chapter 9

3.6K 282 26
                                    

Hunkaihunkaihunkai
Xunxunxunxunxunxun
Kaikaikaikaikaikai
.
.
.
“Ke kamar mandi sebentar hyung ,m milikku keras hyung. Aku tidak bisa tidur jika begini" katanya sambil menunduk, akupun tersenyum menahan geli mendengar pengakuan jujurnya, akupun menariknya kembali berbaring dibawahku
"Sesuai kesepakatan kita, mungkin satu ronde tidak masalah" kataku sebelum membungkam bibirnya yang akan menyampaikan sesuatu dengan ciuman basahku, semoga ini menjadi awal yang lebih baik lagi ya tuhan, doaku sebelum terlarut dalam ciuman yang semakin panas dengan istri sexyku haha bolehkan aku menyebutnya seperti itu????
" untuk apa kau punya suami tampan jika kau menyelesaikan urusanmu sendiri di kamar mandi" bisikku sambil melumat telinganya
"Hyyyuungggghhhhh ssshh"
.
.
.
.
Entah sejak kapan kedua anak adam itu sudah saling bergulat  dengan panas, saling  memakan satu sama lainnya
"H hyuuungghhh sss akh" lirih si lelaki manis saat bibir panas sang suami mulai mengecupi daun telinganya lagi dan melumatnya bersemangat.
Si pucat kembali mengarahkan bibirnya untuk melumat bibir si lelaki tan tak kalah panas, saling melumat, memagut, menghisap dan menggigit begitu menggairahkan.
"H hyuuunghh" kata si lelaki tan disela lumatan bersemangat si pucat, dan hal itu membuat si pucat semakin bersemangat mengerjai si tan.
Sehun lalu mengarahkan tangannya melepas pengait baju yang hanya terpasang tiga buah itu,untuk  selanjutnya  dilempar asal  kelantai, lalu menyingkap  selimut yang  sedikit  melilit di  tubuh  mereka.
....

Kai ' s  pov
“hhyung a aku malu, jangan seperti ini” kataku mengalihkan   pandanganku darinya yang menatapku dengan wajah merah dan mata gelapnya.
“gwaenchana , biarkan aku mengagumi setiap bagian dari dirimu.” Katanya serak seraya tangannya mulai mengelus tubuhku dimulai dari leher lalu turun ke pundak,dada ,mengelus nipleku sebentar lalu membelai perutku, turun ke paha lalu betisku, kulihat ia menenguk ludahnya susah disela kegiatannya.
“sshhh hyung , geli” kataku saat ia mulai mengecupi pergelangan kaki kananku keatas , semakin ke atas, ke betis bagian dalamku menuju paha dalamku, sungguh aku malu sekali, entah mengapa bibir kurang ajarku terus mengeluarkan eluhan eluhan lakanat yang  membuarku seperti seorang slut.
Aku menggigit bibirku semakin keras saat sehun mulai membuat kissmark dipaha dalam bagian atasku, hampir dan sangat dekat dengan bagian pusatku, bahkan aku bisa merasakan nafas hangatnya dipusatku.
“Kau tidak ingin mengeluarkan suaramu?” tanyanya mulai mengelus pusatku yang sudah mulai tegang sepenuhnya
“aku malu akh hyuuunggghh” teriakku saat ia mulai menjilati pusatku dengan begitu menggoda , hanya menjilat tanpa niat memasukkannya ke mulut, gatal sekali rasanya , tapi aku malu jika memintanya melumat pusatku, ugghhhh sungguh rasanya gatal sekali, akupun semakin menggigit bibir bawahku sambil mencengkeram spray di sisi kanan kiri tubuhku. Ku rasakan ia menaikkan kecupannya ke perutku setelah sedikit memberi remasan pada ballsku yang sekeras batu. Kecupannya semakin naik, mampir sebentar di dadaku, menjilatnya sebentar bergantian, lalu naik lagi ke pundakku lalu ke leher.
“Kai, balikkan tubuhmu” katanya sambil membuat tubuhku tengkurap di ranjang.
.
.
.
Sehun' s pov
Aku mulai mengecupi punggung mulusnya yang indah, sungguh aku faham sebenarnya jika ia sudah sangat gatal , tapi ia terlalu malu untuk mengatakannya, seandainya ia memintaku melumatnya dibagian manapun, pasti akan kulakukan, tapi aku ingin dengar ia sendiri yang memintanya padaku
“ kai ah, aku tidak tahu apa yang kau inginkan jika kau tidak  mengatakannya” kataku sambil melanjutkan kecupanku ke pipi bawahnya yang menggoda, tubuhnya benar benar sempurna, kulitnya yang berwarna tan terlihat mengkilap karena peluhnya.
Aku memulainya dengan mengecup kedua belah pipi bawahnya , lalu tanganku ikut serta meremasnya lembut, membuat ia sedikit menggeram menahan suaranya, merdu sebenarnya , tapi ia terus menggigit bibirnya agar suara itu tidak terdengar. Dengan gemas aku mulai membuka belahan pipi bawahnya, sedikit mengintip hole pinknya yang berkedut menggoda.
“ tekuk lututmu sayang aku ingin melihat hole indahmu” kataku membantunya menekuk kudua lututnya agar menungging di depan wajahku.
“ aku malu hyung” katanya menyembunyikan wajahnya dibantal saat aku sudah berhasil membuatnya menungging di depannku, aku menjilat bibirku yang kering saat melihat lagi hole merah nya yang berkedut mengundangku, akupun memajukan wajahku ke holenya, menyapanya dengan jilatan pelan yang berhasil membuatnya meneriakkan namaku, membuatku semakin bersemangat mengeksplorasi bagian dalammya dengan lidahku, menusuk nusuknya dalam dan sesekali menghisap dan melumatnya, membuatnya semakin tak terkendali , ia melengkungkan punggungnya saat sampai sambil meneriakkan namaku, indah sekali, tubuh sintal penuh lekuk yang sekarang berkilau karena peluh itu melengkung dengan indah , sedikit berhetar karena puncak yang diraihnya. Akupun membalikkan tubuhnya yang masih lemas agar terlentang untuk mencium bibirnya lagi. Kami terus berciuman sampai kurasa ia sedikit menarik rambutku karena nafasnya habis, aku mengecupnya sekali lagi sebelum mengakhirinya.
“ kai, aku menginginkanmu sekarang, bolehkan?” kataku menatapnya  dalam, dan ia hanya mengangguk dengan wajah memerah malunya, tangannya yang sedikit bergetar ia letakkan di pinggang celanaku dan diturnkannya perlahan , bersama underwearku, membuatnya terkejut dengan wajah merona karena ukuranku, membuatku tidak bisa menahan senyum miring yang tiba tiba hadir di wajahku.
“ kau puas sayang” kataku yang hanya dibalas dengusan nafas sebalnya, tangannya perlahan turun memijat sesikit pusatku sambil menatapku malu
“ h hyung haruskah?” tanyanya sambil menggigit bibir bawahnya, membuatku tidak sabar menyatu dengannya.
“Ani, aku ingin langsung didalammu” kataku melepas celana yang menggangtung di kakiku dan memposisikan dirinya di bawahku , melumat bibirnya kembali , lalu turun ke dadanya , menyusu disana, membuatnya berteriak keenakan. Kulihat pusatnya yang kembali keras, akupun mulai membuka lebar kakinya, memposisikan pusatku di depan holenya yang sudah basah, dengan tanganku aku menuntun pusatku memasuki hole ketatnya, sungguh, hole perawan yang terbaik, baru kepalanya saja yang masuk tapi sudah  membuatku ingin klimaks,
“ hyunghhh ssss” dahinya mengernyit sakit dan sudut matanya berair, membuatku memusatkan perhatianku pada bibirnya lagi, mengalihkan fokusnya, kami mulai saling melumat lagi, membelit lidah, tanganku memberi service pada pusatnya yang terabaikan dan sebelah tanganku memelintir pucuk dadanya yang sekeras batu. Sambil melakukan itu, aku mulai memasukkan pusatku dalam sekali hentak, membuatnya langsung melepaskan ciuman kami, melesakkan wajahku kesisi leherku , menggigit leherku, sungguh ini sakit, bukan hanya leher tapi pusatku juga karena ototnya yang menegang membuat pusatku ngilu, ia pasti lebih sakit dari ini, aku hanya diam mbiarkannya menggigit  leherku selama ia mempersiapkan diri.
“ kaiah, boleh aku bergerak, aku sudah tidak kuat” kataku , dan ia melepaskan gigitannya, menatapku berkaca kaca dan bibir mencebik
“ hahaha, ani, maaf aku bercanda, take your time” kataku menciumi keningnya berkali kali sampai kurasa ia mulai relax, aku menarik diriku sedikit dan menghentak dengan pelan mbuatnya langsung memeluk punggungku, sungguh ini nikmat sekali, holenya yang indah itu hangat, erat dan ketat, membuatku mempercepat ritmeku menusuknya
“ h hyungghhh, akh, di disanahhh”
“ yes, i got it” kataku tersenyum miring menghentak ditempat yang sama, membuatnya bersuara keras yang menggambarkan betapa ia tengah keenakan saat ini
“ hhyunggg aku, akan Akhh hyuuunggghh” teriaknya saat sampai di puncak, akupun berhenti sejenak memberinya jeda menikmati dunia putihnya, sementara pesatku diremas kuat karena efek klimaksnya, membuatku langsung sampai dipuncak dengan 5 tusukan terakhirku, menggerakkannya pelan saat kurasa sesuatu masih keluar dari pusatku yang berakhir dengan 6 kali tembakan membuatku menggeram puas dan dia mendesah lega, akupun mengeluarkan pusatku, menarik selimut menutupi tubuh bawah kami,
“ gomawo, aku sangat terkesan “ kataku mencium pucuk kepalanya dan ia hanya mengangguk membenamkan wajahnya didadaku dan memelukku makin erat, mulai memejamkan matanya,
Hah jam 00.30 dinihari, itu yang kulihat di jam dinding sebelah kananku sebelum aku tidur.
.
.
.
Tbc, sorry banget, gak ada hot hotnya, bingung banget soalnya mau nulisnya gimana, hahaha semoga suka, jangan lupa rcl ok
Jangan lupa bahagiaaaaaaa

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang