10:00
Hari ini sunggu membosankan. Jadwal pelajaran isinya guru-guru killer. OhTuhan
Jantung ku selalu berdebar jika setiap guru memasuki kelas. Takut jika disuruh maju atau disuruh mengerjakan soal matematika ke papan tulis. Aku selalu berharap aku tidak di panggil. Tapi sepertinya aku tidak absen jika tak di panggil. Belum lagi nanti pelajaran terakhir Bahasa Inggris. Oh Tidak
Pak Amro selalu membosan kan jika mengajar, al hasil semua murid yang di kelas mengantuk. Apa lagi aku? Baru datang ke sekolah saja sudah ngantuk.
Bel istirahat
Aku masih terdiam di bangku ku. Juse dan Mishel menghampiri ku.
" ikut ke kantin nggak?" Kata juse kepada ku, aku masih terdiam tanpa melihat nya pikiran ku kosong tak ada isi nya.
" WOY!! " teriak Juse sambil memukul pundak ku. Sakit.
" apaan si?" Jawab ku.
" ikut ke kantin nggak ?" Ulang nya kali ini dengan menaik kan suara nya satu oktaf. Aku mengangguk dan beranjak pergi ke kantin. Berjalan bertiga dengan gaya sok kegeng-gengan supaya di pandang orang. Juse di depan dengan Mishel aku di belakang sendiri. Aku hampir melewati meja Angga. Sejajar dengan meja Angga, tak ku sangka dia menegur ku.
" ken !" Tegur nya. Sontak aku terkejut dan ku alihkan pandangan ku ke arah nya.
" ya ?" Kali ini dengan muka sedikit di imut-imut kan. Wkwkwk.
" mau ke kantin ya?" Kata nya sambil menatap ku. Aku hanya mengangguk.
" boleh nitip choki-choki enggak ?" Pinta nya kali ini dengan mengerutkan kedua alis nya sehingga terlihat garis-garis di dahi nya. Di tambah dengan rambut nya yang cool dan warna rambut nya hitam ke cokelatan. Yasudah Iya kali ini aku sedang terbang . Gumamku dalam hati
" oh boleh kok " jawab ku. Dia langsung mengeluarkan uang dari saku nya. Aku menerima nya dan pergi menuju ke kantin.
Sesampai di kantin. Aku membeli nasi uduk dan gorengan. Tak lupa titipan choki-choki Angga.
" bang choki choki nya ya " pinta ku kepada penjual makanan di kantin.
" berapa dek? " tanya nya. Ku lihat uang nya seharga Rp.5000. Aku bingung, yasudah aku habis kan saja semua nya.
" 5 aja bang " kata ku mengambil choki-choki nya dan pergi menemui Juse dan Mishel. Heran melihat ku membeli choki-choki sebanyak itu. Juse dan Mishel pun meminta satu choki-choki nya.
" mau dong atu " pinta Mishel sambil meraih choki-choki ini dari tangan ku. Aku sontak langsung menjauhkan tangan ku dari tangan nya.
" pelit banget lu !"Kata Mishel kepadaku sambil memasang muka bete.
" ini bukan punya gue. Kalo punya gue kan biasanya gue kasih "
" terus punya siapa ?" Tanya nya.
" punya Angga " jawab ku kali ini dengan menatapnya kembali dengan sinis. Juse dan Mishel langsung menatap ku dengan tatapan misterius. Aneh
" kenapa ?" Kata ku kepada mereka berdua.
Di depan sudah ada Putri dan Arta, rupanya mendatangi kami. Jadi aku gak bisa di intograsi lagi sama Juse dan Mishel." hayyy gaissss " kata Putri dan Arta. Semua diam tak ada yang mau membalas sapaan nya. Mereka berdua masih menatapku dengan misterius.
" kenapa si lo berdua ?" Tanya ku dengan menaik kan suara 1 oktaf.
" oh jadi ini yang nama nya temen !!" Kata Juse kepadaku dengan mendorong bahu ku.
" iyaa temen ya temen. Deket sama cowo bukan nya curhat kek gitu " kata Mishel. Melihat muka nya yang ingin sekali aku tinju. Gregetan gue
" apaan ! Gua aja baru kenal sama dia " kata ku dengan nyolot.
Arta dan Putri menatap kami heran. Dan mereka saling tatap-tatapan.
" aneh lo bertiga. Ayo put jajan aje " kata Arta dengan mengajak Putri ke kantin. Mereka pergi dengan sukacita yang penuh. Seperti anak yang tak pernah ke kantin saja.
Kami berjalan menuju kelas IPA1. Di jalan mereka sepertinya masih tanda tanya kepada ku. Sampai di kelas, aku menghampiri Angga dan memberikan lima choki-choki kepadanya.
Sontak dia terkejut melihat choki-choki yang ku berikan kepadanya." banyak banget " kata nya.
" tadi lo gak bilang beli berapa. Terus gue bingung. Yaudah gua beli aja semua nya " kata ku kepadanya. Dia terdiam. Tak ada tanda-tanda bilang terimakasih atau apalah kepadaku. Hadehhhhh
" yaudah ya gue mau makan dulu " kata ku , sebelum pergi dari hadapan nya. Dia meraih tangan ku dan sontak aku terkejut. Dan yassssh Hati ku benar-benar kali ini tak karuan, aku melihat nya dengan heran dan kaget. Ku kerutkan alis ku mengarah ke padanya.
" apa ?" Tanya ku padanya.
" ini buat elo dua. Satu lagi entar kita setengah-setangah makan nya " kata nya sambil memberikan choki-choki kepadaku. Aku meraih choki-choki tersebut dan menanyakan arti setengah-setengah.
" maksudnya setengah setengah ?" Tanya ku lagi.
" iya entar di potong tengah nya. Yaudah bagi dua deh kita " jelas nya. Aku hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih padanya.
Aku menghampiri Juse dan Mishel yang duduk di meja ku. Mereka menatap ku kali ini, lagi-lagi dengan muka misterius.
" kenapa lagi sih lo berdua?" Tanya ku heran kepadanya sambil memasang muka lemas.
" seriusan deh ken lo ada apaansih sama dia. Kok bisa deket gitu. Gue aja yang belakang nya dia gak segitunya banget " tanya Mishel kali ini dengan rasa penasaran.
" gue cuman deket doang sama dia. Udah itu doang enggak ada lagi " ucapku
" nggak mungkin !" Sambung Juse.
" cepetan sih kasih tau aja. Emang nya kita pernah bongkar-bongkar rahasia lo? Kan enggak !" Balas nya kali ini memang seperti nya aku harus memberitahu mereka tentang perasaan ku pada Angga.
" iya iya gue bakal kasih tau. Sebenernya gue suka sama dia. Eh engga suka deh, tapi cinta " kataku dengan santai sambil memakan nasi uduk ku. Mereka sontak membulatkan mata nya dan melongo kepadaku. Ekspresi tai. Ucapku dalam hati.
" WHAT DEFAKKKKK !!!" kata mereka sedikit berteriak. Ku taruh satu jari ku di hidung menandakan suara pelan-pelan.ssstt.
" kurang kenceng suara lo berdua !" Kali ini gantian aku yang emosi.
" eh iyaa sorry sorry " ucap Juse.
" jangan bilang lo suka sama dia pas pertama kali masuk kelas ini " tebak Mishel.
" iya suka nya pas masuk kelas ini. Tapi rasa penasaran gue meningkat sebelum masuk kelas ini" ucap ku. Aku menceritakan semua rasa penasaran ku pada mereka berdua. Pada saat di Aula, pada di Lab, dan saat masuk kelas IPA1.
" ohh gitu" ucap mereka.
" sabi lah sabi itu " kata Juse.
" sabi gimana ?" Tanya ku heran.
" sabi jadian " jawab nya dengan sedikit tertawa.
" gila lo. Masalah jadian mah belakangan yang penting proses nya dulu nih gue. Udah dia juga cuek bebek kek gitu " ucap ku, memang fakta Angga cuek bebek.
" enggak, pokok nya kalo lo berusaha pasti bisa. Gue bakal ikut bantu juga " support Mishel. Aku hanya mengangguk menandakan iya.
Memang aku menyembunyikan rasa cinta ku. Tapi kali ini teman-teman ku sudah mengetahui nya bahwa aku mencintai mu. Dan aku rasa dinding-dinding di kelas ini, menjadi saksi bisu kalau aku mencintaimu
Jangan bosen-bosen yah. Akhir-akhir ini gua jarang update karena tugas gua emang lagi numpuk banget. Setiap kali mau ngetik pasti ada aja kata males, tapi gua bakal berusaha buat ngetik dan update teruz kok. Love you gais ❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Boyfriend
Romancemenceritakan sebuah perempuan yang berjuang mati-matian demi mendapatkan sebuah perhatian oleh seseorang laki-laki yang hati nya sangat dingin, kaku, dan susah ditebak. Namun lama kelamaan hati lelaki tersebut luluh karena sifat Kenna yang hangat ke...