ninth

1.1K 38 1
                                    

Angga pov

Sedang asik membaca novel, perempuan itu sontak menghampiri ku. Dia minta ijin dengan ku boleh apa tidak duduk disamping nya. Jujur, sebenar nya tidak ingin dia di samping ku. Tapi, karena rasa iba muncul dalam hati ku. Jadi aku hanya mengangguk dan melanjutkan bacaan novel ku.

Terbiasa dengan keadaan nyaman dan tentram. Kali ini seperti ada bencana alam yang terjadi. Berisik, rusuh dan mengganggu. Aku ingin marah tapi aku tahan. Tak pantas jika laki-laki memarahi perempuan. Aku menjadi tak konsen dalam membaca. Menunggu sampai pelajaran berganti. Tak terasa juga pelajaran berganti. Aku bebas, perempuan itu akan pindah dari sampingku. Mengganti buku tak lama dia menegurku.

Oh shit. Lagi-lagi dia meminta ijin ku untuk duduk di sampingku.

" kenapa gak di tempat lo aja " jawab ku kali ini dengan halus sebenarnya menolak. Tapi sepertinya tak mempan. Jurus dari ekspresi wajah nya kali ini lagi-lagi membuat aku iba. Yatuhan.

Aku melihat ekspresi nya begitu manis. Bibir nya yang pink ingin rasanya aku mencium nya. Bola matanya yang hitam membuat ku ingin menatap nya terus. Tapi aku tetap berpegang teguh, untuk tak menatap nya sama sekali. Bahkan aku tak kan berbicara kepadanya selama ia masih duduk disampingku. Ah Angga lo ini kenapa?

Kena Pov

Selama pelajaran berlangsung aku tak bisa mencari kesempatan untuk berbasa-basi dengan nya. Guru di depan ku terus menjelaskan pelajaran Geografi. Geografi yang hanya sebagai lintas minat di kelas IPA1, waktu di IPA5 Ekonomi lah yang menjadi pelajaran lintas minat ku. Untung saja cuma 1 jam pelajaran mendengarkan ceramahanya dan memerhatikan papan tulis yang banyak coretan disebabkan oleh Guru Siska.

Bel istirahat

" lo ke kantin?" Tanya Juse padaku. Aku menggeleng, kali ini aku tidak ikut mereka ke kantin ya karena alasan nya mau basa-basi dengan nya.

" Yaudah" jawab Juse langsung pergi berbarengan dengan Mishel.

Yap... kali ini berdua dengan nya. Bingung ingin membuka pembicaraan apa. Aku mengambil headset ku dan mendengarkan lagu. Dia asik membaca novel. Tenang seperti air sungai tak perduli keadaan sekitarnya.

Bosan hanya mendengarkan lagu. Ku copot headset ku dan bertanya langsung padanya. Kali ini tidak ada basa-basian, lo harus perjuangin cinta lo ken. Gumamku dalam hati.

" lo gak ke kantin" tanya ku padanya. Dia menatap ku kali ini dengan serius. Mungkin dia terkejut kali ini aku langsung menanyakan dia.

" enggak" jawab nya wajah kembali santai tak seperti tadi.

" yaudah deh " jawabku mengalihkan pandangan ku dari nya.

Kami lagi-lagi berdiam diri. Juse dan Mishel lama sekali datang nya. Tau seperti ini aku ke kantin saja tadi. Aku berpikir lagi, apa masih ada basa-basi yang maduk akal. Aha!

" instagram gue kenapa gak lo follback ?" Kata ku padanya. Dia menatapku dan menaik kan satu alisnya.

" kita pernah kenal?" Balasnya. Kali ini balasan nya sakit, sakit sekali. Aku menghembuskan nafas ku. Ku berikan telapak tangan ku padanya meminta agar kenalan.

" nama gue Kenna Marsella. 10 IPA5. Lo? " kata ku kali ini dengan ekspresi wajah belagu. Dia membalas dengan tersenyum jahat padaku.

" lo udah tau nama gue. Lo juga udah tau kelas gue kan " balas nya kali ini dengan ekspresi sedikit tertawa.
Aku senang melihat nya seperti ini.

" haha iya-iya gua cuma mau ngajak ngobrol lo aja. Lagian lo cuek banget" jawabku sambil memutarkan badan ku untuk melihat dia.

" awas nyesel bilang gue cuek " balasnya. Kali ini wajah nya kembali datar, dia menjawab sambil membaca novel.

" ya tunggu aja nanti. Follback lah ig gue " kata ku padanya.

" iya entar kalo inget ya " balas nya kali ini menatap ku dengan tatapan tak bisa ditebak.

" dasar lo . Yaudah gua unfoll aja " balasku sambil mengancam nya. Manusia memang kalo gak diancam susah.

" eeh iya-iya gua follback. Pake ngancem unfoll segala lo!" Jawab nya. Kali ini dia mengambil Handphone nya membuka apl instagram dan mem-follback akun ku.

" nah gitu kek dari kemaren " kata ku padanya. Dia hanya memberikan senyum kecil tanpa melihat ku. Pertama kali melihat dia senyum adalah hal yang terbaik untuk ku bahkan hal yang terindah bagi ku. Pria yang aku cintai. Dingin, cuek, dan kaku. Semua nya itu palsu. Dia hanya tahu kapan bicara banyak dan tahu kapan seharusnya diam. Dia juga tak banyak mempunyai teman. Dia juga tidak terkenal. Tak seperti laki-laki pada umum nya atau pun kakak kelas. Panjat sosial biar dikenal satu sekolah ataupun berhubungan dengan wanita cantik dan kaya supaya mendapatkan sebagian uang nya. Dasar cowo

●●●

Bel pulang sudah berbunyi

Merapikan semua buku ku yabg ada di meja.

" jangan lupa novel nya, entar ketinggalan lagi. Cape gua nyariin lo waktu itu muter-muter satu sekolah. Tau nya lo di halte " jawabnya kali ini dengan mendekat kan kepala nya ke arah ku.

Aku membalas nya dengan tertawa " iya iya . Bisa aja lo "

Mengucapkan salam pada guru. Aku langsung pergi menuju halte. Juse dan Mishel lagi ada paduan suara jadi kali ini aku pulang sendiri. Menunggu angkutan umum yang menuju arah rumah ku tak kunjung datang. Tak lama Angga muncul bersama teman nya. Aku melihat nya dari kejauhan begitu juga dengan nya  semakin mendekat. Dia sama sekali tak melihat ku, atau mengabaikan ku. Entahlah bahkan sama sekali tak menyadari adanya aku. Dia bener-bener aneh.

Aku menghembuskan nafas ku . Tak lama angkutan umum arah menuju rumah ku datang. Aku tak bisa langsung menebak nya. Sifat nya benar-benar tak bisa ditebak. Sudahlah aku tak usah memikirkan nya


Coldest BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang