26

3.8K 328 14
                                    

"Nay! Apa yang kau pikirkan?!" Yoongi menarik tangan Nayeon menuju kamar mereka.

Yoongi tidak percaya, bagaimana bisa istrinya mengundang Seulgi ke apartemen mereka? Yoongi hanya khawatir, karena masalah yang baru saja menimpa mereka mempengaruhi hubungan Nayeon dan Seulgi. Lebih tepatnya Yoongi khawatir jika Nayeon melakukan sesuatu hal buruk pada Seulgi.

Yoongi masih ingat kecanggungan yang terjadi saat mereka bertiga berada di meja makan bersama. Namun, Nayeon berusaha keras untuk menuntupi kecangungan itu dengan obrolan-obrolan kecil yang ia buat.

"Bukankah oppa seharusnya berterima kasih padaku?"

"Maksudmu apa Min Nayeon!?" Nayeon duduk di pinggir tempat tidurnya sedangkan Yoongi berdiri tepat di hadapannya.

"Aku membantumu untuk bertanggung jawab! Aku akan mengalah! Aku membiarkanmu untuk kembali pada Seulgi."

Yoongi terlihat frustasi, ia mencengkram rambutnya dengan kedua tangannya dan duduk di pinggir tempat tidur.

"Kau benar, aku ingin kembali bersama Seulgi tapi itu dulu sebelum aku bertemu denganmu!"

"Biarkan aku melakukan hal yang benar kali ini, sudah banyak orang yang mengalah untukku. Kali ini aku yang akan mengalah."

"Nay kau lupa? Kau sedang hamil!"

Nayeon terdiam sejenak. "Aku akan membesarkannya sendiri."

"Maksudmu kau ingin bercerai?!"

Nayeon menundukan kepalannya, ia tak berani melihat wajah Yoogi saat ini. Yoongi berdiri dihadapan Nayeon.

"Jawab Nay!"

Nayeon mengangguk. "Aku ingin kau dan Seulgi bahagia, seperti yang selalu kau harapkan."

"Kau pikir itu yang aku inginkan saat ini? Tidak Nay aku menginginkan kau dan juga anak kita. Kita akan membesarkannya bersama. Kumohon jangan pergi meninggalkanku." nada Yoongi melembut.

Yoongi berlutut di depan Nayeon yang sedang duduk di pinggir tempa tidur. Kedua tangannya sudah melingkar dipinggang istrinya, merapatkan kepalanya pada perut Nayeon.

Nayeon tahu Yoongi sudah meneteskan air matanya, sudah lama ia merindukan momen seperti ini. Hal yang paling sangat ia rindukan saat Yoongi memeluknya lembut. Nayeon menunduk dan memeluk kepala Yoongi.

.

Pikiran dan perasaan Nayeon bercampur aduk, sudah pukul 2 pagi ia belum juga kunjung tidur. Walaupun tempat tidurnya terasa hangat bersama Yoongi yang sedari tadi sudah terlelap sambil memeluk tubuh mungilnya erat.

Nayeon yang memunggungi Yoongi seolah sedang berpikir keras sambil menggigit-gigit kecil bibir bawahnya.

Dengan perlahan Nayeon melepaskan pelukan Yoongi dan beranjak menuruni ranjang tidurnya. Ia keluar menuju dapur dan meneguk segelas penuh air putih. Wajahnya berusaha mengekspresikan untuk meyakinkan dirinya.

Baiklah aku akan melakukannya, gumam Nayeon.

.

Yoongi terbangun dengan netra yang tak menangkap bayangan Nayeon di sampingnya. Yoongi segera mencari Nayeon, namun ia tak menemukan Nayeon disetiap sudut ruangan.

Ia mengambil ponselnya di nacas kayu samping tempat tidurnya. Jemarinya berusaha menemukan nomor Nayeon dan menelfonnya. Saat berusaha menghubungi Nayeon, ia mendengar nada dering ponsel Nayeon yang terdengar dari ruang tv.
Ya, Yoongi hanya menemukan ponsel Nayeon di meja ruang tv. Tak hanya ponsel Yoongi juga menemukan secarik kertas yang diletakan di bawah ponsel milik Nayeon.

I Loved You - Nayeon and your baby

.

Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipi kanan Yoongi. Ya, ia mendapatkan tamparan itu dari appanya sendiri. Sedangkan ia melihat eommanya yang terduduk lemas di sofa rumah sambil menangis tersendu-sendu.

"Kau bilang Nayeon menghilang tanpa kabar huh!?" ucap Tn. Min dengan penuh emosi.

Yoongi hanya bisa menunduk tak menatap wajah penuh amarah appa-nya.

"JAWAB MIN YOONGI!!" teriak appa-nya.

"Yoongi sudah berusaha mencarinya, namun sudah 2 hari Nayeon tak memberi kabar."

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?! Nayeon bahkan sedang mengandung cucu appa dan kau tidak bisa menjaganya dengan baik! Bagaimana tanggung jawabmu sebagai seorang suami!?"

"Apa ini karena Seulgi? Apa karna Nayeon mengetahui tentang Seulgi?" tanya Ny. Min sambil terisak.

"Eomma ini bukan salah Seulgi," Yoongi menatap sendu eomma-nya, "Ini semua salahku eomma."

"Yoongi, eomma tak akan menyalahkan siapun saat ini. Eomma hanya menyesal memaksa dirimu untuk menikahi Nayeon. Eomma tahu kau terpaksa menerima Nayeon, eomma merasa bersalah telah membawa Nayeon ke kehidupanmu dan yang hanya membuatnya sakit."

"Yoongi mencintai Nayeon eomma! Yoongi tak menyesal telah menikahinya!"

"Kalau begitu cari Nayeon, cari cucu eomma. Tapi eomma sudah tak bisa membantumu jika Nayeon tetap memilih untuk meninggalkanmu, eomma hanya mengingkan kebahagian untuk Nayeon."

Sudah dua hari Yoongi berusaha mencari Nayeon, ia berusaha menanyakan keberadaannya pada teman-teman dekat Nayeon. Dan yang paling buat Yoongi terkejut bahwa kantor Nayeon baru saja memberitahunya jika Nayeon sudah mengajukan resign sejak 4 hari uang lalu, dan ia sama sekali tidak mengetahui tentang itu.

Konsekuensi yang tak pernah Yoongi pilih yakni merelakan wanita yang ia cintai pergi meninggalkannya. Yoongi pernah mendapatkan resiko itu saat Seulgi meninggalkannya, sampai bertahun-tahun ia tak kunjung melupakan Seulgi, dan akhirnya Nayeon datang mengusik kehidupannya dan membantunya melupakan masa lalunya yang pahit.

Apa yang kau pikirkan Nay, apa kau benar-benar ingin meninggalkanku? Kau ingin membuatku gila?

***
Thank you readers yang sudah bersabar menunggu kelanjutan cerita ini❤

Million Words✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang