Setengah jam lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Kali ini aku duduk sendirian lagi Loren pergi karena ada kegiatan OSIS. Bosan bosan dan bosan mendengarkan ceramah Pak Amro yang entah sampai mana ceritanya aku pun tidak tahu.
" oke anak-anak seperti nya kalian sudah mengantuk ya ?" Kata Pak Amro kepada anak-anak kelas. Semua diam. Ya ngantuklah!. Kata ku dalam hati.
" oke, kali ini Bapak akan membuat tugas. Dan kalian mencari teman sekelompok kalian minimal lima orang " kata nya menjelaskan. Aku bingung dan berdiam diri. Juse melihat ku.
" woy sini aje lu " kata nya. Aku menyahut dan pergi menghampirinya. Kali ini Angga duduk sendiri dan jelas aku lagi-lagi duduk disampingnya.
" gue sama lo lo pada nih ?" Tanya ku sambil menempatkan bokong ke kursi sebelah Angga.
" iyee. Satu lagi Judha aja " jawab Mishel memberitahu. Angga masih diam tak berani bicara. Firasat ku dia belum kebagian kelompok. Aku heran kalau memang dia belum kebagian kelompok kenapa dia tak menawarkan diri. Karena aku baik hati dan tidak sombong, aku menanyakan padanya sudah dapat kelompok apa belum.
" lo udah dapet kelompok?" Tanya ku. Dia mengarahkan pandangan nya kepadaku. Begitu juga dengan Juse dan Mishel.
" belom " jawabnya santai seolah-olah kami lah yang membutuhkan dia. Emang deh lo Angga!.
" yaudah gabung sama kita aja " tawar ku. Dia menoleh lagi. Kali ini Juse dan Mishel tidak berbicara apapun.
" yaudah iya " jawabnya. Judha datang menghampiri kami dan membawa tugas yang sudah diberikan Pak Amro.
" nih tugas yang mau dikerjain " kata Judha kepada kami.
" susah bener " kata Juse.
" iya terus entar kalo udah selesai diprensentasiin ke depan " kata nya menjelaskan. Tugas kali ini meneliti lingkungan sekitar rumah lalu disusun menggunakan Bahasa Inggris dan dipresentasikan ke depan.
" bener bener deh Pak Amro. Susah banget kasih tugas " kata ku dengan malas. Angga masih diam tak mau ikut bicara.
" kapan dikumpul?" Tanya Mishel.
" ya hari jumat. Kan ada pelajaran dia lagi " jawab Judha kepadanya. Angga mengalihkan pandangan nya ke kami.
" biar kalian semua gak cape, ngerjain nya di rumah gua aja " tawarnya. Kali ini dengan muka nya yang santai, membawa situasi di meja duduk kami menjadi tenang. Kami berempat memainkan mata secara bersamaan. Seketika hening. Tak ada yang buka mulut akhirnya aku memutuskan untuk bertanya padanya.
" emang rumah lo dimana" tanya ku menolehkan wajahku ke wajah nya.
" deket kok. Keluar dari sekolah, halte, terus belok kanan, ada toko roti itulah rumah gua " jelasnya. Kami masih tak mau membuka mulut, semua bungkam saling tatap menatap. Akhirnya lagi-lagi aku yang berbicara.
" yaudah gimana gais?" Tanya ku pada mereka. " lagian kan rumah dia juga deket. Jadi nggak ada yang bolak-balik ke rumah dulu atau sampe rumah bakalan cape " jelasku pada mereka.
" gue sih oke oke aja " kata Judha, dia memang selalu oke dan selalu siap kapan pun.
" gue juga gak masalah " kata Mishel. Semua berpandangan ke Juse meyakinkan kalau dia juga menyetujui pendapat kami.
" iya iya gua juga oke. Takut banget gua gak ikut kayak nya " katanya membuat kami semua tersenyum dan ingin sekali menoyor kepala nya.
" setan lo "
Pak Amro keluar dari kelas. Akhirnya kali ini aku bebas bermalas-malasan. Aku masih duduk disamping Angga. Aku memerhatikan nya, wajahnya yang sempurna dan rambut nya bahkan alisnya membuat aku terbang melayang melihat cowo secool ini. Aku memejamkan mataku dan aku rasa aku mulai tertidur. Nyenyak dan nyaman.
" WOY !!" teriak seseorang sambil menepuk pundak ku. Sontak aku langsung terbangun dan terkejut. Dan kali ini bukan Juse yang mengagetkan ku melainkan Angga.
" apaan dah lo ah. Ganggu aja " ucapku padahal sebener nya digabung, merasa terganggu dan senang.
" abis lo lucu banget tidurnya " kata nya padaku. Kali ini dengan memberikan senyum nya padaku.
" lucu apaan coba " kata ku sambil menunjuk kan muka bete kepadanya.
" ya lucu lah, apalagi kalo orang lagi tidur. Pasti tingkat kejelekan nya nambah" katanya kali ini dengan fakta.
" tapi gue gak jelek kan?" Tanyaku sambil bercanda.
" idih lo mah mirip Rhoma Irama kalo lagi nyanyi. Untung aje iler nya gak keluar " kata nya.
" ih apaan si lo " jawabku kali ini aku mencubit perut nya sehingga ia kesakitan dan meminta mohon udahan kepadaku.
" aw aw aduh sakit elah " kata nya
" ampun gak lo ampun gak ?!! " jawabku yang masih mencubitinya.
" iya ya ampun ndoro " katanya yang masih tertawa sambil menahan kesakitan.
Aku menatapnya dengan menyipitkan kedua mata ku.
" biasa ae dong mata nya " kata nya padaku " ah gua tusuk juga mata lo pake garpu " jelasnya lagi sambil menoyorkan garpu tersebut ke padaku. Hampir ketusuk njir, gila ini emang Angga.
" TUSUK INI TUSUK!!! " teriak ku membuat satu kelas memperhatikan kami berdua. Heran mungkin orang seperti aku bisa mendekatkan diri pada Angga. Juse dan Mishel hanya tertawa cekikikan melihat kami berdua. Aku langsung diam saat satu kelas memperhatikan kami. Tak berkutik sama sekali. Angga? Dia masih tertawa melihat ekspresi ku. Memang fake cool banget lo!. Kata ku dalam hati.
Pak Amro datang memasuki kelas berbicara sebentar tak lama kemudian bel pulang sekolah berbunyi. Memberi salam dan pergi meninggalkan kelas. Kali ini aku, Angga, Judha, Juse dan Mishel berkumpul membicarakan soal kelompok. Kapan akan mengerjakan tugas tersebut.
" kalo kata gua mending besok aja. Kalo sekarang terlalu capek. Iya nggak Ga?" Kata Judha sambil merangkul Angga. Angga hanya membalas dengan mengangkatkan alis sebelah nya.
" iya sih kalo sekarang terlau cape njir " ikut Juse. Akhirnya semua setuju dan besok kami akan pergi ke rumah Angga. Wow, kesempatan yang besar. Jadi gak sabar buat besok. Kata ku dalam hati.
•••
Semua murid sekolah pulang ke rumah nya masing-masing. Aku Juse dan Mishel masih di tempat warung Juna membeli pop mie dan nongkrong cantik. Tak lama Arta dan Putri menghampiri kami. " Hay gaissss " kata mereka.
" hadehhhh tukang rusuh dateng " kata Mishel pada kami.
" biarin biar rame " jawabku pada Mishela " sokin sini gece " teriak ku pada mereka. Mereka memarkirkan motor lalu bergegas menghampiri kami.
" widihhhh mantep bener " kata Arta.
" abis dari mana lu berdua " tanya Juse.
" biasa ngeJablay dulu " jawab Arta pada mereka. Sontak Putri langsung berkata kasar dan menoyorkan kepala Arta
" anjing ! Kaga-kaga abis beli bensin tadi " jelas Putri. Kami tertawa mendengarnya.
Makan dan makan, menikmati angin sepoi sepoi di siang hari. Hari ini cuaca tidak terlalu panas, membuat kami berbahagia, ditambah lagi aku tadi bahagia karena bercanda bareng Angga lagi. Hh senang nya. Coba saja setiap hari hidup seperti ini, tidak ada beban dan bahagia setiap hari. Dan aku rasa inilah pertama kali nya aku merekam senyum Angga yang akan aku simpan di memori otak ku lalu malam hari tiba, aku memutar senyum nya supaya aku tidur nyenyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Boyfriend
Romancemenceritakan sebuah perempuan yang berjuang mati-matian demi mendapatkan sebuah perhatian oleh seseorang laki-laki yang hati nya sangat dingin, kaku, dan susah ditebak. Namun lama kelamaan hati lelaki tersebut luluh karena sifat Kenna yang hangat ke...