Entah sudah berapa banyak kali ia melirik arlojinya, waktu serasa lamban bergerak. Lamun mondar mandir di teras rumahnya.
Sebentar-sebentar masuk lagi ke kamarnya berdiri di depan cermin, meneliti apa yang perlu dirapikan dari penampilannya. Mengendus keteknya dan kembali menyemprotkan minyak wangi untuk kesekian kalinya.
Selalu saja Ia merasa kurang yakin dengan beberapa semprotan sebelumnya. Lamun memuji seulas senyumnya di cermin, lalu berjalan keluar, kembali ke teras, melongok ke sebuah bangku di taman mimpi. Masih kosong.
Biasanya Senandung datang sekitar pukul 24.00 nyaris setiap malam. Kalau sudah menjelang tengah malam, Lamun mandi dan mengenakan busana terbaiknya, melumurkan wangi-wangian termahal lalu nongkrong di taman rumahnya menunggu Senandung hadir di bangku taman mimpi.
Meski kejadianya hanya saling pandang dari kejauhan Lamun merasakan sensasi keindahan perasaan yang dahsyat. Lamun merasa diperhatikan, dipedulikan. Ia merasa berarti. Untuk pertama kalinya rasa itu ia kecap sepanjang hidupnya.
Dalam alam khayal, ia memang memiliki istri dan anak, tapi semua itu adalah dirinya sendiri jua. Mereka--istri dan anak-anaknya--semua bertindak dan bersifat sesuai keinginan yang diinput oleh program khayal Lamun. Mereka tidak punya kepribadian yang otonom. Mereka tidak lain adalah pengejawantahan cinta Lamun pada dirinya sendiri.
Lamun mulai menyadari itu sejak kehadiran Senandung. Lamun ingin mendapatkan cinta dari orang lain selain dirinya sendiri. Ia ingin dicintai seseorang dengan cara orang lain itu mencinta, bukan sesuai cara yang diinginkan dirinya sendiri. Cinta yang tulus, yang hadir dari perasaan seseorang kepadanya.
Lamun telah memetik sebuah pelajaran bahwa untuk mencintai diri sendiri, tidak ada yang dapat mengalahkan diri sendiri. Mencintai diri sendiri ternyata membuat kesepian, menciptakan tembok alienasi dari cinta orang-orang di sekitarnya.
Di dunia khayal, semua bekerja sesuai keinginannya tanpa ada penentangan. Hidup monoton, tidak ada variasi, tidak ada kejutan.
Perhatian Senandung membuat hatinya semarak, warna-warni. Ia jadi sibuk membuat dirinya pantas untuk mendapat perhatian. Lamun menjadi sangat bergairah, semisal, ia mulai rajin mematut dirinya di cermin, bersolek, mencoba berbagai gaya senyum.
Keseringan dibesuk, kehadiran Senandung bagi Lamun lama kelamaan menjadi semacam candu. Sekali saja Senandung absen, Lamun merasa seperti seonggok sampah di keranjang mewah. (*)

KAMU SEDANG MEMBACA
Lamunan si Lamun
FantasiLamun merantau ke negeri khayali. Di sana ia berubah menjadi orang kaya raya dan menikah dengan dirinya sendiri. Tapi cinta kepada seorang wanita telah membuatnya kembali ke dunia realitas meski harus menjadi jembel.