thirteenth

954 46 4
                                    

08:30

Ayah baru saja pulang dari kantor. Aku, Ibu dan Nanda sedang makan malam bersama. Ayah bergabung bersama kami dan menikmati makan malam nya.

" widih ada ayam semur. Kesukaan ayah banget ini " ucapnya sambil mengambil ayam tersebut dari piring.

" ayah tumben lama pulang nya yah ?" Tanya Nandan. Pertanyaan yang ingin aku tanyakan juga. Akhir-akhir ini memang Ayah selalu pulang lama.

" iya Nan, kerjaan Ayah makin lama semakin menumpuk" jelasnya.

" pergi sunrise pulang sunset udah kayak di pantai ya, Yah" sambungku sambil melahap nasi dan ayam yang ibu buat. Ibu dan Nandan tertawa mendengar ucapanku begitu juga dengan Ayah.

" yah yang nama nya juga kerja. Kalian juga nanti bakal kayak Ayah " jawabnya. Kasian Ayahku setiap hari harus membanting tulang bekerja. Terkadang Ayah sering menyuruhku untuk memijat punggung nya. Dia sering masuk angin, Ayah juga punya lemari yang amat kecil isinya hanya minyak kayu putih. Stock minyak kayu putih itu lebih dari 20 biji. Cuman Ayahku yang seperti itu.

Kami bercerita bagaimana perkembangan di sekolah. Ya aku selalu menjawab everything's gonna be okay. Padahal ya kalian tahu sendiri. Aku memang niat sekolah, aku suka mata pelajaran yang guru nya aku sukai juga. Kalo tidak aku sukai gurunya maka aku juga tidak menyukai pelajaran nya. Simple kan?
Hari ini kami semua berkumpul di ruang keluarga. Membahas apa yang terpintas dipikiran kami dan terkadang Ayah menceritakan bagaimana Ayah dulu jadian dengan Ibu. Aku dan Nandan tertawa mendengar ceritanya. Ayah sempat menanyakan kepadaku, adakah laki-laki yang aku sukai. Aku hanya diam tak berani menjawab. Kata Ayah

" yaudah kalo belum berani bilang. Toh nanti juga cowo nya sendiri yang datang ke rumah ini " ucap nya. Aku hanya tertawa dan aku pikir itu mustahil. Mana mau Angga ke rumah ini. Kataku dalam hati.

•••

10:00

Aku melemparkan badan ku ke kasur empuk ku. Mengutak-atik handphone yang isinya hanya lelucon saja. Kulihat batrai ku low dan segera aku mencharger handphoneku. Terbaring di tengah-tengah kasur, melihat dinding-dinding dan langit-langut di kamar ku. Dan sepintas pikiran ku ke Angga. Memutar kembali senyum nya senyum yang menurut ku begitu manis dan tak dapat disimpulkan. Ah Angga . Terkadang gila sendiri membuat aku senyum-senyum tak karuan. Tak sabar untuk besok aku ke rumah mu, melihat Ibumu dan juga Ayah mu. Ketemu calon mertua. Hehehe

•••

06:30

Sangat cepat hari ini aku sampai. Semangat api membuat ku cepat ke sekolah. Hari ini juga guru-guru yang mengajar tidak terlalu killer. Dan aku rasa aku tidak memperdulikan itu. Sesampai di kelas, aku kira kelas sepi karena masih jam setengah tujuh. Ternyata ih ternyata, Orang-orang di kelas sibuk mengerjakan tugas. Aku hanya tersenyum iblis kepada mereka. Berjalan menuju tempat duduk ku lalu menempelkan bokong ku di kursi.

" lo udah ngerjain pr ?" Tanya Loren heran.

" udah dong " jawab ku sambil mengambil handphone ku dari tas untuk mendengarkan musik.

" tumben "

Aku hanya menaik kan satu alis ku.  Sedikit aku melirik ke Angga, aku rasa dia juga sudah menyelesaikan tugasnya karena kali ini dia sedang mendengarkan lagu memakai headset. Berisik seperti ibu-ibu di pasar aku juga mengambil headset ku di tas. Menyetel lagu Raisa-Apalah arti menunggu - .  

Sorry banget ya gais, gua nulis nya kali ini singkat banget. Karena gua baru aja pulang sekolah. Penasaran kan gimana Kenna pas di rumah Angga. Bacain terus ya.

Coldest BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang