Bagian 4

4.3K 204 3
                                    

Pagi itu tampaknya Kakashi baru pulang, terdengar dari suara mobil nya yg berhenti di halaman rumah. Sakura yg sedang duduk santai di teras, menatapnya sinis. "kau pikir rumah ini hotel? pulang pergi semau mu."ucap gadis itu saat Kakashi berjalan disamping nya. Tanpa merespon, pria bermasker itu masuk ke rumah, menaiki tangga menuju kamar. Tidak peduli dg beberapa maid yg menawarkan sarapan.

Sementara Sakura bergumam tidak jelas karena diabaikan oleh Kakashi. Padahal dia yg biasanya mengabaikan pria ubanan itu. Menyandarkan kepala dibantalan kasurnya. Dia masih tidak percaya dg kematian Jiraiya. Rasa nya itu hanya mimpi.

# # #

Saat hendak menuju ruang makan, dia mendengarkan para maidnya sedang mengobrol. "aku sudah meletakkan makanan nya didepan pintu, tapi sama sekali tidak dimakan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada tuan Kakashi?" Ayame tampak khawatir dg keadaan tuan muda yg diam-diam dia sukai. "biarkan saja. Kalau lapar juga keluar dari sarangnya." ucap Sakura duduk dikursinya.

"Tapi, nona. Sejak pulang dari makam, tuan muda belum keluar dari kamar. Saya takut terjadi sesuatu pada nya."jelas Ayame. "itu karena kau menyukainya. Ucapan mu berlebihan. Biarkan saja dia mau apa. Aku tidak peduli." jelas Sakura. Wajah Ayame bersemu seketika, mendengar ucapan Sakura bahwa dia menyukai Kakashi.

"Permisi, nona. Tuan Asuma menunggu diruang tamu."kedatangan Iruka menghentikan acara sarapan Sakura. Tanpa merespon, gadis itu bangkit dan menghampiri Asuma yg merupakan pengacara keluarga Haruno. "selamat pagi, nona." sapa Asuma berojigi . "ada sesuatu yg penting?" tanya Sakura to the point. "sebelumnya, saya ingin bertemu dg tuan Kakashi juga. Tanpa beliau, saya tidak bisa menyampaikan pesan terakhir mendiang tuan Jiraiya."jelas Asuma.

Sakura menghela nafas," Ayame! Panggil tuan muda mu itu. Katakan Asuma ingin menemui nya. Jika dia tidak mau, dobrak saja pintunya dan seret dia kemari."perintah Sakura. "baik, nona."tanpa pikir panjang, Ayame segera menuju kamar Kakashi yg letaknya tepat disamping kamar Sakura.

Tok tok tok
" Tuan, nona menyuruh anda kebawah. Ada tuan Asuma ingin bertemu anda."jelas Ayame sambil terus mengetuk pintu, siapa tau Kakashi sedang tidur. Tak lama, pintunya terbuka menampilkan sosok Kakashi yg langsung keluar begitu saja tanpa bicara. Ayame yg mengerti dg kondisi tuan nya saat ini, memakluminya.

"Selamat pagi, tuan Kakashi."sapa Asuma berojigi yg hanya direspon "hn" saat Kakashi berjalan menghampiri nya dan duduk tak jauh dari Sakura. "kalau begitu saya langsung saja pada inti nya."Asuma mengeluarkan beberapa berkas yg dia perlukan. Lalu menjelaskan maksud kedatangannya.

" Sebelum tuan Jiraiya berpulang. Beliau menulis surat wasiat dg tulisan tangan nya sendiri, yg isinya... Bahwa rumah beserta isinya telah diwariskan pada nona Sakura selaku pewaris tunggal. Begitu juga dg Rasenggan Corp dan Konoha Hospital. Disini juga tertulis bahwa mulai surat ini ditanda tangani, Hatake Kakashi bertanggung jawab penuh atas nona Sakura. Dan nona Sakura wajib melaksanakan perintah apapun dari tuan Kakashi. Jika tidak, seluruh aset akan berpindah secara otomatis pada tuan Kakashi. "

" Apa kau bilang? Aku harus bertekuk lutut pada nya?!"Sakura menunjuk Kakashi dg amarahnya. Sementara Kakashi menutupi wajahnya dg telapak tangan, "aku tidak bisa memenuhi amanah itu. Maaf. "ucap Kakashi." aku juga tidak sudi menyerahkan hidup ku pada mu!"ucap Sakura dg nada tinggi.

"Maafkan saya. Ini hanya sesuai yg ditulis tuan Jiraiya. Saya hanya menyampaikan yg sebenarnya. Selain itu, Kamui Property diserahkan pada tuan Kakashi."

"Apa? Itu kan....."
"Resort dan Hotel yg belum lama anda bangun, tuan Kakashi."
"Tidak, aku hanya membantu saja waktu itu."
"Tapi disini semua tulisan sudah disahkan secara hukum. Nona Sakura akan menduduki kursi kebesarannya saat usia nya sudah genap 23 tahun. Selama menunggu waktu itu tiba, tuan Kakashi lah yg akan mengambil alih. "

Karma Masih Berlaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang