Part 22

403 21 3
                                    

Tak terasa Sebentar lagi kelas XII Sudah akan melaksanakan Ujian Nasional. Semua kelas XII sibuk dengan Belajar, Belajar dan Belajar.

Begitu pula Rutinitas Arlen, sekarang Belajar dan Belajar terus setiap hari, tak ada lagi waktu bermain untuknya sekarang, karena ujian sudah tinggal menghitung hari.

Dia ingin melanjutkan studynya keluar negri, ia ingin kuliah di Universitas Oxford, tapi keinginannya belum ia utarakan kepada kedua orangtuanya.

Ia menunggu waktu yang pas untuk berbicara kepada mereka.

Saat Arlen sedang belajar, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

Ceklekkk

" Arlen makan malam dulu yu sayang." Ujar ibunda Arlen.

" iya mah."

Arlen pun langsung membereskan buku-bukunya, dan turun kebawah untuk makan malam bersama kedua orangtuanya.

Di meja makan

" Arlen,kamu sekarang banyak berubah ya." Ujar ayahnya Arlen, ia merasa bahwa banyak sekali perubahan sikap pada anaknya ini.

" Iya sayang. Kamu banyak berubah sekarang, Belajarnya rajin, Ibadahnya juga rajin, mamah bersyukur sekali sekarang kamu sudah berubah, tidak seperti dulu lagi." Ucap ibunda Arlen meneruskan ucapan suaminya tadi.

Mendengar ucapan kedua orangtuanya tadi. Arlen merasa senang dan juga sedih.

Senang, karena Arlen merasa kini orangtuanya sangat bahagia melihat perubahannya sekarang.
Sedih,karena Arlen merasa dulu ia sangatlah Nakal sampai-sampai orangtuanya sangat bersukur sekali melihat perubahan anaknya sekarang.

Setelah berbincang sebentar mengenai masalah perubahan Arlen. Kini mereka sekarang makan malam bersama.

Seusai makan, Arlen pun mulai membuka perbincangan dengan kedua orangtuanya, ia ingin mengutarakan keinginannya kepada mamah dan papahnya.

"Mah, pah Arlen mau ngomong sama mamah sama papah." Ujar Arlen mulai membuka suara.

" mau ngomong apa nak."

" aku mau kuliah di luar Negri Mah,pah." Ujar Arlen.

" memang kamu mau kuliah dimana sayang." Ujar sang ibunda.

" aku mau kuliah di Universitas Oxford mah, di Inggris."

" Apa kamu yakin nak, lebih baik kamu kuliah disini saja, mamah khawatir kalo kamu jauh dari kita, iyakan pah." Ujar ibunda Arlen.

" iya bener nak, apa kata mamah kamu."

" tapi mah, pah aku sangat ingin kuliah disana aku ingin sekali, dan Inshallah aku tidak akan mengecewakan kalian, aku akan membuat mamah dan papah bangga kepada ku." Ujar Arlen bersungguh-sungguh.

Melihat kesungguhan anaknya itu untuk menimba ilmu, membuat orangtua Arlen menyetujui kemauan anak satu-satunya itu.

" Yaudah kalo itu mau kamu, papah setuju, jika memang itu kemauan kamu nak."

" iya mamah juga setuju, tapi kamu ingat disana kamu harus benar-benar belajar sayang."

" iya mah, inshaallah Aku tidak akan mengecewakan kalian."

Kini hati Arlen sangat senang karena ia sudah mendapatkan ijin untuk kuliah.

Sebenarnya Arlen ingin melupakan Zahra, ia takut jika ia kuliah disini ia tidak fokus kuliah karena terus terusan memikirkan Zahra.

Seusai makan malam. Arlen langsung kembali ke kamarnya untuk melanjutkan belajarnya, karena terganggu makan tadi.

" Mah,Pah Arlen ke kamar lagi ya. Arlen mau lanjut belajar lagi. " ujar Arlen dengan sopan.

Ketika Arlen sudah sampai dikamarnya Arlen kembali melanjutkan aktivitas Belajarnya lagi.

Azan Isya pun berkumandang, Arlen pun memutuskan sholat Isya terlebih dahulu. Karena Sholat merupakan kewajiban ia sebagai umat Muslim.

Arlen pun mengambil air wudhu, wajahnya begitu segar ketika ia selesai berwudhu.

Aku merasa begitu segar ketika aku berwudhu. Batin Arlen.

Setelah selesai Berwudhu Arlen pun langsung melaksanakan Sholat isya. Hatinya begitu tenang dan tentram saat sedang sholat.

Seusai Sholat, Arlen pun menyempatkan Waktu untuk Berdo'a untuk kedua orangtuanya dan tentunya juga untuk dirinya sendiri. Ia berdo'a agar dimudahkan dalam belajar dan melaksanakan Ujian nanti.

Karena usaha saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan Do'a.

Sebesar apapun Usaha yang kita lakukan jika kita tidak di iringi dengan berdo'a kepada Allah untuk Hasil yang baik. Maka hasilnya pun akan sia sia jika kita tidak  di iringi dengan do'a. Itulah yang ada dalam benak Arlen.

Arlen pun merenung sejenak, ia merenungi segala Kesalahan dan Dosa-dosa yang telah ia perbuat selama ini, mulai dari sering membully orang, melawan orangtua, menghambur-hamburkan uang kedua orangtuanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan lain sebagainya.

Tak terasa air matanya pun kini mulai menetes. Ia tak sanggup membayangkan begitu banyak Dosa-dosa yang telah ia perbuat selama ini.

" Betapa banyak hati yang tersakiti karena ulah ku dulu." Batinnya sambil menangis.

Sekarang Arlen mulai menanamkan dalam benaknya untuk berubah. Berubah untuk menjadi lebih baik lagi.

" aku akan membuka lembaran baru, dengan mengisi hari dengan beribadah kepada Allah SWT, dan selalu berbuat kepada semua orang terutama pada kedua orangtua ku." Ujar Arlen.

Setelah selesai Sholat Isya, Arlen kembali melanjutkan aktivitas belajarnya.

Ia juga sudah berniat untuk menghafal Al-Qur'an. Sambil belajar ia mendengarkan Murotal Al-Qur'an dari Handphone nya. Sekarang hp Arlen playlist nya Murotal Al-Qur'an semua. Ia menghapus lagu-lagu yang lainnya. Dan menggantinya dengan Murotal Al-Quran.

Jam sudah menunjukan pukul 21:00 itu artinya Arlen harus tidur, Karena tidur terlalu malam tidak baik untuk kesehatannya, apalagi ia sebentar lagi akan melakasanakan Ujian Nasional.

Ketika Hendak tidur, ia mengambil minum di atas nakasnya. Saat minuman itu ia ambil. Tak sengaja ia mengambil sebuah foto yang ada dinakas meja di samping air minumnya.

Ia pun memgambil foto itu, Dan melihatnya. Saat melihat foto itu hati Arlen begitu tersentak, Ternyata foto itu adalah foto Zahra, Gadis yang selalu bertengkar dengan dia dan pula gadis yang sangat ia cintai.

Arlen pun memandang foto Zahra sebentar. Saat memandang foto Zahra ia teringat akan wajah Zahra yang sangat Cantik Dan Manis. Arlen pun tersadar, Ia langsung berhenti memandang foto zahra dan menyimpan foto Zahra di Dalam laci Mejanya.

" Astagfirullah, berfikir apa aku ini
Tidak Seharusnya aku memikirkan Wanita yang bukan mahram ku. Ampunkan Hamba ya Allah sudah memikirkan wanita yang bukan mahram hamba." Ujarnya dalam hati.

Arlen sungguh masih sangat mencinta Zahra, Tapi ia sadar cinta ini lebih baik dirasakan dalam diam.

Dari pada sibuk memikirkan jodoh lebih baik aku sibuk memperbaiki diri Karena Jodoh seseorang itu merupakan Cerminan diri dari orang tersebut. Batin Arlen dalam hati

Hai Redaers
Aku datang lagi
Udah lama ga upadate
Makasih sudah membaca cerita ku ini😄😄

See You Next Part

Takdir Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang