fourteenth

936 44 4
                                    

5 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Aku berada di kamar mandi dengan Loren. Menunggu Loren yang tak kunjung keluar dari kamar mandi. Lama bat si lo yen yen. Gumamku. Banyak siswa-siswa SMA HARAPAN BANGSA sudah siap siaga pulang. Apalagi aku? Yang akan ke rumah Angga. Ihiyyy

Lama menunggu Loren. Aku bergegas menggedor-gedor pintu toilet Loren.
BRAK BRAK BRAK !!!

" lama banget lo woy!" Teriak ku. Kebiasaan memang Loren kalau di kamar mandi sering lama gak tau di kamar mandi ngapain. " ngapain sih lo di dalem?" Tanyaku sambik berteriak.

" sabar anjing, lagi  boker gue !!" Balas nya dengan teriak. " entar lagi selesai nih ". Ck.

Menunggu dan menunggu Loren keluar dari kamar mandi. Bel pulang sekolah berbunyi. Aku ingin sekali kembali ke kelas, mengemas barang-barangku. Tapi anak ini lagi-lagi belom keluar juga. Alhasil ku datangi lagi sambil berteriak.

" woy gua tinggal ya?" Kata ku dengan menaik kan nada 1 oktaf.

" iya iya ini udah selesai " balas nya dari dapam kamar mandi. Aku menunggu nya di depan pintu kamar mandi nya. Keluarlah dia dengan muka kusut dan bete. Aku menghiraukan. Bergegas ke kelas. Di kelas rupa nya Judha, Juse, Mishel, dan Angga sudah menunggu. Berkumpul di bangku mereka.

" lo dari mane dah " kata Juse kepadaku.

" ni temenin mak lampir " jawab ku sambil menunjuk ke Loren. Berjalan menuju meja ku, menyiapkan semua alat-alat yang harus aku masuk kan ke dalam tas. Selesai. gumam ku, mendatangi mereka dan bergegas pergi.

" kuy " kata ku.

Mereka semua beranjak dari tempat duduk dan berjalan beriringan. Kali ini aku sampingan sama Judha, Juse dan Mishel, Angga sendirian. Di jalan kami selalu tertawa, lucu gak lucu yaudah kami selalu anggap lucu. Setelah melewati Halte, kami belok kanan. Kebetulan disitu ada Toko Swalayan yang lumayan besar.

" lo pada gak mau beli makanan? " tanya ku pada mereka.

" ah udah entar aja " jawab Judha, semua mengikut dan aku juga mengikut. Berjalan sambil tertawa memang gak ada cape nya, apa lagi kalau berjalan bersama teman. Isi nya hanya bercanda dan tawa saja, Angga? Selama diperjalanan hanya diam sambil memperhatikan aku. Jujur aku risih diperhatikan, tapi yasudahlah. Lagi pula aku juga senang di perhatikan oleh dia.

" belo kiri, cet warna putih itu rumah gua " kata Angga kepada kami. Semua mengangguk. Rumah nya bertingkat 1, dan lumayan agak besar. Kami memasuki gerbang rumah nya. Ada seorang Ibu yang sepertinya sedikit lebih tua dari Ibu ku. Dia mendatangin kami.

" ohh ini temen-temen nya Angga ya ?" Sambut nya sambil tersenyum.

" iya Tante " kata Mishel. Semua bersalaman dan mencium tangan Ibu Angga. Calon mertua yang sangat baik. Kata ku dalam hati.

Kami memasuki rumah Angga. Melihat semua keadaan rumah nya. Rapi dan tenang. Aku melihat foto-foto di dalam rumah nya. Dia mempunyai kakak yang cantik. Sedang asik melihat-lihat semua foto yang ada di rumah nya, Angga tiba- tiba mendatangi ku.

" jangan diliatin terus foto nya, gue tau gue ganteng " kata nya sambil memberikan senyum tipis. Aku langsung menoleh kepada nya.

" apaan si lo" jawab ku sambil tertawa dengan membalas senyuman nya. Dia juga ikut tertawa. Benar-benar aku melihat senyuman dan tawa nya.

Mereka bilang untuk membuat nya jatuh cinta, aku harus membuat nya tertawa. Tapi setiap kali dia tertawa, malahan aku yang jatuh cinta. 


Kami semua berkumpul di ruang tengah. Ibu Angga datang membawakan banyak roti. Ada roti selai, roti kacang, roti cokelat pokok nya semua ada disini.

Coldest BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang