06:00
Hari ini aku berangkat sangat pagi, pagi sekali. Dan kali inj juga aku tidak di antar Ayah, aku bilang ke Ayah " aku mau berangkat sendiri". Ayah akhirnya mengiyakan permintaan ku.
Berjalan sampai halte dan menunggu angkutan umum. Jakarta, ibu kota yang macet nya gak nahan, polusi dimana-dimana. Bahkan jam segini saja orang-orang sudah banyak yang aktif berjalan kesana-kemari. Tak lama menunggu akhirnya angkutan yang akan aku naiki datang juga.
••••
Tepat di depan gerbang sekolah aku turun, aku memberikan uang ku kepada abang-abang angkutan tersebut. " makasih bang".
Berjalan masuk ke depan gerbang sekolah. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku. Aku langsung menoleh kebelakang.
" eh elu " ucap ku padanya.
" tumben lo cepet banget jam segini udah dateng ? Bokap lo gak anter?" Tanya Mishel pada ku.
" nggak apa-apa pengen cepet aja gua, iya kemauan gua sendiri " jelasku. Dia menatap ku jengkel.
" cieee cie cieee " ucap nya sambil mencolek dagu ku. Aku sontak bingung.
Kenapa ini anak?" kemaren puas nggak berduaan sama Angga?" Rayu nya sambil melirik ku.
" apaan deh lo ah " ucap ku. " gue kemaren di anter pulang sama dia ". Mishel langsung melirik ku sambil membesarkan mata nya.
" kenapa ?"
" pantesan kemaren dia nyuruh gue Juse sama Judha pulang cepet !" Jelas nya.
" kenapa emang?" Tanya ku. " eh ternyata mau nganterin lo pulang " ucap nya sambil tertawa. Siake. Aku hanya terdiam dan kaku, bingung mau jawab apa.
" udah deh sikat terus. Siapa tau lo jadian " kata nya seakan-akan Angga mudah di dapatkan. Aku hanya menghembuskan nafas. Kelas ipa1 sudah di depan mata. Aku menyuruh Mishel diam, supaya mereka tak mendengar apa yang kami bicarakan.
Masuk ke kelas. Aku melihat Angga sudah datang rupanya. Saling tatap menatap. Aku menghampiri nya.
" gue jadi disini kan ?" Tanya ku padanya.
" iyaa, selama nya kalo bisa " ucapnya sambil mengeluarkan Handphone dari saku nya. " suka bercanda lo " balas ku.
Banyak yang kami bicarakan. Menceritakan orang-orang famous di sekolah, cerita tentang anak-anak di kelas dia seperti apa, dan terkadang aku juga menanyakan dia dekat dengan siapa. Aku juga menanyakan kenapa teman-teman dia sedikit tak banyak seperti laki-laki pada umum nya. Dan kalian harus tahu, dia nggak ngerokok sama sekali. Angga ku.
" mereka semua gak seru. Masih kayak anak kecil sifat nya " kata nya padaku. Aku menatap nya sinis. Emang lo pikir lo dewasa?". kata ku dalam hati.
" ya lu gak bisa terus-terusan kek gitu lah, nama nya juga orang kan sifat nya beda-beda ". Jelas ku sambil memberikan nasihat padanya. Dia tak menjawab bahkan mengangguk saja tidak. Mungkin saran ku tidak cocok untuk dia, atau mungkin dia tidak menerima saran ku. Banyak orang langsung protes atau marah jika diberi saran. Tapi dia? Diam saja. Menghargai apa yang kita ucapkan.
Karena aku dan dia tiba-tiba berdiam diri, aku mencari topik-topik yang bisa aku dibicarakan. Juse dan Mishel hanya memperhatikan kami sambil berbisik, aku tahu mereka pasti ada something yang harus di bicarakan dengan ku nanti.
••••
Bel istirahat pertama berbunyi
" lo nggak ke kantin?" Tanya Juse padaku. Aku menggeleng malas. Iya aku sedang mager. " yaudah. Gamau nitip apa-apa kan?" Tanya nya lagi. Aku menjawab dengan menggeleng. Mereka pergi ke kantin, Arta dan Putri juga sudah menunggu di depan pintu.
Angga menyenggol ku. Aku menyahut.
" lo gak ke kantin?" Tanya nya. " enggak! males gue " jawab ku.
Dia diam aku juga diam. " tapi gue pengen ke kantin. Bareng yu " ajak nya. Jantungku langsung berdetak. Anjir. Aku langsung menoleh padanya.
" yaudah ayu "
Di jalan semua orang memperhatikan kami. Orang-orang di kelas nya juga memperhatikan kami. Aku mencoba menghiraukan penglihatan mereka. " lo kenapa sih? Nunduk terus?" Tanya nya padaku.
" diliatin gak enak tau !" Balas ku.
" lo malu?" Tanya nya sambil mendekatkan wajah nya padaku. Aku berdiam tak menjawab.
" kalo emang malu, kenapa mau jalan bareng ?" ucapnya. Langkah kami berhenti, aku menatap nya dia juga menatap ku.
" enggak elah nggak malu, gua cuman malu diliatin sama mereka aja. Jalan sama elo ya enggak lah !" Jelasku padanya. Dia membalas dengan senyuman, dan melanjutkan langkah nya. Aku pun mengikuti langkah nya dan berjalan supaya beriringan dengan dia.
Sampai di kantin ternyata Juse, Mishel, Putri, dan Arta berkumpul di meja yang sama. Aku memperlihatkan wajah ku pada mereka, Angga juga mengikuti. Mereka sontak melihat ku, jujur aku merasa canggung jika lihat mereka. Tadi aku menolak ajakan nya, giliran Angga?
" ohh iya sekarang gue udah tau! Dasar temen, kalo udah ketemu titit suka begitu " kata Arta mengejek. Tai. Kata ku dalam hati. Aku hanya tersenyum menebus rasa bersalah ku sambil menunjuk kan jari peace kepada mereka. Mereka langsung membuang muka. Maafin gue ya.
Angga membeli 1 bungkus nasi uduk. Aku hanya membeli susu dan langsung aku teguk kan. " lo beli itu aja ?" tanya nya padaku. Aku hanya mengangguk. Dan ia duduk di samping ku.
" kok duduk disini?" Tanya ku padanya.
" makan disini aja " ucapnya. Aku sontak kaget, hanya kami satu meja berdua, yang lain satu meja dengan teman-teman nya. Mata kakak kelas dan seangkatan terus memperhatikan kami. Gini nih yang gak gue suka, diliatin gadanta gini. Ucap ku dalam hati.
" kenapa nunduk terus sih?" Tanya nya lagi. Aku melihat nya, berdiam tak tahu apa yang harus aku bicarakan.
" gausah di pikirin! mereka sirik, maka nya ngeliatin " ucap nya. Memang betul! Akhirnya aku mencoba untuk tetap stay cool di depan semua warga sekolah Harapan Bangsa.
Aku sempat berfikir. Apa Angga pernah kek gini sama perempuan lain? Atau berkumpul dengan teman-teman nya di kantin? Aku rasa enggak pernah. Karena dia laki-laki dingin dan kaku. Tapi, aku masih ingat. Di balik sifat nya yang seperti itu dia mempunyai sejuta perhatian kepada orang terdekat nya. Ah Angga, kamu adalah laki-laki beruntung yang amat amat saya cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Boyfriend
عاطفيةmenceritakan sebuah perempuan yang berjuang mati-matian demi mendapatkan sebuah perhatian oleh seseorang laki-laki yang hati nya sangat dingin, kaku, dan susah ditebak. Namun lama kelamaan hati lelaki tersebut luluh karena sifat Kenna yang hangat ke...