Flashback
Yoongi memutuskan untuk masuk ke dalam kamar rawat Seulgi, ia duduk di samping ranjang Seulgi. Sedangkan Seulgi, ia masih tertidur karena pengaruh obat uang ia minum. Yoongi tak berhenti menatap lembut Seulgi, bahkan tangannya sudah menggenggam erat telapak tangan wanita yang dulu sangat ia cintai.
Maafkan aku, karena datang terlambat.
"Hyung, kau baru saja melakukan perjalanan panjang. Sebaiknya kau pulang, Nayeon menunggumu." ucap Jimin yang baru saja masuk.
Yoongi mengangguk. "Beri aku 10 menit lagi aku akan kembali."
"Baiklah.."
Netra Seulgi mulai menangkap bayangan lampu kamar rumah sakit, ia merasakan seseorang yang sedang menggenggam tangannya erat. Ia menoleh untuk mengetahui siapa yang sudah menggenggamnya. Ia sontak terkejut saat melihat pria yang sedang menggenggamnya.
"Yo-yoongi oppa? Ah..maksud saya sajangnim?" lirih Seulgi.
Merasa namanya terpanggil, Yoongi menoleh ke arah sumber suara itu."Kau mengingatku?!"
Seulgi menggeleng cepat. Ia berusaha menutupi jika sebenarnya ia sudah mengingat semuanya, namun gagal.
"Jadi kau sudah mengingatku." Bulir air mata Seulgi akhirnya lolos. Yoongi memeluk Seulgi yang masih terbaring di tempatnya. Sedangkan Jimin, ia memilih untuk keluar dari kamar rawat karena ingin memberi mereka waktu.
"Maafkan aku Seul, maafkan aku!" bisik Yoongi.
Tangan Seulgi yang tidak terinfus, menepuk-nepuk punggung Yoongi. "Tak apa oppa, ini nukan salahmu hanya aku yang kurang berhati-hati." ucap Seulgi sambil menahan isakanya dan berusaha untuk menenangkan Yoongi yang sedang menangis.
Seulgi menjelaskan apa yang terjadi pada Yoongi hingga hari berganti. Seulgi tak ingin merusak hubungan Yoongi saat ini yang sudah bahagia bersama Nayeon. Seulgi meminta Yoongi untuk mengerti perasaan Nayeon, berharap hubungan Yoongi dan Nayeon tetap berjalan dengan baik, walaupun ada kehadiran Seulgi.
Namun, walau bagaimanapun Yoongi ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah menimpa Seulgi. Ia tak ingin seperti pria pengecut yang membiarkan orang lain memikul masalah yang ia buat. Tidak, Seulgi bukan orang lain bagi Yoongi.
Flashback end.
Nayeon kembali ke runitasnya, ia memilih kembali bekerja membiarkan masalahnya berlalu. Ia menyibukan diri seperti biasanya. Namun, sudah dua hari ini, Nayeon merasa sakit. Badannya sangat berat untuk digerakan, ia selalu muntah setiap makanan yang ia makan. Walaupun begitu ia masih saja memaksakan diri untuk ke kantor. Ia mencari kesibukan sendiri untuk melupakan sejenak masalah yang sedang ia hadapi.
Hari ini sudah hari keempat Yoongi belum kembali ke apartemennya. Baik Yoongi maupun Nayeon tidak ada yang berusaha membuat hubungan mereka membaik, mereka berdua benar-benar keras kepala.
Nayeon merasa sangat bersalah, ia terlalu egois. Ia pikir dengan tidak memberitahu Yoongi tentang Seulgi yang pernah mengandung anaknya dapat menjaga hubungannya tetap utuh tapi ternyata ia salah besar. Yoongi menjadi sangat marah padanya, Nayeon merasa ia pantas mendapatkan amarah Yoongi.
Mungkin tidak hanya Yoongi saja yang Nayeon buat kecewa, keluarganya juga bakal kecewa, orang tua Yoongi, dan orang tua Nayeon sendiri.
Seulgi juga pantas marah kepada Nayeon. Nayeon mendekati Seulgi karena ada maksud tertentu, tapi disamping itu Nayeon benar-benar tulus berteman dengan Seulgi, bahkan Seulgi sudah menjadi salah satu teman terdekat Nayeon.
"Nayeon, kau sakit? Kau terlihat sangat tidak sehat." ucap Jisoo, teman kantor Nayeon.
"Seperti hanya kecapekan saja." jawab Nayeon lesu.
"Tidak, kau sakit, dan kau harus segera pulang atau pergi ke dokter dulu. Aku akan mengeizinkamu pada general manager nanti."
.
Nayeon tersenyum lebar di tengah wajah pucatnya. Bagaimana tidak? Jelas-jelas Nayeon mendengar langsung dari dokter bahwa saat ini ia sedang hamil, dan kehamilannya sudah menginjak usia 3 minggu. Nayeon mengikuti saran Jisoo untuk ke dokter dan rasanya semua rasa sakitnya hilang dalam sekejap dari tubuhnya setelah kabar bahagia itu dari dokter.
Nayeon sangat ingin memberi kabar bahagia ini pada Yoongi. Namun, apa daya hubungan mereka sedang tidak baik. Nayeon sudah tidak sabar untuk memberitahu kepada orangtuanya, tapi ia memutuskan untuk memberitahu Yoongi terlebih dahulu sebelum yang lain.
Nayeon masih ingat perkataan dokternya, bahwa usia kandungan Nayeon masih sangat rawan dan Nayeon juga harus menjaga kesehatannya untuk sang janin. Nayeon tidak boleh terlalu kecapekan bahkan dokter menyarankan Nayeon untuk bedrest sementara ini.
Nayeon bahkan berbohong kepada dokter jika ia naik taksi saat berkunjung ke rumah sakit, karena keadaan Nayeon yang masih sangat lemah sehingga tidak diperbolehkan untuk menyetir sendiri. Dokter juga mengatakan bahwa Ia harus segera menemui suami Nayeon untuk membahas kesehatan Nayeon, namun Nayeon berbohong bahwa suaminya sedang berada di luar negeri sehingga tidak bisa dengan segera menemuinya.
Menikmati hembusan angin sore, Nayeon duduk menikmati kesendiriannya di taman sungai Han. Sejenak ia berpikir apa yang harus ia lakukan, dan bagaimana ia harus bertahan.
"Kita akan baik-baik saja." gumam Nayeon sambil mengelus-elus perutnya.
***
Thank youu for vote & comment❤❤