part 26

230 12 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.

Berusaha menundukan pandangan dari yang bukan mahram'

Saat Arlen sudah sampai dimasjid dan hendak mengambil air wudhu, ia mendengar suara seorang wanita yang sangat khas ditelinganya.

Arlen pun mencari dimana sumber suara itu, saat Arlen menoleh kebelakang ternyata ada Zahra dan teman-temannya hendak menuju Arah masjid.

Dengan tergesa-gesa Arlen menuju tempat wudhu untuk mengambil air wudhu.

Arlen khawatir jika ia berpas-pasan dengan Zahra ia akan membayangkam terus menerus wajah Zahra seperti pagi tadi.

Zahra dan teman-temannya sudah sampai dimasjid, tak lupa mereka menaruh mukena terlebih dahulu didalam masjid sebelum mengambil air wudhu.

"Eh bukannya itu Arlen,Doni dan Bayu ya." Ujar Irfa saat sampai didalam masjid dan melihat mereka.

Zahra yang mendengar ucapan Irfa tadi langsung menoleh melihat Arlen yang sedang melaksanakan sholat.

Hati Zahra sangat tersentuh melihat Arlen yang sedang melaksanakan sholat, Zahra sangat senang melihat perubahan Arlen, Arlen yang sekarang bukan Arlen yang dulu.

Arlen sekarang sangat rajin beribadah, baik dan tidak suka menjaili orang atau pun membuat onar.

Begitu pula teman-temannya mereka sekarang sudah sangat berubah dan berhijrah menjadi lebih baik.

Aku kagum melihat perubahan kamu  sekarang ' ujar Zahra dalam hatinya.

Namun Zahra segera langsung meluruskan niatnya, ia kemasjid kan ingin melaksanakan ibadah sholat dhuha bukan untuk melihat Arlen.

" Ra kok kamu melamun sih, ayo wudhu, terharu ya melihat perubahan Arlen. " Ujar Irfa menggoda Zahra.

" Semoga dia jodoh kamu ra." Ujar Airin menyenggol pundak Zahra.

Zahra yang mendengar ucapan teman-temannya itu hanya terdiam dan langsung berjalan menuju Tempat wudhu, dalam hati ia berkata Aamiin semoga Arlen jodohnya kelak.

Airin dan Irfa pun menyusul Zahra untuk mengambil air wudhu juga.
Setelah selesai mengambil air wudhu mereka melaksanakan Sholat dhuha.

Setelah selesai sholat Zahra melipat mukena yang tadi ia kenakan dengan rapi, ia selesau sholat terlebih dahulu dari Airin dan Irfa, sekarang Airin dan Irfa sedang berdoa. Zahra pun duduk menunggu temannya.

Namun, saat Zahra sedang duduk ia merasa ingin buang air kecil, kemudian Zahra pun pergi kekamar mandi yang ada dimasjid, tak lupa ia mengirimkan pesan singkat telebih dahulu pada teman-temannya, bahwa ia ingin kekamar mandi terlebih dahulu.

Saat melangkah keluar masjid untuk menuju kekamar mandi, Zahra bertemu dengan Arlen yang hendak ingin memakai sepatu dipelataran masjid.

mereka tak saling sapa satu sama lain,Zahra ingin sekali menyapa Arlen terlebih dahulu namun ia malu, biasanya jika mereka bertemu pasti Arlen yang menyapa Zahra terlebih dahulu, Namun kini Arlen tak menyapa Zahra sama sekali.

Didalam hati kecil Zahra ia sedih, kenapa Arlen tidak menyapanya, namun ia sadar ia bukan siapa-siapa Arlen kenapa ia ingin sekali disapa.

Zahra bergumam dalam hati 'Astagfirullah Zahra jangan berharap pada manusia apalagi dia bukan mahram kamu'

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya."
-Imam Syafi’i 

Semua itu berbanding terbalik dengan dulu, dulu Arlen selalu mengejar ngejar Zahra, Namun kini semenjak Arlen Hijrah ia tidak seperti itu lagi ia menjadi pribadi yang sedikit cuek, namun tetap menyapa Zahra atau sekedar senyum ketika bertemu.

Tapi berbeda dengan hari ini,hari ini Arlen sama sekali tidak menyapa Zahra ataupun senyum padanya.

"Len tadi Ada lo berpas-pasan sama Zahra Kok ga nyapa tumben." Ujar Doni melihat kejadian tadi.

"Emang iya? Perasaan ga ada Zahra deh." Arlen sama sekali tidak sadar bahwa tadi ia berpas-pasan dengan Zahra.

"Yaelah masa sih, kita aja yang dari jauh ngeliat len." Ujar Bayu.

"Gue serius ngapain bohong sih, tapi ada bagusnya juga gua ga nyadar, jadi gue ga liat wajah Zahra. Gue sedang berusaha menjaga pandangan gue nih dari yang bukan mahram." Ujar Arlen.

"MashaAllah, iya len gue dukung. Kita tuh seharusnya bisa jaga pandangan kita nih, mulai sekarang ya." Ujar Doni.

" iya mulai sekarang." Bayu menjawab dengan semangat.

" oke." Ujar Arlen lebih semangat.

Dilain sisi Arlen tidak menyadari bahwa ia tadi bertemu dengan Zahra, karena ia selalu menundukan pandangannya. Semenjak kejadian tadi pagi Arlen sekarang lebih berhati hati dalam pandangannya.

Terlebih jika memandang wanita, apalagi wanita itu Zahra bisa bisa ia tak henti membayangkan wajah Zahra.

Ia tak ingin kejadian pagi tadi terulang lagi, ia ingin menjadi pribadi yang dapat menundukan pandangannya dari yang bukan mahramnya.


See you next part
Jangan lupa vote dan komennya.

Ambil yang positif buang yang negatif ya teman-teman😊.

Takdir Cinta KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang