29 - END

5K 327 13
                                    

Nayeon menyeruput secangkir cokelat panas yang ia pegang dengan kedua tangannya. Matanya sama sekali tidak teralihkan untuk menatap suaminya yang sedang menceritakan apa yang baru saja terjadi saat sedang berada di rumah orang tua Seulgi.

"Jadi orang tua Seulgi sengaja tidak memberithumu agar ia tak pindah ke Korea karena mu? Tapi saat ini Seulgi sudah berada di Korea." ucap Nayeon sambil menurunkan cangkir cokelat.

Yoongi mengangguk. "Mereka sudah menyerah karena Seulgi terus memaksakan diri untuk ke Korea."

Nayeon menurunkan pandangannya dari Yoongi. Diperhatikan Yoongi, Nayeon sedang menekan-nekan telapak tangannya dengan kuku tangannya sehingga membekas.

"Jadi bagaimana keadaan Seulgi? Apa dia baik-baik saja?" ucap Nayeon dengan sedikit keraguan.

Jujur saja Nayeon masih merasa bersalah pada Seulgi, walaupun Seulgi dan Nayeon sudah baik-baik saja namun tetap saja Nayeon tak bisa melupakan perbuatannya pada Seulgi.

Yoongi meraih telapak tangan Nayeon yang membekas akibat kuku jarinya, membawanya mendekati bibirnya dan mengecupnya dengan lembut.

"Jangan sakiti mereka, itu menyakitiku." Yoongi tak melepaskan tangan Nayeon untuk menghindari Nayeon akan menyakitinya dengan kuku jarinya sendiri.

Nayeon hanya menatap Yoongi tanpa berkata, melihat pria yang ia cintai sangat menyayanginnya bahkan bahkan hal kecil seperti itu, prianya selalu memperhatikannya.

"Seulgi baik-baik saja, Jimin yang menjaganya. Seharusnya aku tahu sejak awal jika Jimin menyukai Seulgi, Jimin sudah aku anggap seperti adikku sendiri tak mungkin aku menyakitinya."

"Mereka akan bahagia Oppa." Nayeon tersenyum kepada Yoongi. Senyuman itu membuat Yoongi selalu percaya apa semua yang Nayeon katakan.

Sentuhan Nayeon membuat tubuhnya selalu merasa tenang. Ia tak akan membiarkan Nayeon pergi begitu saja, ketenangannya seakan hilang menjadi sakit yang luar biasa.

.

"Nayeon-ah kau baik-baik saja?" ucap seseorang di seberang telfon dengan nada khawatir.

"Aku baik-baik saja Seulgi-ah, tak perlu khawatir."

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan calon keponakanku? Dia baik-baik saja kan?"
Nayeon terkekeh. "Tentu mereka baik-baik saja."

"Baiklah..cepatlah kembali, aku merindukanmu."

"Aku juga merindukanmu, bye Seulgi-ahh."

Nayeon berjalan menuju sofa yang berada di dekat tempat tidur hotel dan meletakan ponsel Yoongi di nacas yang baru saja ia pakai.

Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam waktu London dan Yoongi baru saja keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya.
Ia melihat Nayeon yang terlihat bosan dan hanya duduk di sofa sambil mengganti-ganti chanel tv dengan remote.

Jujur saja, mereka baru bertengkar kecil karena Nayeon memaksa untuk pergi ke London Eye tapi Yoongi khawatir jika Nayeon terlalu lelah karena sejak siang mereka sudah berkeliling London dan memaksa Nayeon untuk beristirahat.

"Sayang aku tahu kau sudah lelah."

"Aku tidak lelah! Lagipula bukan aku yang menginginkannya tapi anakmu." ketus Nayeon yang tak mengalihkan kegiatannya menganti-ganti chanel tv.

Yoongi menyisir lembut rambut Nayeon dari belakang. "Tapi ini udah malam sayang, besok masih ada waktu." ujar Yoongi lembut.

Sama sekali tak ada nada tinggi yang keluar dari bibir Yoongi, ia benar-benar memperlakukan Nayeon dengan sangat lembut.

"Tapi semakin malam semakin bagus Oppa! Dan kau bilang besok malam kita akan kembali ke Korea!"

"Kita masih bisa pergi kesana besok pagi kan Nay."

"Ckk...terserah!"

Yoongi membuang nafas berat. Sedari tadi ia sudah beradu bagin dengan pikirannya sendiri yang ingin menuruti permintaan Nayeon. Tapi ia takut jika sesuatu terjadi pada Nayeon jika ia terlalu lelah, tapi disisi lain ia lebih takut jika Nayeon meninggalkannya lagi.

Yoongi sudah memakai pakaian rapi dan bersiap untuk keluar. "Baiklah, pria harus menuruti ibu hamil." gumamnya tapi bisa didengar Nayeon.

Nayeon menoleh ke arah Yoongi, raut wajahnya seolah mengatakan "benarkah?"

"Aku serius, kita akan kesana sekarang."

"Thank you oppa!" Nayeon berlari kecil ke arah Yoongi dan memeluknya.

.

Yoongi dan Nayeon sudah berjalan beberapa blok dari hotel. Mereka mampir ke sebuah cafe dulu karena Nayeon meminta coklat panas  dengan alasan jika anaknyalah yang sebenarnya meminta. Tapi jangan salahkan Nayeon, Yoongi sendiri yang bilang jika ada sesuatu harus melapor padanya.

Telapak tangan Nayeon tak pernah ia lepaskan dari genggamannya, ia benar-benar menjaga Nayeon dengan sangat hati-hati.

"Sudah lama aku tidak jalan malam hari di London, aku benar-benar menyukai London saat malam hari." ujar Nayeon.

"Tapi aku lebih suka berdua bersamamu di tempat tidur saat malam hari."

Nayeon berusaha mengelak. "Oppa kau tak akan menemukan yang seperti ini di Korea."

"Selama bersamamu itu tak masalah."

"Ckk..tapi mereka lebih setuju denganku."

Yoongi menghentikan langkahnya dan menatap Nayeon. "Mereka siapa?" tanya Yoogi bingung.

"Tentu, anak-anakmu."

"Anak-anak, tapi kau baru saja hamil sekali, bagaimana bisa anak-anak?"

Nayeon melepaskan tangannya dari genggaman Yoongi, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Oops seharusnya itu menjadi kejutan."

Mata Yoongi terlihat antusias. "Jadi kau mengandung 2 sekaligus?"

Nayeon menggeleng.

"Lalu?"

"Bukan dua, tapi tiga."

Yoongi memeluk erat wanitanya. Ia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya.

"Astaga Nay! Bagaimana aku bisa melakukannya? Ahh tidak bagaimana kita bisa melakukannya huh!?"

Berkali-kali Yoongi mencium kening dan bibir Nayeon. Walaupun kewalahan dengan bombardir ciuman yang Yoongi berikan, Nayeon menyukainya, ia menyukai jika ia sudah membahagiakan Yoongi.

Akhirnya Nayeon bisa membalas kebahagian yang selalu Yoongi berikan padanya. Sulit sebenarnya membalas, bagaimana agar Yoongi bisa bahagia karnanya. Tapi dengan melihat Yoongi seperti ini, benar-benar menenangkan hatinya.

"Aku tak tahu harus bagaimana untuk membuatmu bahagia, karena aku merasa hanya kau yang selalu membuatku bahagia dan aku tak tahu bagaimana membalasnya." - Nayeon

"Kau tak perlu melakukan apapun, hanya dengan kau ada disampingku sudah membuatku bahagia, hanya denganmu berjuta kata-kata bahagia bisa keluar." - Yoongi

END

Akhirnya selesai juga ff pertama!
Thank you buat readers, thank you so much udah kasih vote setiap part ff ini, udah kasih comment-commentnya, udah nungguin buat update setiap partnya.❤

Sampai ketemu dicerita selanjutnya!😄

Million Words✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang