Chapter 6

3.5K 341 8
                                    

HunKaiHunKaiHunKai and others, BL, gaje , Mpreg ,OOC
.
.
.
Sehun's pov
" maaf ya , pengalaman pertama kita tidak berjalan mulus, emmm kita lanjutkan nanti. Aku akan membuka pintu dulu" chuuup sekali lagi aku mengecup bibirnya dalam sebelum benar benar keluar kamar untuk membuka pintu, aku senang sekali rasanya, ya ampun jantungku , tenanglah, ayo hun tarik nafas dan keluarkan perlahan, hah.
..

Ting tong ting tong
Aku bergegas membuka pintu apartment setelah menenangkan hatiku , aku segera melihat di layar intercom dan kulihat disana seorang lelaki mungil berkulit putih memakai topi, dari sini aku hanya bisa melihat bagian belakangnya saja, tapi aku tau siapa itu. Akupun menghembuskan mafasku karas dan bergegas membuka pintu untuknya.
Cklek
Diapun buru buru membalikkan badannya menghadapku, menatapku sejenak dan menunduk lagi
" maaf t tuan, saya dari rose cafe, benarkah anda tn Oh yang tadi memesan di cafe saya?" tanyanya gugup karena aku hanya memasang wajah datarku, sungguh, aku masih kesal mengingat acara ku dan kai gagal gara gara ada pengantar makanan, walaupun aku sendiri yang memesan, tapi sungguh, timingnya tidak tepat sekali, membuat kesal saja.
" semuanya seratus ribu won tuan"
" hm" akupun hanya menerima bungkusan plastik itu dan segera menyerahkan uangnya sesuai total yang ia sebutkan tanpa berniat mengucapkan apapun
" terimakasih tuan saya permisi, selamat menikmati" ia bergegas pergi dari depan pintu apartmenku. Segera aku menutup pintu dan membawa makanannya ke dapur untuk disajikan dalam piring,
" siapa yang datang hyung?" kata kai saat aku melangkah memasuki dapur, ia tampak segar setelah mencuci wajahnya, masih menggunakan piama seperti saat aku membangunkannya tadi.
" ini , pengantar makanan" kataku sambik menunjukkan  bungkusan plastik di tanganku
" sini biar aku sajikan, hyung duduk saja" akupun menyerahkan bungkusan itu dan melangkah untuk duduk di salah satu kursi di meja makan, sambil memperhatikan ia yang dengan telaten menuangkan makanan itu dalam piring
" ini hyung, mari makan" katanya menyajikan makanan itu di depanku sambil menyiapkan minum untukku.
" hmm"kataku masih terbawa suasana hatiku yang tadi
" kebetulan sekali aku sedang ingin makan ayam, gomawo hyungah" katanya ceria sambil memakan makanannya dan aku hanya menganggukkan kepalaku sambil mulai menyuapkan makananku
" kau kenapa hyung? Kenapa tidak seperti tadi, "
" entahlah, aku tidak mood saja"
" hei , apa yang merusak moodmu? Ayo cerita padaku"
" huh, entahlah aku sebal saja dengan pengantar makanannya"
" kenapa , apa orangnya tidak sopan?"
" bukan seperti itu"
" lalu?"
" hhhh dia sudah menganggu kita tadi saat dikamar, dan aku sebal sekali saja karang" kataku mengaku pada akhirnya
" hmmpppp kau ini ada ada saja hyung" katanya menahan tawa
" itu menyebalkan , kau tahu"
" iya iya , maaf" kamipun saling terdiam setelahnya menghabiskan sisa makan malam kami
.
.
.
Aku melangkahkan kakiku ke tempat tidur setelah selesai membersihkan diriku, disana kulihat kai yang sudah siap dengan baju tidurnya, masih bersandar di head bed sambil menonton acara musik
" sudah selesai hyung? Mau ku pijit bahunya?"  tawarnya saat aku mendudukkan tubuhku sisebelahnya
" tidak usah, besok saja kalau kau sudah sembuh benar, ayo sekarang tidur, kau harus tidur lebih awal, biar cepat sembuh"
" aku belum ngantuk dan aku sudah tidur seharian tadi"
" ya sudah, temani aku berbaring saja" aku menariknya untuk berbaring di sebelahku dan entah keberanian darimana aku merengkuhnya dalam pelukanku, menenggelamkan wajahnya di dadaku
" h hyung?" bisiknya
" hn?"
" aku suka pelukanmu hihi rasanya nyaman dan hangat sekali" aku hanya tersenyum mendengarnya
" ohya, bagaimana dengan penawaranku sore tadi, kau mau yang mana?"
" aku bingung, boleh ku jawab 3 hari lagi?"
" kau ini dasar, baiklah 3 hari sejak hari ini, ara?"
" hmm, ara" aku mulai mengelus rambutnya pelan dan dia semakin menyamankan posisinya
" oh iya hyung" katanya mendongakkan wajahnya dan aku menundukkan wajahku memandang wajahnya
" neh?"
" emmm a ani" katanya mengalihkan pandangannya dari ku
" hei ada apa" kataku menarik wajahnya untuk kembali menatapku, ia hanya diam sambil mengelus pipiku , ia mulai merangkum wajahku dan mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku tau dia gugup dan ragu maka aku ikut menarik sebelah pipinya, ikut mendekatkan wajah kami . kami bisa saling merasakan hembusan nafas kami masing masing, akupun semakin memajukan wajahku mengecup bibirnya lama, dengan lembut aku mulai menggerakkan bibirku melumat bibirnya yang manis, sungguh ini menyenangkan sekali, bibirnya manis dan lembut sekali, aku semakin berani melumat bibir bawahnya saat kurasa ia juga mulai melumat lembut bibir atasku.kami saling melumat dengan lembut, saling menyelami rasa masing masing, detik berikutnya aku mulai berani melibatkan lidahku dalam permainan kami, membuat tubuhku makin meremang saat kurasa lidahnya menyambutku dimulut hangatnya , kami saling terlarut sampai kurasa ia mendorong dadaku pelan, kahabisan nafas
Akupun melepaskan ciuman kami dan mengelap bibirnya yang basah
" mulai sekarang, bibir ini milikku, jangan biarkan siapapun menyentuhnya kecuali aku, araso?"
" mmm" akupun mencium keningnya dan mulai kembali memeluknya , mencium kepalanya dalam,
" gomawo, sekarang tidur dan bangunkan aku besok pagi"
" neh, jaljayo hyung ah"
" neh, nado"
Sungguh aku sedikit menyesal sebenarnya, seharuanya aku bisa memperlakukannya lebih baik dari dulu, bukannya menganggapnya sebagai teman yang tinggal bersamaku disini dalam satu atap, dia istriku, dia berbeda, lebih dari sekedar teman kencan, mengapa untuk memperhatikannya harus melihat ia sakit lebih dulu
, maafkan aku kai, aku berjanji akan belajar lagi dalam kisah kita ini, akupun mulai menyusulnya menjemput mimpi , semoga ini menjadi awal yang baik untuk kami.
.
.
.
Tbc

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang