Hari sudah malam, Nayeon dan Yoongi baru saja sampai di apartemen mereka. Setelah dari bandara tadi Nayeon meminta Yoongi untuk menemaninya menonton di bioskop. Baru pertama kalinya mereka nonton bioskop berdua setelah menikah.Ting!
Baru saja Yoongi akan duduk di depan tv suara bel apartemennya berbunyi, Nayeon dengan santainya menoleh ke arah Yoongi dengan maksud menyuruh Yoongi untuk membuka pintu.
Seorang pria dan wanita menampaman diri di balik pintu.
"Jimin?! Seulgi!?"
"Hai hyung!"
"Annyeonghaseyo sajangnim"
"Bagaimana kalia bisa bersama?"
Jimin langsung ke apartemen Yoongi, "Ceritanya panjang.."
Yoongi mempersilahkan Seulgi untuk masuk.
"Sajangnim maaf sebelumnya tidak memberitahumu jika kami akan mengunjungimu, kami hanya ingin menjenguk istri sajangnim"
"Tidak apa-apa, tapi bagaimana kalian berdua bisa bertemu?"
"Oh..Jimin-sshi datang ke kantor untuk menemui sajangnim, tapi saya bilang kalau sajangnim sedang tidak masuk karena istrinya yang sedang sakit, kebetulan saya berencana akan menjenguk istri anda dan Jimin-sshi juga ingin menjenguk, jadi kami berangkat bersama"
.
Jimin menuju ke ruang tv dimana Nayeon berada dengan beberapa barang bawaan ditangannya.
"Nayeon! kau sakit apa?"
Merasa terpanggil, Nayeon yang dengan sibuk menonton drama menoleh ke arah sumber suara.
"Jimin? Aku tak apa hanya sakit perut biasa, Oppa saja yang berlebihan."
"Kau datang sendiri?"
Jimin duduk di sofa sebelah Nayeon. "Tidak, aku datang bersama sekertaris Yoongi hyung"
"Seulgi?"
"Kau mengenalnya?"
"Tentu, kami berteman" Nayeon berdiri agar netranya bisa mencari keberadaan Seulgi.
.
Mereka berempat sedang mengobrol di ruang tv dengan ditemani beberapa makanan yang Jimin bawakan.
"Permisi saya mau ke toilet," ucap Seulgi.
"Oh toiletnya ada di sebelah kanan dapur Seul," ucap Nayeon memberi arah pada Seulgi.
Saat kembali dari toilet, Seulgi melihat beberapa foto yang tergantung di dinding.
Banyak foto-foto diantaranya anak laki-laki dan ia mengira-ngira itu pasti foto sajangnim sewaktu masih kecil. Beberapa saat melihat foto, Seulgi seolah sudah pernah melihat foto-foto itu sebelumnya.
Apa ini deja vu? Bagaimana aku merasa sudah pernan melihat foto-foto ini, bahkan aku baru pertama kalinya ke sini, batin Seulgi.
Seulgi mencoba mengingat-ingat kembali, dan seketika Seulgi merasa pusing yang tidak tertahankan bahkan ia sudah tidak bisa berjalan dengan lurus.
BRUUK
Mendengar ada sesuatu yang terjatuh, Yoongi segera memeriksanya dan menemukan Seulgi yang sedang terduduk dan mencoba untuk berdiri. Dengan sigap Yoongi sudah memegang bahu Seulgi dengan kedua tangannya dan membantunya berdiri.
"Seulgi kau tak apa-apa?" tanya Yoongi, suaranya benar-benar menampakan rasa khawatir.
Tak lama, Jimin dan Nayeon pun menyusul Yoongi. Jimin mengambil alih Seulgi dari Yoongi dan membantunya berjalan menuju ruang tv. Jimin tak mau membuat Nayeon curiga karena ke khawatiran Yoongi pada Seulgi yang bisa dibilang berlebihan.
"Seulgi sebaiknya kau harus pulang dan beristirahat" ucap Jimin, Seulgi hanya mengangguk pasrah.
Jimin mengambil tas Seulgi dan segera membantunya berjalan untuk mengantarnya pulang.
"Seulgi sebaiknya besok kau tidak perlu me kantor, kau harus beristirahat kembalilah jika sudah benar-benar sehat" ucap Yoongi.
Seulgi menunduk terima kasih, "Terima kasih atas pengertian sajangnim."
"Kau benar tidak pergi ke rumah sakit?" tanya Jimin saat baru melajukan mobilnya.
"Iya tidak apa Jimin-sshi, tolong antarkan ke apartemen saja."
"Baiklah.."
.
Kesokan paginya, Seulgi sudah merasa sehat. Ia tak pergi ke kantor hari ini dan hanya ingin beristirahat seharian di apartemennya.
Ting!
Seseorang menekan bel apartemen Seulgi. Dengan segelas kopi ditangannya Seulgi menuju pintu apartemennya.
"Jimin-sshi?"
"Hai! Bisakah kau tidak memakai sshi di belangkang namaku?"
"Baiklah Jimin masuklah." Seulgi mempersilahkan masuk Jimin ke apartemennya.
Alasan Jimin datang ke apartemen Seulgi karena ia ingin mengetahui keadaan Seulgi, di samping itu Yoong jugai meminta tolong pada Jimin untuk memeriksa keadaan Seulgi.
Yoongi please! Jimin bukan seorang dokter!
"Kau sudah baikan?"
Seulgi mengangguk cepat.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku tak tahu, tiba-tiba pusing datang begitu saja."
"Apa kau sering merasakan seperti itu?"
Seulgi mengangguk lagi.
"Kalau begitu kau perlu menemui dokter!" kesal Jimin.
"Tidak perlu, karena aku sudah yahu keadaanku sendiri"
Saat ini Jimin benar-benar kesal, "Bagaimana kau tahu?! Bahkan dirimu bukan seorang dokter!"
Seulgi lelah meladeninya orang yang benar-benar keras kepala, ia sangat tidak tahan.
"Karena dokter bilang itu hal yang wajar terjadi jika seseorang kehilangan ingatannya!"
Seulgi harusnya tidak terpancing emosi, ia tidak pernah berniat untuk mengatakan kepada seseorang bahwa ia kehilangan ingatannya. Ia tidak ingin orang merasa kasian kepadanya.
Jimin membelalakan matanya, "Apa maksudmu?"
"Tidak apa-apa."
"Kau mengalami hilang ingatan?"
Seulgi menunduk.
Jimin tak pernah menyangka jika Seulgi mengetahui kalau dirinya hilang ingatan. Jimin pikir, Seulgi tidak mengerti keadaannya dan ternyata ia salah, Seulgi mengetahuinya.
***