6 - Mencari Jodoh

24 1 0
                                    

Arwah tidak pernah membayangkan kejadiannya bakal serumit ini. Mulanya ia hanya ingin iseng. Sekarang, bila ia meninggalkan tubuh kasar Lamun, organ-organ tubuh itu akan segera membusuk dalam waktu tujuh hari.

"Sambil menunggu Lamun sadar, bagaimana kalau sekalian mencarikan calon isteri yang baik buat Lamun?"cetus Arwah pada diri sendiri.

Sukses itu baru lengkap dengan kawin. Punya istri, anak, punya sebuah keluarga kecil. Arwah bangga dengan gagasannya itu.

Seiring kualitas hidup yang membaik, tubuh kasar Lamun juga semakin berkualitas. Kulitnya bersih, tubuh atletisnya mendapat bentuk dari gizi yang baik. Ketampanannya menjadi tegas.

Ia dikelilingi banyak wanita. Tapi karena Arwah yang bersemayam dalam dirinya, tubuh itu tidak punya hasrat secara seksual. Kendati demikian, Arwah memperlakukan semua wanitanya dengan baik, kasih sayang dan perhatian yang selayaknya manusia biasa. Beberapa ada yang terang-terangan menawarkan diri jadi kekasih.

Arwah merasa dari sekian banyak perempuan yang ada, Senandunglah yang paling pantas untuk calon istri buat Lamun. Senandung tidak mata duitan. Cantik dan berbudi luhur serta bermartabat. Senandung bisa diharapakan mendukung pertumbuhan usaha Lamun, bukan menghabiskannya.

Lantaran itu ia mulai mendekati Senandung dan mendudukannya lebih spesial dari perempuan lainnya, dalam perhatian dan berbagai hal. Sering SMS-an, mengajak makan malam di bawah candle light, kirim bunga.

Arwah tinggal mengingat-ingat apa yang pernah dilakukan kepada kekasihnya dahulu, sewaktu masih hidup. Bedanya, dulu ia didorong gairah secara seksual. Kali ini ia tidak merasakan apa-apa, hanya termotivasi agar Senandung mencintai sosok Lamun.

"Bila suatu hari Lamun pulang, ia tinggal menyelesaikan bagian akhirnya," kata Arwah mantap.

Di lain pihak, Senandung diam-diam tertarik pada sosok Lamun jauh hari sebelumnya, tapi ia tidak berani mengungkap. Disimpannya kekaguman itu dalam hati.

Tiba-tiba mendapat perhatian istimewa, Senandung seakan mendapat lisensi mengelola Lamun dalam perasaannya.

Terakhir kali, ia juga mulai tidak merasa canggung membawa Lamun dalam khayalnya dan berharap Lamun hadir dalam setiap mimpi malamnya. (*)

Lamunan si LamunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang