Part 21 #Dia datang#

7.4K 451 5
                                    

Agatha tersenyum saat mengetahui siapa yang datang untuk menolong ia dan teman temannya.

Awalnya ia putus asa kalau orang yang ia panggil tidak akan datang tapi saat sepercik cahaya muncul diujung sana, Agatha begitu senang dan senyum nya pun mengembang, ia tak menyangka bahwa orang yang ia panggil akan datang menolongnya dan teman temannya.

Kalian tau siapa yang dipanggil oleh Agatha? Ya dia adalah hantu Tania,  Agatha tak punya pilihan lain selain memanggil roh Tania untuk membantu mereka, Agatha sebelumnya tak yakin apa yang ia lakukan akan berhasil, tapi lihatlah sekarang, hantu Tania sudah berada didepannya.

"Terimakasih kamu sudah mau datang.." ucap Agatha seraya tersenyum

Hantu Tania hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian ia memalingkan wajahnya saat Tiara berteriak minta dilepaskan.

Hantu Tania berjalan mendekat ke arah dua tengkorak yang sedang memegang kedua tangan Tiara.

"Lepaskan dia.."

Namun kedua tengkorak itu menggelengkan kepalanya. Dan hal itu membuat Tania geram.

"Apa mau kalian??"

Semua tengkorak itu diam seperti sedang memikirkan sesuatu yang akan mereka jawab pada pertanyaan hantu Tania.

Disaat itu Agatha segera membantu Rendy dan Rio kemudian mereka berjalan kearah belakang hantu Tania.

"Lo yang panggil dia kesini??" tanya Rio

Agatha menganggukkan kepalanya "Iya gue yang panggil, gue gak punya pilihan lain, hanya dia satu satunya yang bisa menolong kita"

"Makasih, lo udah berbuat hal yang baik untuk kita semua.." ucap Rio

Dan Agatha menganggukkan kepalanya.

Hantu Tania yang sudah tidak sabar mendengar jawaban dari pertanyaan nya tersebut kembali mengulang pertanyaannya saat melihat kondisi Tiara yang mulai lemah.

"Apa mau kalian??" teriak hantu Tania yang membuat telinga Rendy, Rio juga Agatha kesakitan namun hanya sebentar.

Setelah hantu Tania berteriak yang menandakan ia sedang marah, salah satu tengkorak menjawab pertanyaannya.

"Kita ingin pak kades mati!!!"

Mendengar itu, Rendy, Rio dan Agatha kaget, mereka tak habis pikir kalau tengkorak ini bisa berbicara.

"Baiklah, itu juga keinginan ku, sekarang lepaskan dia.."

"Tidak.."

Penolakan dari tengkorak itu membuat Rendy, Rio, Agatha dan juga hantu Tania kaget. Mereka tak mengerti, bukankah hantu Tania sudah mengabulkan permintaan mereka, lalu apa yang mereka inginkan??

"Kami tidak akan semudah itu melepaskan dia sebelum kalian melenyapkan pak kades"

"APA?? Hei bagaimana bisa seperti itu, ini tidak adil, cepat lepaskan dia.." teriak Rendy dengan penuh amarah, ia tidak terima kalau Tiara jadi bahan sandera.

"Tidak, kalian penuhi dulu permintaan kami baru akan kami lepaskan.."

"Apa, hantu Tania bagaimana ini??" tanya Agatha panik

"Mereka tidak bisa dibujuk lagi, keinginan mereka tak bisa diganggu, sebaiknya kita turuti saja mereka dan biarkan Tiara disini.."

"Tidak, gue tidak akan ninggalin Tiara sendirian disini, lo gila apa? Kalau terjadi sesuatu dengan dia disini bagaimana??" ucap Rendy dengan raut wajah marah

"Kamu tak usah khawatir, Tiara pasti baik baik saja, mereka tak akan menyakitinya, percaya itu.."

Rendy menghembuskan nafas kasar sambil ditenangkan oleh Agatha dan Rio, kemudian ia melirik Tiara yang kondisinya sudah mulai melemah, sebelumnya kondisinya pun kurang baik dan ditambah dengan kejadian sekarang, Rendy merasa tak berguna disini!.

"Oke, tapi jangan pernah sakiti Tiara sampai kami berhasil melenyapkan tua bangka itu dan kembali kesini!" ucap Rendy

"Baiklah itu tidak akan terjadi selagi kalian menepati janji kalian"

Rio dan Rendy mengusap wajahnya kasar, kemudian Rendy mendekat ke arah Tiara namun tak sampai menyentuh wajahnya karna tengkorak yang lain menghalanginya.

"Ra lo jangan khawatir, kita semua akan menyelamatkan lo, kita janji.." ucap Rendy

"Iya Tiara lo tetap disini, doain kami semoga kami berhasil menyelamatkan lo, Larissa, Dina dan juga desa ini.." sahut Agatha

Dan Tiara hanya menganggukkan kepalanya.

"Ra, lo udah nemuin buku mantra itu?" tanya Rio saat ia teringat dengan buku mantra.

Mendengar itu, hantu Tania kaget "kalian sudah menemukan buku mantra itu??"

"Iya gue udah menemukannya, ambillah dan selesai kan semuanya.." ucap Tiara lemah sambil memberikan sebuah buku mantra yang terlihat sudah tua. Dan Rio menerima buku mantra itu.

"Bagus kalo begitu, ayo cepat kita harus segera kesana sebelum terjadi sesuatu.."

Ketiga nya menganggukkan kepala dan kemudian pergi ke arah luar gua meninggalkan Tiara yang duduk sendiri ditemani oleh tengkorak tengkorak hidup yang menyanderanya.

"Good luck guys.." gumam Tiara

***

"Bos.. Bos.." ucap kedua buah anak pak kades berjalan ke arahnya dengan meringis kesakitan sambil memegang wajah mereka yang memar.

Pak kades yang sedari tadi mondar mandir tak karuan segera berjalan ke arah anak buahnya.

"Ada apa? Kalian kenapa?"

Kedua buah anak pak kades itu saling tatap satu sama lain. Mereka tak berani bicara dengan apa yang sedang menimpa mereka.

Melihat hal itu, pak kades marah "Jawab pertanyaan saya, kalian kenapa bonyok seperti ini, jawab!!"

Dan salah satu anak buah dari pak kades menjawab pertanyaan pak kades "anu bos itu, buku mantra telah dicuri.."

Pak kades melotot "APA?? Bagaimana bisa? Siapa yang mencuri?"

"Anu bos itu teman teman dari mereka.." tunjuk salah satu anak buah pak kades pada Larissa dan Dina yang masih pingsan.

"Bodoh!! Kenapa kalian tidak merebutnya dari mereka, dasar tolol!!" ucap pak kades seraya menoyor kepala kedua anak buahnya itu. Kemudian pak kades berjalan ke arah Larissa dan Dina yang masih pingsan.

"Hei kalian, kalian berdua harus bertanggung jawab atas apa yang teman teman kalian lakukan!" ucapnya pelan.

Di balik semak semak, Sarah, Adit dan juga Fathur bisa bernafas lega karna Rio, Rendy, Agatha dan juga Tiara berhasil merebut buku mantra itu.

"Syukurlah mereka berhasil menemukannya.." ucap Sarah

"Iya, tapi kemana mereka, kenapa mereka belum datang juga, sebentar lagi bulan purnama akan tiba, kita tidak tau apa yang akan dilakukan pak kades, kita harus menyelamatkan Larissa dan Dina sebelum pak kades bertindak!" ucap Adit panik

"Adit lo jangan panik, Larissa dan Dina tetap aman selagi buku mantra itu tidak ada ditangan pak kades, kita berdoa saja semoga tidak terjadi masalah dengan mereka dan mereka cepat datang kesini.."

Adit menganggukkan kepalanya. Dan mereka kembali mengawasi gerak gerik pak kades.

*****

Huhhh.. Akhirnya update juga hehe maafin ya kalo lama, makasih buat yang udah ngevote cerita ini dan makasih juga yang udah nungguin cerita ini, pokoknya makasih ya ..

Salam manis
Rismawaty

Misteri Desa Angker ✓ (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang