chapter 3

4.5K 432 3
                                    


.
.
.
Sehun pov
Setelah sampai di apartemen dia meminta izin membersihkan diri di kamar   mandi kamarku.
" ambilah piamaku di lemari, pakianmu belum dipindahkan ke sini jadi kau bisa pakai pakianku dulu"
" emm gomawo, nanti akan kusiapkan air untukmu"
Aku hanya diam mengamatinya yang mulai memasuki kamar mandi setelah mengambil piamaku sembarang. Aku pun duduk di pinggir ranjangku

" jangan kasar ya hun kekekw"Entah kenapa ucapan eomma terputar sendiri dalam otakku, ya ampun malam pertama ya, aish aku tidak boleh memikirkan ini, bisa bahaya untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" jangan kasar ya hun kekekw"
Entah kenapa ucapan eomma terputar sendiri dalam otakku, ya ampun malam pertama ya, aish aku tidak boleh memikirkan ini, bisa bahaya untukku. Belum tentu juga dia mau- ya ampun hentikan sehun kau kelewatan!!!
" hyung, airnya sudah siap" katanya yang telah segar memakai piamaku yang jelas terlihat kebesaran dan memperlihatkan belahan dadanya yang ku akui itu terlihat indah.
"- hun hyung, kau tidak ingin mandi?"
" neh?, baiklah aku akan mandi"
Aku pun bergegas ke kamar mandi untuk mendinginkan kepalaku yang mulai panas karena belahan dada,- ya ampun hentikan otak mesum sialan !!!
.
.
Kai pov
Aku menunggunya sambil menyandar di head bed, sungguh aku benar benar takut , apa ia akan meminta malam pertama, ya ampun apa yang ku fikirkan aku belum siap untuk melakukannya di saat fikiranku seperti ini,
Ckek
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan nya dengam handuk sebatas pinggang. Ya ampun aku takut, aku pun mulai menutup mataku malu
" hei, apa kau malu" katanya menyadari tingkahku
Dan aku hanya menunduk sambil mengangguk kucil
" ya ampun lucunya istri ku, kau mau melihatku tanpa sehelai benang?" tanya ku menggodanya dan ia menggeleng ketakutan , aku hanya tertawa sambil memakai celana pendekku.
"Hei buka  matamu, aku sudah selesai" kataku ikut duduk di sampingnya . seketika ia menoleh dan kaget saat melihat ku masih topoless
," jangan kaget ya aku terbiasa tidur tanpa baju."
Ia pun menunduk lagi, kami diam beberapa saat.
" hyung a ada yang ingin ku tanya kan boleh kah?"
" tentu, kau kan istriku, jadi kau boleh bertanya tanpa minta izin dulu "
" emmm, maaf sebelumnya jika lancang.

Bagaimana hubunganmu dengan luhan hyung?" ia tampak kaget mendengarnya
" kau mengenalnya? "
" aku sahabatnya, dia pernah memperkenalkanmu padaku dulu , sungguh saat ini perasaanku benar benar kalut, bagaimana bisa aku menikahi kekasih sahabatku, aku benar benar minta maaf sudah menjadi orang ketiga, aku mungkin bahkan sudah merusak semuanya, maka sebelum aku lebih banyak melukai perasaan banyak orang, aku mengatakan ini pada mu"
Ia hanya diam sambil menghirup nafas yang tetdengar berat.
" kai dengarkan aku , aku audah tidak berhubungan lagi dengannya sejak satu tahun yang lalu"
" b bagaimana bisa, luhan selama ini selalu bercerita tentangmu yang hilang kabar, ia tidak mengatakan berakhir denganmu, kau tau  ? Ia masih mengharapkanmu sampai saat ini, ia menunggumu , bagaimana ini bisa terjadi?"
" bagaimana bisa, aku mengakhirinya saat ia memilih mengejar mimpinya di prancis, aku kecewa saat itu dan tidak pernah berhubungan lagi dengannya sampai saat ini. Sungguh aku sudah berakhir dengannya"
" bisakah aku mempercayaimu?" tanya ku ragu
" percayalah padaku, aku suamimu dan aku akan terbuka mengenai apapun kepadamu, sebelumnya ku akui sebagian dari hatiku telah hilang di bawa luhan, aku belum bisa melupakan dia sepenuhnya, tapi aku tidak pernah berfikir sama sekali untuk kembali ke padanya. Lukaku belum sembuh sepenuhnya kai kekecewaan itu masih ada hingga kini, untuk itu aku tidak pernah mencoba untuk terbuka lagi pada siapapun sejak saat itu. Kai kau istriku, pilihan ke dua orang tuaku aku percaya kau adalah takdirku yang terbaik karena kedua orang tuaku yang memilihmu, meski ini bermula dari perjodohan aku tidak pernah manganggap ini sebagai permainan, aku serius menikahimu dan membangun keluaga ini denganmu , aku menerimamu sebagai istriku, aku menerimamu dari hatiku, bisakah kau juga melakukan hal yang sama?"
Ia hanya diam dengan mata berkaca- kaca
" bisakah...."
" cukup percaya padaku, bisakah kau percaya padaku?"
Ia hanya diam dalam waktu yang lama , namun akhirnya mengangguk
Akupun memeluknya erat
" aku takut melukai banyak orang, terutama luhan"
" kau tidak melukai siappun"
Kataku mencium pucuk kepalanya, ini terasa nyaman sekarang
" aku belum siap mengakui hal ini padanya"
" lakukan saat kau siap"
" aku takut"
" jangan takut pada apa yang belum kau lihat"
Dia hanya mengangguk dan mulai menyamankan posisinya di dadaku.
" ayo kita tidur hari ini cukup melelahkan"
Dia hanya diam dengan wajah mengantuk dan mulai merebahkan dirinya, aku menyelimuti tubuh kami berdua dan mencium keningnya
" selamat malam"
..
.
..
Kau mungkin bukan siapa siapa di hatiku saat ini tapi aku yakin kau akan bisa memenuhinya sampai saat itu tiba. Jadi aku mohon bersabarlah..... Aku berjanji untuk itu, kau labih dari apa yang kau anggap mengenai dirimu sendiri.


DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang