantan kekasihnya dan Seulgi yang pernah mengandung anak Yoongi. Yoongi sangat terpukul, tangis bahkan sudah membasahi pipi mulusnya sedari tadi.

"Park Jimin, mengapa kau memberitahuku hal ini?" tegas Yoongi walaupun masih ada kesedihan di raut wajahnya.

"Tidak akan adil bagi Seulgi jika aku tak memberitahumu hyung!"

Yoongi tersenyum remeh. "Kau menyukainya bukan?"

"Maksudmu apa hyung?"

"Kau menyukai Kang Seulgi kan?"

"..."

***

Hari terakhir uts!! Akhirnya bisa update lagi😁😁

Million Words✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang