"Seulgi" ucap Irene. Tanpa menunggu lagi, Irene mengangkat telpon dari Seulgi.
"Ada apa Seulgi, setelah apa yang kau lakukan beraninya kau menelponku"
"Bunda..."Deg!
Seperti ada sebuah batu yang memukul dada Irene.
'Ini suara putrinya. Lami'
"Lami! Sayang kau baik-baik saja kan?!" Terlihat nada khawatir keluar dari mulut Irene. Ia benar-benar mengkhawatirknya putrinya."Irene, kumohon dengarkan aku. Aku minta kepada keluargamu untuk datang ke... (seulgi menunjukkan alamat kepada irene). Ini demi keselamatan Lami"
"Apa yang kau lakukan kepada putriku, Seulgi!"
"Sayang, tenanglah kau sedang sakit" ucap Suho berusaha menenangkan istrinya.
"Bagaimana aku bisa tenang kalau saja putriku dalam bahaya" Suho hanya menghela nafas mendengar perkataan istrinya."Irene kumohon percaya padaku. Aku berjanji, pasti Lami akan kembali padamu dalam keadaan baik-baik saja" ucap Seulgi berusaha menyakinkan Irene.
Irene yang mendengar itu, hanya diam. Ia tak bisa berkata apapun. Menurutnya sangat tidak mungkin Seulgi mengatakan itu.
"Kumohon Irene percaya padaku, setidaknya untuk sekali ini saja"
Irene diam sesaat, sampai akhirnya ia memutuskan...
"Baiklah, kami akan sampai kesana sebentar lagi" Irene menutup teleponnya setelah mengatakan itu. Sedangkan Seulgi hanya bisa tersenyum lega diseberang telepon.
"Seulgi meminta kita untuk datang ke... (irene menunjukkan alamat kepada keluarganya)"
"Aku akan pergi bersama Suho sekarang, aku juga akan membawa beberapa polisi" ucap ayah Irene.
"Aku ikut. Cepat kita harus segera membawa Lami pulang" ucap Irene lalu berusaha bangun dari ranjangnya.
"Sayang kau masih sakit" cegah Suho.
"Tapi aku ingin putriku. Aku tak ingin dia kenapa-napa"
"Percayakan padaku dan ayah, dan Seulgi. Lami akan kembali dalam keadaan baik-baik saja" Irene diam sejenak lalu mengangguk, kemudian Suho membaringkan Irene kembali diranjangnya.
"Baiklah, ayah kita pergi sekarang. Ibu, tolong jaga Irene" Ibu Irene mengangguk. Suho dan ayah Irene pergi atas permintaan Seulgi.
.
.
.
"Tante, kenapa dimatikan? Lami masih ingin bicara dengan bunda" Seulgi mengelus lembut rambut Lami. Ia merasa kasihan, kenapa gadis kecil seperti Lami harus ada ditempat ini? Harusnya ia bersenang senang bersama teman-teman dan keluarganya.
"Lami, kau rindu bunda kan?" Lami mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah, kita temui bunda sekarang" tanpa pikir panjang, Seulgi menggendong Lami lalu pergi dari ruangan Sehun dengan mengendap-endap.Baru beberapa langkah, sebuah teriakan membuat jantung Seulgi berdetak dengan cepat.
"Seulgi!! Mau kau bawa kemana anak itu!!!" Teriak Sehun saat memasuki ruangan dimana ia meninggalkan Seulgi dan Lami.
Seulgi terpaksa berlari untuk menyelamatkan Lami dari para manusia jahat itu.
"Tante, Lami takut" ucap Lami.
"Pegangan sayang, kau pasti akan bertemu dengan bunda" ucap Seulgi, dan Sehun masih berusaha mengejarnya.
.
.
.
Suho dan ayah Irene sudah berada ditempat dimana Seulgi memintanya untuk datang. Sebuah rumah yang cukup besar dan jauh dari kota. Beberapa polisi juga sudah bersiap jika terjadi sesuatu pada Seulgi dan Lami.
"Kita harus masuk, Suho" Suho mengangguk sebagai jawaban. Mereka akhirnya masuk, diikuti beberapa polisi dibelakang mereka.Ditempat lain, Seulgi berusaha membawa Lami untuk keluar dari rumah ini, sampai akhirnya...
DARR!!!
"Akhhhh!" Seulgi menjerit saat peluru itu menembus punggungnya. Ia terjatuh setelah melepaskan Lami dari gendongannya
"Mau lari kemana kau Seulgi" ucap Sehun dingin. Krystal juga datang bersamanya.
"Jangan sakiti tante Seulgi!" Teriak Lami.
"Jangan ikut campur anak kecil, atau aku juga akan menembakmu"
Seulgi marah mendengar itu, ia melayangkan kakinya untuk menendang Sehun saat ia tahu mereka berada dibelakangnya.
"Oh sh*t" Sehun merintih kesakitan saat rasa sakit itu ia rasakan diselangkangannya.
Krystal yang saat itu juga ada disana langsung menjambak rambut Seulgi.
"Mau kau bawa kemana anak itu!!"
Dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
• My Heart Always Will Be Yours || Surene
FanfictionSuho Irene "My Heart Always Will Be Yours"