Irene melepas pelukan mereka. “Bagaimana aku tak kembali jika kau sakit seperti ini sayang? Ayo makan aku akan menyuapimu”
Suho duduk di tempatnya kembali. Irene menyuapkan bubur pada Suho.
“Bubur ini bukan buatanmu, sayang” Kata Suho dengan tatapan sayu nya.
“Bagaimana bisa kau tahu?” Irene bertanya.
“Tentu saja aku tahu, Aku tak bisa melupakan rasa masakkan istriku” Ujar Suho.
“Hey, tetap saja Kau harus makan sayang” Irene menyuruh. “Bubur ini, ibu yang membuatnya”
“Benarkah?” Tanya Suho lemah. Irene mengangguk.
“Kalau begitu aku akan memakannya” Suho tersenyum, begitupun Irene.
.
.
.
“Aku kenyang dan jauh merasa lebih baik sekarang”
Irene tersenyum. Ia meletakkan buburnya di nakas. “Benarkah?”
Suho mengangguk, “Aku sangat merindukanmu, Irene” Ujar Suho.
“Aku juga merindukanmu” ucap Irene jujur.
Suho tersenyum kecil. Ia menatap lekat wajah Irene dan mulai mendekatinya. “Kau memaafkankukan?” Tanyanya. Irene mengangguk dengan jantung berdegub kencang.
“Ayo kita mulai dari awal Irene. Aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi. Aku akan selalu menyayangimu” ucap Suho yang kembali di jawab anggukan oleh Irene.
“Aku mencintainu” Ucap Suho sebelum bibirnya menyentuh bibir tipis Irene. Irene terkejut, namun Ia memejamkan mata, sama seperti Suho. Momen seperti ini jarang Ia dapatkan selama menikah dengan Suho. Mereka saling menyalurkan perasaan masing-masing, hingga terdengar suara knop pintu dan menghentikan aktivitas mereka.
Sungguh kini pipi Irene sangat merah merona.
“Ayah, kau sudah sembuh?” Lami berlari menuju tempat ayahnya dengan polosnya. Dan Ibu Irene menyusul di belakangnya.
“Hmm. Ayah sudah baikan sekarang” Lami tertawa begitu melihat keadaan ayahnya yang kini tidak separah tadi pagi.
“Bunda kenapa? Kenapa wajahnya sangat merah” Lami mengatakannya dengan sangat polos. Suho terkekeh mendengarnya, sedangkan Irene hanya menundukkan wajahnya. Dan tak lupa, Ibu Irene tersenyum melihat keakuran di depannya.
.
.
.
Keesokan harinya
Mata yang perlahan terbuka tiba-tiba langsung terbuka lebar saat Irene menyadari seorang pria di hadapannya sedang memandanginya.
"Morning" ujar Suho.
"Morning" balas Irene.
Kemudian Suho mendekatkan tubuhnya di samping Irene lalu memeluk pinggang istrinya.
"Irene"
"Hmm?"
"Ehm, apa kau tidak mau membuatkan adik untuk Lami" ucap Suho sambil menyeringai menatap Irene yang terkejut. Melihat Suho seperti itu, Irene langsung bergegas menuju kekamar mandi. Tidak bisa dibayangkan betapa malunya ia saat ini, ditambah lagi ekspresi Suho tadi yang menurutnya terlihat mengerikan yang sangat tidak cocok dengan wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• My Heart Always Will Be Yours || Surene
FanficSuho Irene "My Heart Always Will Be Yours"